23 - Apa salah hamba-Mu ini?

303 236 294
                                    

"Selamat pagi penyemangat hidupku." sapa Bumi hangat dengan senyum sumringah.

Sedangkan yang disapa hanya mengangguk-anggukan kepala dengan raut wajah terlihat lesu dan capek.

Ayo siapa? Ya, betul sekali! Siapa lagi kalo bukan Icil.

"Icil kok lesu banget sih? Ini masih pagi, lho. Ayo semangat dong!" ucap Bumi.

"Ngapain?" tanya Icil.

"Ya jemput kamu lah." jawab Bumi.

"Siapa yang minta lo jemput?" tanya Icil.

"Calon mertua." jawab Bumi seenak jidat.

"Calon mertua?" bingung Icil.

"Iya... Calon mertua aku."

"Siapa?"

"Papah kamu lah, siapa lagi coba?" jawab Bumi dengan pede nya. "Mama kamu juga minta aku buat antar jemput kamu." lanjutnya.

"Kapan?"

"Masa lupa sih? Kemarin malam Papa sama Mama kamu kan minta sama aku, buat antar jemput kamu. Dan mereka juga minta tolong sama aku buat ngajarin kamu jadi anak yang pinter." jelas Bumi panjang lebar.

"Ya Allah. Apa salah hamba-Mu ini?" ucap Icil memelas sambil tangan menengadah.

Flashback on

Tapi saat Bumi ingin membuka pintu, ternyata ia dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang baru datang.

"Om Danar?"

"Nak Bumi?"

"Kalian berdua udah saling kenal?" tanya Mila kebingungan sendiri.

Icil hanya diam.

"Iya, Mah. Papa udah kenal sama Bumi." balas Danar.

Icil masih diam.

"Kenal dimana?" tanya Mila yang semakin penasaran.

"Itu lho, Mah. Waktu itu Papa pernah cerita kalo temen klien Papa punya anak cowok yang jago banget di bidang Sains. Lebih-lebih lagi kalo pelajaran Fisika. Inget nggak?" cerita Danar.

Mila mencoba mengingat-ingat. Sedangkan Icil mendadak mulai cemas. Kalian pasti tau kenapa?

"Oh, iya. Mama sekarang ingat!" ucap Mila penuh semangat karena bisa mengingatnya. "Jadi dia anak temen klien Papa itu?" Mila menunjuk ke arah Bumi yang masih berdiri tepat di sebelah Danar.

"Iya, betul sekali." sahut Danar bersemangat.

Icil hanya bisa diam meratapi nasib malangnya. Dia juga sama sekali tidak menyangka bahwa cowok yang selama ini ingin dia musnahkan dari dunia ini. Malah semakin mendekat dalam kehidupannya.

"Icil."  panggil Danar

Icil yang sedang melamun. Sontak langsung membalas nya. "Apa?" tanya Icil.

"Kenalin namanya Skala Bumi Alpha, panggil aja Bumi. Dia yang bakal ngajarin kamu pelajaran Fisika." ucap Danar memperkenalkan Bumi.

Icil hanya bisa mengangguk pasrah.

"Nak Bumi. Perkenalkan dia anak Om namanya Fricilla Emly Hermawan, kamu bisa sapa dia dengan panggilan Icil." ucap Danar yang juga memperkenalkan Bumi kepada anak semata wayangnya.

"Oh... Jadi anak Om yang suka di bidang Sains itu. Icil yaa, Om?" tanya Bumi yang masih tak percaya.

"Iya betul sekali. Bagaimana kamu bisa kan ngajarin anak Om?" balas Danar dengan harapan Bumi mau mengajari Icil, anaknya.

New studentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang