Chapter 1

583 98 119
                                    

Seorang siswi berjalan santai menyusuri koridor gedung sekolah tempatnya belajar, wajah yang dipasang tanpa emosi dan terkesan datar menoleh ke segala arah, menikmati pemandangan teduhnya dedaunan yang bergerak lemah ditiup angin.

Kim Aera, atau biasa disapa Aera, anak semata wayang dari keluarga kalangan atas, ayahnya pemegang saham perusahaan game terbesar di Asia, dan memiliki seorang ibu yang menempuh karir sebagai desainer muda.

Terdengan cukup keren, bukan? Semua orang akan mengira bahwa dia terlahir dengan lingkungan dan finansial yang beruntung.

Gadis berkulit putih dengan surai karamel mengetuk pintu kayu berwarna hitam, sembari menunggu sahutan, tangannya terangkat untuk menyilakan rambut ke belakang, hingga kini tampak jelas pipi halus dengan bentuk yang pas, matanya menyorot tajam dan alis terbilang tebal, hidung bangir yang menawan juga bibir penuh senada kelopak mawar merah muda, tampak seperti lukisan yang dibuat dalam bentuk sempurna.

"Masuk."

Suara yang berasal dari dalam membuat gadis itu melanjutkan langkah, memasuki kelas dan menuju bangku yang berada 'tak jauh dari jendela. "Monoton dan membosankan," ucapnya pelan seraya mengeluarkan alat tulis juga beberapa buku cetak.

Di tengah rasa suntuk yang melanda, seorang guru lainnya datang, diikuti siswa lelaki yang memiliki rahang cukup tegas dan teduh secara bersamaan.

"Baiklah, mohon perhatiannya sebentar, kalian mendapatkan teman baru."

Kernyitan samar tercipta di kening Aera, sebelum kembali menjadi ekspresi netral, tidak ambil pusing dengan siswa baru yang pindah bahkan ketika mereka berada di semester pertama kelas 12.

"Nak, perkenalkan dirimu," titah Pak Kim pada siswa yang berdiri di sampingnya.

Lelaki itu berdehem pelan, sedikit tidak santai ketika semua mata tertuju padanya. "Selamat pagi. Perkenalkan, i'm Jung Jeno, you can call me Jeno, siswa pindahan dari Chicago, semoga kita bisa berteman." Dia berujar dengan tubuh membungkuk sopan, bibir tipis itu melengkungkan senyum hingga membuat matanya tenggelam.

Untuk beberapa saat, Aera merasa seperti deja vu, kemudian menggeleng pelan dan membuang pandangan ke luar jendela, apa-apaan dengan pikiran itu!?

"Hey, Dude! this is Korea, Man!"

"Don't talk English jigeum!"

Dua lelaki yang berada di bangku belakang tiba-tiba menyuarakan pikirannya, porsi tubuh mereka terlihat sangat berbeda, tetapi wajah tengil yang dipasang membuat keduanya cocok untuk bersama.

Jeno berkedip beberapa kali, membawa pandangan tertuju pada dua makhluk langka yang juga menatap ke arahnya, sungguh sambutan yang hangat dan berkesan.

Ia akan kembali memperkenalkan diri jika saja guru yang berdiri di sampingnya tidak membuka suara.

"Makanya belajar." Pak Kim menyahuti ucapan lelaki itu, membuat seisi kelas berusaha menahan tawa. "Baiklah, Nak. Silakan duduk di sana," lanjutnya dengan telunjuk mengarah pada meja di belakang dua lelaki tadi.

"Baik, Pak." Jeno kembali membungkuk sebelum beranjak dari sana, senyum simpul yang melengkung sedari tadi tidak luntur dari wajah tampannya.

"Bro, kau berasal dari Amerika, bukan? Pernah bertemu dengan kakakku, tidak? Namanya Angelina Jolie, apa kau kenal dengan Jolie Noona?" 

Bisikan tiba-tiba dan ketukan meja dari siswa di depannya membuat Jeno sedikit terperanjat, dia baru saja mendaratkan bokong di atas kursi dan langsung dihadapkan dengan pertanyaan yang tidak normal. Bagus sekali, sepertinya ini akan menjadi simulasi hidup sehat. 

Sweeter Than Caramel || Jeno ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang