bab 6

843 59 0
                                    

Theodore

Papa: Theodore, malam ini kamu pulang dari kantor jam berapa?
Theodore: Sebentar lagi saya akan pulang, Pa. Ada apa?
Papa: Bisakah kamu singgah di rumah sebentar? Papa ingin membicarakan mengenai rencana pendistribusian kain itu.
Theodore: Baik, Pa, saya akan singgah di rumah sebentar nanti.

Aku tidak tahu apakah orang lain pernah berpikir mengenai hubunganku dengan Papa baik-baik saja atau malah terlihat buruk. Aku sudah tidak benar-benar memiliki hubungan yang baik ataupun dekat dengannya sejak beberapa tahun yang lalu. Tentu saja aku dekat sekali dengan Mama, dan aku bukanlah anak durhaka ataupun anak yang tidak berbakti pada kedua orang tuaku.

Mama mengalami Intrauterine Fetal Death* ketika beliau mengandung kakakku, Patrice. Beliau menceritakan mengenai hal itu padaku beberapa tahun yang lalu dan aku masih bisa merasakan kesedihan Mama yang ada sampai saat ini. Aku lahir lima tahun setelah kejadian itu. Mungkin di satu sisi, kedua orang tuaku sangat senang karena aku lahir dan bisa menemani mereka, tapi di sisi lain... aku tidak tahu.

Di awal Papa mulai bersikap dingin dan menjaga jarak denganku, aku penasaran dengan alasannya sehingga aku bercerita dan bertanya pada Mama. Sayangnya, Mama juga tidak tahu alasan Papa bersikap seperti itu. Aku tidak pernah bertanya pada Papa mengenai hal ini karena aku tahu kalau beliau tidak akan menjawab dengan jawaban yang sebenarnya.

Aku memarkirkan mobilku tepat di depan pagar rumah orang tuaku. Aku masuk ke dalam rumah dan ternyata Papa sudah menunggu di ruang keluarga.

"Kita bicara di ruang kerja Papa saja, Theodore," ucapnya sambil beranjak dari sofa tempatnya duduk tadi.

"Baik, Pa."

*.*.*

"Jadi, apakah kamu sudah memberitahu Jeanie mengenai keputusan akhir rencana pendistribusian kain ke beberapa perusahaan kain yang dikelola oleh desainer di beberapa negara dan wilayah di Prancis itu?"

"Belum, Pa, tapi saya akan memberitahunya malam ini."

"Boleh Papa lihat berkas-berkas mengenai rencana pendistribusian kain itu?"

Aku menyerahkan berkas-berkas itu padanya dan kira-kira sepuluh menit waktu yang ia butuhkan untuk membaca keseluruhan berkas-berkas yang dibuat oleh Jeanie.

"Oke, apa keputusan kalian mengenai rencana pendistribusian kain ini, Theodore?"

"Menurut Jeanie, perusahaan-perusahaan kain yang tercantum dalam daftar itu layak untuk mendapatkan kain yang kita produksi bersama. Ia menjelaskan bahwa ia sudah melakukan beberapa observasi terhadap perusahaan-perusahaan itu. Beberapa diantaranya adalah perusahaan yang dikelola oleh desainer terbaik yang mampu menghasilkan pakaian yang cukup banyak dengan kualitas bagus dan diminati banyak orang setiap tahunnya."

"Lalu, apa pendapat kamu, Theodore?"

"Menurut saya, beberapa perusahaan yang tercantum dalam daftar itu memang layak untuk mendapatkan kain yang kita produksi bersama, dan layak untuk menerima kita sebagai pemasok kain utama mereka. Tapi, kita tidak mungkin menjadi pemasok kain utama untuk dua ratus perusahaan kain yang tercantum di sana, Pa. Maka dari itu, keputusan akhir yang kemungkinan besar akan saya beritahukan pada Jeanie nanti adalah, saya hanya akan memilih seperempat dari dua ratus perusahaan itu yang layak menerima kita sebagai pemasok kain utama mereka. Kita tetap akan mendistribusikan kain yang kita produksi ke dua ratus perusahaan kain itu, tapi tidak dengan menjadi pemasok kain utama untuk mereka semua."

"Bagaimana kriteria kamu memilih seperempat dari dua ratus perusahaan kain itu?"

"Pertama, kita akan mendistribusikan kain yang kita produksi ke dua ratus perusahaan kain, lalu saya akan membuat sebuah syarat untuk para desainer yang mengelola perusahaan-perusahaan kain itu. Syaratnya adalah, mereka harus menghasilkan setidaknya lebih dari lima pakaian dalam satu tahun ini menggunakan kain yang kita produksi. Pakaian-pakaian tersebut harus memiliki nilai jual yang tinggi dan diminati oleh masyarakat. Setidaknya empat dari pakaian yang mereka hasilkan memenuhi syarat tersebut. Lalu, jika mereka berhasil memenuhinya, maka perusahaan kita dan perusahaan kain Adayana's Co. akan menjadi pemasok kain utama untuk perusahaan-perusahaan kain itu. Jika mereka tidak berhasil memenuhinya, maka kita tidak akan menjadi pemasok kain utama untuk mereka. Kerjasama kita dengan perusahaan-perusahaan kain itu akan berlaku sampai dua tahun ke depan."

"Setelah dua tahun ke depan terlewati, kita akan kembali menyusun rencana baru mengenai pendistribusian kain ke perusahaan-perusahaan kain lainnya," lanjutku.

"Kalau begitu, apakah kita akan memutuskan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan kain yang terpilih dan tidak terpilih itu setelah dua tahun ke depan terlewati?"

"Tentu saja tidak, Pa. Perusahaan-perusahaan kain yang terpilih di tahun ini akan tetap bekerjasama dengan kita, sedangkan perusahaan-perusahaan kain yang tidak terpilih di tahun ini boleh tetap masuk dalam daftar rencana pendistribusian kain di dua tahun mendatang bersama dengan perusahaan-perusahaan kain yang baru."

Papa mengangguk-angguk sambil kembali melihat berkas-berkas yang sebelumnya ia letakkan di meja kerjanya.

"Baiklah, Papa kurang lebihnya setuju dengan pendapat kamu, Theodore. Kamu boleh segera memberitahukan Jeanie mengenai pendapat dan keputusan kamu supaya kita bisa dengan segera melakukan pendistribusian ini," ucap Papa setelah berselang beberapa menit.

"Baik, Pa."

*.*.*

Intrauterine Fetal Death: kondisi janin yang meninggal di dalam kandungan setelah kehamilan berusia dua puluh minggu.

Retrouvaille ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang