Cute siblings.

776 109 43
                                    

... .

Namjoon ditinggalkan begitu saja, ketika permintaan Seokjin ditolak halus. Bukan tidak mau menyanggupi, Namjoon ingin permintaan itu jangan sampai ia lakukan. Karena itu berarti Seokjin pergi selamanya.

Diketahui dari keterangan buram Jungkook-yang sepertinya berusaha menghindari topik malah mengatakan penjelasan walau separuh-separuh, Seokjin sudah tak pernah lagi sadar sejak terkena demam tinggi sepulang dari Seoul. Tepat ketika mereka membawa pulang abu jenazah mendiang ayah mereka yang kecelakaan kerja. Mungkin karena terlalu terpukul, Jungkook melarikan diri ke Hakdong untuk membuat batu permohonan disusul Seokjin yang panik mencari. Bukannya Jungkook yang lebih bisa sakit, malah Seokjin yang mengalaminya. Sudah hampir setahun lamanya Seokjin terbaring tidur, dan Jungkook tetap rajin memohon pada Yang Kuasa untuk membiarkan Seokjin kembali siuman. Hal yang dengan telaten dilakukannya sampai bertemu Namjoon.

Saat Jungkook memperkenalkan diri, Namjoon belum sadar, tapi begitu mendengar nama Jeon Seokjin, ingatannya tersengat.

Pulau Geoje jadi tempat keramat untuk Namjoon setelah Taehyung tiada. Ia sangat kehilangan, sampai hampir membiarkan sebuah truk besar menabrak dirinya. Saat itu hujan lebat di Seoul dan beruntung Namjoon diselamatkan seseorang. Pria semampai pemilik kedai makanan pinggir jalan yang bersedia memarahi dan merawatnya selama dua hari. Namun, penolongnya tidak sendiri, ia memiliki anak lelaki yang menawan, tapi tak suka Namjoon karena tindakan bodohnya yang hampir membahayakan ayahnya juga. Mereka berasal dari pulau Geoje.

Umurmu masih panjang, anak muda. Seperti putraku, Seokjin. Kalian berharga untuk negara di masa depan. Kebanggaan setiap orang tua adalah anaknya. Kami yang bau tanah, hanya punya kalian untuk bahagia. Mau menyia-nyiakan pengorbanan orang tuamu hanya karena keegoisan? Aku yakin kau pintar, anak muda. Jadi, jangan membuang satu-satunya nyawa yang ada. Simpan itu baik-baik. Jika saat ini tak menemukan tujuan, bersabarlah. Nanti pasti bertemu.

Namjoon belum dapat maknanya saat itu. Ia masih merundung dalam duka. Pria baik itu tetap berusaha menghibur dengan makanan buatannya. Nama yang terngiang dalam ingatan adalah nama kedai yang sama dengan bordiran di dada celemek pria itu. "Kedai Paman Jeon."

Namun, baru saja mau mengutarakan pikiran, sosok Seokjin yang terlihat kesal sudah menguap hilang saat Namjoon teralihkan panggilan Jimin. Jadinya, sepulang dari Hakdong, Namjoon akan segera menemui Jungkook di hari berikut. Ingin memastikan ingatan dan sekalian melakukan keharusan. Kini giliran Namjoon yang menolong dan jelas, Namjoon punya tujuan hidup sekarang. Apa? Tentu saja untuk membuat Seokjin bangun dan membahagiakannya.

.

Namjoon mengerjakan tugas dan kewajibannya di pabrik dan kantor pemasaran seperti biasa, tapi kali ini ia terkesan memburu. Tak mau menunda apa yang bisa dikerjaan sekarang juga. Jimin sampai dibuat kalang kabut karenanya. Namjoon mau semua selesai saat sore. Karena gejolak dalam dirinya tak bisa menunggu lagi.

Namjoon ingin bertemu dengan sosok Seokjin lagi sebelum mengutarakan niatnya. Masih banyak yang ingin ditanyakan pada pemuda menawan itu. Juga adiknya yang menggemaskan.

Sesuai rencana, tepat jam lima sore kerjaan mereka selesai. Namjoon tak sepenuhnya membiarkan Jimin kebingungan, ia membantu, tentu saja. Sebelum Jimin sadar mereka bukan lagi atasan dan karyawan, Namjoon membawanya ke kedai di pesisir Hakdong. Ingin mengajaknya makan sup kerang enak buatan bibi Jungkook sekalian bertemu anak itu.

"Untukmu." Namjoon tersenyum, memasukkan tangannya ke saku celana. Jungkook tengadah tak mengerti. "Hadiah karena mau mengajariku cari kerang dan kepiting."

"Eh? Itu ...."

"Juga mau menjadi temanku."

Jungkook menatap gelang tali merah menyala dengan dua cincin kecil yang mengikat satu buah lempengan perak di tengah-tengahnya. Ada huruf bertuliskan '사 람 - saram - manusia' di atasnya.

Saram to Sarang | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang