The same sky.

526 80 15
                                    

... .

Seokjin sedang membelakangi meja makan, ada beberapa pengunjung yang sudah menempati kursi. Suasana sore hari itu sedikit lebih ramai dari biasanya. Kebetulan si bibi sedang repot menemani suaminya yang sakit, jadi di sanalah kakak beradik Jeon menggantikan tugas. Ada sepupu mereka yang ikut, Beomgyu. Tiga tahun lebih muda dari Jungkook dan suka sekali mengekorinya ke mana-mana.

"Kak, aku mau ambil kuah tambahan di mobil," ujar Jungkook sembari menyodorkan sekotak gimbab baru, Seokjin mengambilnya dan segera menyiapkan ke piring.

"Ajak Gyu juga. Itu berat. Lebih mudah diangkat berdua." Jemari yang lihai, sudah menyajikan lagi pesanan semenit kemudian. Senyum khas di wajah cantiknya terulas ramah ke pengunjung.

"Tidak diajak juga ngikut terus." Jungkook mengamati kakaknya yang pergi membuka panci berisi beberapa tusuk makanan rebus dan segera menatanya ke atas kotak-kotak berkuah. "Kadang risi juga ...."

Seokjin mendengkus. Ia berpaling hanya untuk mencubit ujung hidung adiknya dengan tangan yang tak pakai sarung pelindung. "Sudah sana. Hati-hati, ya."

"Iya." Jungkook sedikit terhuyung karena sisi tubuhnya dipepet remaja tanggung lain seraya lengan terulur menyerahkan sepiring rumput laut pada Seokjin. Anak itu tersenyum cerah begitu diberi ucapan terima kasih dan menatap Jungkook setelahnya. "Ayo, temani aku, tapi harus hati-hati, oke?"

Seokjin tersenyum menatap punggung adiknya yang selalu kelihatan lebih dewasa ketika bersama sepupunya itu. Beomgyu yang memang suka tersenyum dari pada berbicara itu, benar-benar dijaga baik.

Mereka bertiga menjalankan kedai sampai tiba waktunya berkemas. Saat langit yang keemasan berubah lebih gelap dan berbintang. Semua berlangsung seperti hari-hari sebelumnya. Biasa saja. Datar. Terutama bagi Jungkook.

Sejak kakaknya tahu kerjasama kebohongan itu, sifat kerasnya kembali walau tidak sekaku sebelumnya. Mungkin sadar tindakan Jungkook yang setuju berkerjasama dengan Namjoon, ada sisi masuk akalnya. Sampai ia tahu jika Seokjin tak mau lagi mendengar nama pria itu disebut. Begitu pun kemunculannya. Jungkook jadi sedikit kesal pada Seokjin. Sampai beberapa hari mendiamkannya karena tak lagi melihat Namjoon. Sungguh. Pria itu seperti kakak kedua baginya. Jungkook kecewa pada Seokjin karena merasa hanya melihat tindakan Namjoon dari satu sisi saja.

Namun, ia jadi pasrah kemudian karena beberapa kali mendapati Seokjin yang melamun sembari menatap langit. Tiap malam juga pagi hari. Beralasan jika sedang olah napas atau sekadar mencari udara segar. Tidak tahu kakaknya saja, kalau Namjoon juga bercerita hal yang sama suatu waktu tentang atap dunia yang luasnya sejagat itu.


" ... jika merindukan seseorang, tapi tak bisa kau raih, cukup melihat ke langit sana dan pikirkan dirinya. Katakan sesuatu dalam benakmu dan percayalah, walau tak bisa saling tatap, kita berada di naungan atap yang sama. Sesederhana itu bagiku."

"Biarpun rindunya sama ayah ibu?"

"Lebih-lebih. Mereka ada di atas sana, kau tahu? Mengawasi juga melindungi yang tersayang. Jadi, kau tidak benar-benar ditinggalkan."


Jungkook sangat percaya, tentu saja. Terlepas hanya bualan atau apa, ada sesuatu yang sama pada keyakinan Namjoon yang juga dirasakan Jungkook. Jadi, saat melihat Seokjin melakukannya, ia hanya sangsi, siapakah yang tengah dipikirkan kakaknya itu. Ingin rasanya bertanya, tapi selalu mendapati diri malah diam saja. Atau, mungkin setelah bebenah, Jungkook bertanya?

"Wah. Sudah tutup, ya? Sayang sekali ...." Jungkook berpaling ke suara berat itu dan seketika tersenyum. "Eh? Jungkook-ie, toh? Astaga."

Seokjin mendorong kontainer berisi tempat-tempat makan yang sudah kosong agar peralatan lain muat masuk. Ia memanggil Beomgyu juga Jungkook kemudian, tapi suara percakapan menarik perhatian. Menutup pintu truk mini milik pamannya, Seokjin kembali ke kedai hendak menegur dua bocah yang bukannya lekas membantu malah mengobrol. Kakinya berjalan cepat, lalu memelan dan akhirnya berhenti. Terpaku heran pada sosok pria yang membelakangi dan tampak akrab berbincang dengan Jungkook, sedang Beomgyu mengintip dari punggung sepupunya.

Saram to Sarang | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang