*Ortu Clement

45 9 1
                                    

Tokoh :

Clement ( 36 )

Alice ( 33 )

Billy ( 12 )

Zac II ( 2 )
_________________________________________

Keluarga kecil Clement sedang jalan-jalan di Prancis, menikmati waktu-waktu terakhir sebelum sepenuhnya pindah ke Indonesia. Pengurusan warga kenegaraan mereka baru selesai beberapa hari yang lalu, dan Zac kecil juga dianggap bisa melakukan perjalanan panjang di pesawat.

Engga ya pake jet aja apa susahnya?

Kan kaya

Mereka makan bersama di sebuah restoran. Billy seperti ABG pada umumnya malah lengket ke hp, Alice iseng mancing-mancing anak keduanya buat gigit jarinya, dan Clement hanya bisa terkekeh hangat melihat ini.

Siapa yang sangka dari dia yang dulu dibuang orang tuanya, numpang tinggal dengan pacarnya, menjadi tukang paket tanpa pendidikan lengkap bisa memiliki kehidupan orang kaya dengan istri yang menggemaskan?

Menggemaskan?

Menyebalkan.

"Kamu dari tadi liat hp terus kenapa sih? Kan bisa ngobrol gitu cerita-cerita", tegur Clement ke putra sulungnya. Billy tidak menoleh, tetap sibuk melihat handphonenya,

"Aku bingung pa", ucap Clement mengangkat bahu,

"Kenapa?", tanya Clement lagi. Tumben, biasa Billy orangnya kaya emaknya, positif 24/7.

Anak berambut pirang itu menghela nafas, "Semua sepupu aku rambutnya item. Kok aku doang yang pirang?", Billy complain menarik sehelai rambutnya.

"Berarti kamu kayak keluarga pere ya, rambutnnya blonde semua", kekeh Alice ringan sebelum jarinya digigit bayinya, "ADAW!"

"BANGOR SIA!", mendadak Sunda dia.

"Lah? Si Lzzy kan rambutnya juga coklat?", tanya Clement berusaha menenangkan anaknya, tapi Billy menggeleng menunjukan foto anak ketiga Ray serta satu-satunya perempuan diantara sepupu. Dulu gadis itu rambutnya berwarna kecoklatan seperti Nola, tapi di foto dimana ia berpose dengan 2 jari, rambutnya hitam legam.

"Ha? Dia cat rambut?", tanya Clement sedikit memincingkan mata untuk memperjelas penglihatannya. Billy mengangkat bahu tidak tau.

"Oiya si Nixon juga rambutnya coklat tuh"

"Oiya ya?", Billy kembali sumringah.

Clement terkekeh mengusap rambut anaknya, sebelum ia menangkap sosok familiar di sudut matanya. Di meja yang tidak terlalu jauh dari mereka ada keluarga yang baru membayar bill makanan mereka di kasir. 2 orang tua, dan 4 orang dewasa ; 2 laki-laki, 2 perempuan. Mereka semua tampak bahagia, puas dengan makan malam yang sederhana ini.

Dan itu semua tanpa Clement, anggota keluarga mereka.

Billy ikut menoleh ke apa yang menghilangkan senyum ayahnya itu, memancing perhatian Alice juga. Keluarga itu keluar dari restoran, membuat Clement tampak kesepian dan menjatuhkan pandangannya.

"Orang tua kamu?", tanya Alice dimana Clement mengangguk, "Iya".

"You should meet them", saran Alice ke suaminya. Tapi Clement enggan, masih memegang teguh fakta bahwa ia dibuang oleh orang tuanya sendiri. Rasa sakit itu tidak akan bisa dilupakannya, fakta bahwa mereka enggan datang ke hari pernikahannya juga. Alice tetap tersenyum tenang, melirik ke putranya dan menaikan satu alis sembari memiringkan kepala sedikit, memberi kode yang langsung dipahaminya.

ABG itu beranjak, langsung melesat keluar restoran,

"Billy!", seru Clement langsung bergegas mengejar putranya. Ia tidak ingin anaknya itu bertemu dengan kakek neneknya, ataupun paman bibinya. Tapi ia terlambat-

WE ARE TWINS : ACE & ALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang