bab 22

397 34 0
                                    

Theodore menggenggam tangan Edrea dan membawanya keluar dari restoran itu. Ia tidak akan membiarkan wanita itu kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi. Theodore tahu kalau sejak awal Edrea sudah tidak nyaman berada di sana, dan kejadian yang baru saja terjadi pasti membuatnya semakin tidak nyaman.

Ketika mereka sudah berada di luar restoran dan sedang berjalan menuju parkiran, Edrea memanggil Theodore yang masih menggenggam tangannya dengan erat dan berjalan di depannya.

"Theo, aku bisa pulang sendiri."

"Tidak, aku harus mengantarmu pulang lebih dulu. It's almost midnight, Dre. Kamu sekarang berada di Paris, bukan di Berlin. Aku tidak akan membiarkan kamu pulang sendiri," balas Theodore sambil menghentikan langkahnya dan menoleh pada Edrea.

"How about Jeanie, then?"

"Aku akan menyusulnya setelah aku mengantar kamu sampai ke hotel."

Edrea berpikir kalau ia membolehkan Theodore untuk mengantarnya pulang sekarang, semuanya akan lebih cepat dan pria itu akan menyusul Jeanie setelah itu.

"Tapi setelah ini kamu segera menyusul Jeanie, ya," ucap Edrea setelah mereka berada di dalam mobil Theodore.

Theodore pun mengangguk.

*.*.*

Setelah Theodore mengantarkan Edrea kembali ke hotel tempatnya menginap dan memastikan kalau Edrea sudah masuk ke dalam hotelnya, ia pun langsung menghubungi Jeanie. Dua puluh panggilan yang dilakukan Theodore, dan ia tidak mendapatkan satu jawaban pun dari Jeanie. Theodore pun berpikir kalau akan lebih percuma lagi kalau ia mengirimkan pesan untuk Jeanie, maka ia memutuskan untuk pergi ke apartemen Jeanie karena ia berpikir kalau hanya apartemen Jeanie yang menjadi satu-satunya tempat dimana Jeanie berada sekarang.

Setengah jam waktu yang diperlukan Theodore untuk sampai ke apartemen Jeanie. Ia memarkirkan mobilnya, lalu masuk ke dalam apartemen, dan menuju ke kamar apartemen Jeanie. Ia tahu nomor dan lantai berapa kamar apartemen Jeanie berada karena ia pernah sekali pergi ke sana untuk membicarakan mengenai pekerjaan dan mengobrol ringan dengan Jeanie.

Setelah sampai di depan kamar apartemen Jeanie, ia menekan tombol bel dan berharap kalau Jeanie ada di dalam dan membukakannya pintu. Lima belas menit Theodore berdiri di depan pintu kamar Jeanie dan menekan tombol bel sebanyak lima kali, tapi ia sama sekali tidak mendapat respon. Ketika ia ingin menekan tombol bel untuk keenam kalinya, Jeanie pun membukakan pintu.

Hal pertama yang Theodore lihat dari Jeanie ketika ia membuka pintu kamar apartemennya adalah mata Jeanie yang sembap dan make up yang sudah dihapus olehnya.

*.*.*

"Jean, are you okay?" tanya Theodore ketika ia sudah berada di ruang tamu kamar apartemen Jeanie.

Jeanie yang sedang mengambil segelas air untuk Theodore di dapur tidak menjawab pertanyaannya. Ia bukannya tidak mendengar pertanyaan Theodore, tapi karena dia tidak tahu harus menjawab apa. Ia bingung, haruskah ia berkata jujur pada Theodore kalau ia sedang tidak baik-baik saja, atau ia sebaiknya mengatakan yang sebaliknya?

Jeanie memutuskan untuk mengatakan yang sebaliknya, "I'm okay, Theo." Ia meletakkan segelas air untuk Theodore di meja ruang tamu, lalu duduk bersamanya.

"Aku tahu kamu tidak, Jeanie. You know, you can talk to me about everything. Kamu bisa cerita tentang apa yang sedang kamu pikirkan, rasakan, atau apapun. Kemarin kamu bilang kalau aku boleh cerita tentang apapun ke kamu, kalau begitu, kamu juga boleh melakukan hal yang sama padaku, Jeanie."

Jeanie menatap Theodore. Ia berusaha untuk tidak menangis lagi, tapi ia gagal. Kali ini dia merasa gagal menyembunyikan perasaan sedihnya di depan orang lain. Ia merasa gagal untuk tetap bersikap baik-baik saja. Ia juga merasa gagal untuk tetap tersenyum, ceria, dan tertawa meskipun keadaan hatinya sedang kacau. Untuk kali ini, ia merasa gagal melakukan semua yang biasanya ia berusaha lakukan di depan orang lain.

"Jeanie?"

"No, I'm not okay at all, Theo," ucap Jeanie dengan sangat pelan tapi Theodore dapat mendengarnya.

"Can you stay here with me this night? I need someone to talk with, except myself," sambungnya.

*.*.*

Retrouvaille ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang