Tangan kanan Bumi bergegas meraih tangan Icil. "Jangan."
"Jangan? Terus? Gue harus di sini?"
"Aku mau jadi kekasihmu, Icil."
"Bumi!"
"Oh iya, lupa, kamu butuh waktu."
"Gue mohon menyerahlah!"
"Nggak bisa."
Arum masuk tanpa terlebih dulu mengetuk pintu. "Nggak baik tau berduaan di kamar. Kalau udah sah baru boleh."
"Icil, mau nggak?"
"Mau apa?"
"Mau nggak kubuat sah?"
"Maksudnya?!"
"Menikah denganku biar sah, biar Arum nggak bawel lagi."
"Bumi!!!"
****
Icil sudah pulang ke rumah. Ia akhirnya dibolehkan pulang dengan alasan ingin melihat keadaan sang Mama.Bumi sendirian di rumah sakit sampai ada seseorang masuk tanpa terlebih dulu mengetuk pintu.
"Bumi!" teriak Jordan, sahabatnya.
"Masuk itu ucap salam, jangan teriak-teriak ini rumah sakit, bukan pasar malam."
"Lo kenapa nggak ada kasih kabar sama gue?"
"Maaf, maaf. Gue nggak suka buat orang khawatir kecuali Fricilla."
"Oh, iya, Fricilla. Kok lo bisa kenal sama Fricilla sih?"
Bumi tersenyum licik. "Fricilla itu gadis yang gue ceritain dulu. Gadis satu camp Olimpiade sama gue, gadis berwajah dingin tapi berhati malaikat, Dan."
"Jadi, maksud lo Fricilla itu adalah Icil yang ada di kelas kita itu? Cewek yang lo bilang sangat dingin tapi pinter, irit ngomong tapi suka bantu orang lain selama di camp Olimpiade, dan lo masih baper sama dia?"
Bumi menganggukkan kepalanya cepat. "Gue ngerasa kalau Icil itu cinta pertama gue. Baru kali ini, gue langsung jatuh cinta sama gadis di pertemuan pertama. Icil seperti punya aura yang berbeda dengan gadis-gadis lain yang pernah gue kenal."
"Hm, dia keponakan Aura Kasih mungkin," potong Jordan sembarang.
"Pokoknya, gue bener-bener jatuh hati sama Icil! Dia gadis pertama yang buat hati gue bergetar-getar nggak karuan."
"Sadiiis!"
****
Pagi ini, Icil sarapan sendiri di rumah karena orangtuanya sudah berangkat duluan untuk pergi bekerja. Bi Surti menghampiri, memberitahunya kalau ada temannya yang sudah menunggu di depan."Ya udah, sarapannya Icil lanjutin di sekolah aja, deh. Icil berangkat, ya, Bi."
Icil segera memakai sepatunya dan menyandang ranselnya, berjalan menuju pagar rumah. "Kalian berdua kepagian tau. Sarapan gue aja belum kelar!!" sahut Icil sambil berjalan mendekat.
"Pagi, Fricilla Emly Hermawan."
Icil spontan menoleh. Ia lihat Bumi datang, memakai kaus putih, celana jeans hitam, dan dengan perban yang masih menempel di kakinya.
Bumi melihat Icil sambil tersenyum.
"Bumi, lo ngapain?"
"Kabur dari rumah sakit."
"Astaga...." Icil sampai kehabisan kata-kata. "Kenapa kabur???" lanjutnya.
"Aku kangen."
"Ya, nanti gue juga ke rumah sakit lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
New student
Romance(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) ⚠️AWAS BAPER ! ROMANCE - SPIRITUAL Kalau kalian jomblo dan baca cerita ini? Saran dari aku cuman satu. Siapkan hati yang mandiri untuk membaca cerita ini. Hati-hati jantung Anda, mohon selalu dijaga. Serangan baper akan ter...