33. What if Kevin....

883 76 17
                                    

Gue baca-baca banyak yang kangen Kevin nih

Hohoho okelah

Apa jadinya kalau Kevin masih hidup & bertemu si kembar?

Disini Ace Alice berumur 3 tahun

Capcus?
Lets go
_________________________________________
Keluarga Vane sedang berbelanja di supermarket. Sarah lagi nyari shampoo mawar favoritnya sedangkan suami dan anak sulungnya sibuk main hape, capek nungguin Sarah.

Anddd si kembar seperti biasa.
Kabur

"Ray! Tangkep mereka!", suruh Sarah menunjuk anak-anaknya yang kabur dari lorong peralatan mandi. Anak sulungnya yang berumur 19 tahun tidak dapat berkutip, diapun menyusul adik-adiknya sambil menghela nafas. Ga habis pikir ama Ace Alice

Padahal mereka berdua mungil dan keliatan menggemaskan, tapi dibalik itu ada setan berkeliaran yang super duper bandel.

Ray lari ke lorong sebelah, dan tiba-tiba dia kepeleset menginjak sesuatu yang licin.

"IHIHIHI! Bener Ace! Ini licin!", seru Alice riang melihat kokonya sampe salto. Ace terkekeh pelan sambil menatap gelas plastik bertuliskan 'ROSE BRAND Minyak Goreng'.

Ray megangin kepalanya yang tadi terbentur, menahan rasa sakit & pusingnya. Tapi lebih sakit kalo dipukul pake panci Sarah.

Ace Alice terkekeh iseng liat Ray, sebelum akhirnya mereka kabur lagi ke lorong lain.

"Adek bangsatt! Kenapa sih Papa Mama pake acara kebobolan?!", keluh Ray bangun dari kubangan minyak, mencipratkan minyak dari tangannya. Ia berusaha berdiri dan mencari kedua adiknya lagi. Tapi ia malah kepeleset & membentur hidung mancungnya. Akhirnya ia meringkuk menahan rasa sakit di hidung ataupun di hatinya.

Sadboi

Sedangkan anak-anak kembar lari-lari lagi. Mereka lari lumayan jauh dari orang tuanya, dan ngumpet di rak boneka. Dengan kulit putih, rambut hitam legam, & mata bundar, mereka bisa nyamar dengan baik

Banyak sampe kaget ngeliat mereka. Dikiranya 1 set boneka. Pas mau dipegang tangan orang malah digigit.

Badung parah

Lumayan lama mereka nunggu orang tuanya nyari, sampe akhirnya Alice nanya,
"Ace! Ace! Memangnya supelmaket ini gede banget ya?", tanya Alice nyolek-nyolek Ace disebelahnya. Kembarannya hanya diam menggerak-gerakan kaki mungilnya yang tergantung.

"Seharusnya ga sih...tapi...oh!", Ace menoleh ke Alice, "Kita cayi mereka aja! Pasti sekarang Mama Papa ada di bagian alat dapur!", jawabnya semangat. Alice pun tersenyum lebar kemudian bersama, mereka menuruni rak seperti tangga.

Dengan kaki mungilnya, mereka berlari-lari lagi. Saat sedang berlari, Alice terhenti menatap ke satu lorong.
"Pst! Pst! Ace!", panggil Alice melambai-lambaikan tangannya ke Ace. Ia pun berbalik, dan ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Alice.

"Ada Papa!", seru Alice sedikit meloncat. Ada pria berambut hitam legam, sedang melihat-lihat cermin.

"Papa!", panggil Alice mendekat sambil menggandeng kembarannya.

"Hei hei Papa jahat deh ga nyariin kita! Kita nunggu 100 jam lho!", gerutu Alice di deket pria itu, yang menoleh ke si kembar. "Memangnya kamu tau 100 jam berapa lama?", celetuk Ace mendekat dan mendongak ke pria itu.

Melihatnya, Ace langsung curiga. Sejak kapan Zac nurunin poni? Dia kan orang yang bangga ama jidatnya. Kalo diinget-inget tadi doi pake kaos lengan panjang hitam, bukan jaket putih.

"Kok Papa jamuran putih-putih?", tanya Ace.
"Pucet! Bukan jamur ini!", jawab pria itu ngeliat kepolosan kedua anak ini, "Emh....kalian ngilang?", tanyanya berjongkok, menyamakan pandangannya.

WE ARE TWINS : ACE & ALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang