Tahun 2023
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Elvina masih terjaga, duduk di meja makan menunggu suaminya pulang. Ia melihat masakan yang tadi ia masak, tentunya sudah menjadi dingin. Botol anggur, gelas dan cake kecil bertuliskan Happy 3rd Anniversary itu menemani dirinya yang sedang tidak terlalu menyukai perasaannya sendiri.
Untuk bisa menikahi Rivan tiga tahun lalu, ia bertengkar hebat dengan ibu dan ayah tirinya, sampai mengancam untuk bunuh diri. Ia menolak mentah-mentah lamaran dari putra pemilik HS Holdings yang ingin menikah dengan putri pertama Abrisam Tirta, ayah kandung Elvina dan juga merupakan sahabat baik Hanan Wibawa, pemilik dan pendiri HS Holdings. Hal itu akan membawa manfaat besar bagi Tirta Grup. Tapi Elvina menolak. Hingga saat ini hubungan Elvina dengan ibunya tidak pernah membaik.
Ia mengingat tujuh tahun yang lalu saat Rivan menyatakan perasaannya di tepian sungai Seine. Mereka satu jurusan di sekolah bisnis internasional dan mendapatkan beasiswa di Paris selama enam bulan. Di negeri yang jauh itu, Rivan banyak membantunya dalam segala situasi dan kesulitan. Elvina memang sudah menyukai Rivan sejak pertama masuk kuliah. Dalam perjalanan selama masa kuliahnya ia banyak berpapasan dengan Rivan, sehingga ia sangat mempercayai bahwa Rivan adalah takdirnya. Satu-satunya dalam hidupnya.
Cinta yang membutakannya membuatnya sangat memercayai Rivan. Sekitar delapan bulan yang lalu, ia bahkan tidak percaya saat Deasy, salah satu sahabatnya mengatakan bahwa Elvina harus berhati-hati pada Rivan. Saat itu adalah waktu dimana Rivan sudah menjadi pemegang 20% saham di Tirta Group, warisan yang ayah Elvina janjikan padanya sejak ia kecil. Namun karena ia sangat mempercayai Rivan, ia menyerahkan semuanya pada Rivan. Selain itu, menurut Elvina, Rivan sangat kompeten untuk menjadi CEO.
Sejak setahun yang lalu Rivan resmi menjadi CEO, Elvina merasa hubungannya dengan Rivan tidak lagi sehangat dulu. Ia pikir, Rivan tentu sibuk mengurusi perusahaan. Jadi ia memakluminya, meskipun belakangan Rivan sering kasar padanya dan sering sekali pulang larut malam.
Elvina menuangkan anggur putih itu ke gelasnya sendiri dan meminumnya. Tak lama kemudian ia mendengar pintu dibuka. Ia menghampirinya.
"Kok baru pulang, sayang?" Yang ia tanya, tak merespon. Elvina membuka jas hitam Rivan. Laki-laki itu melirik ke meja makan.
"Maaf, aku lupa. Aku terlalu capek," katanya sambil menaiki tangga.
"Gak apa-apa.... Kamu mau mandi?" Rivan mengangguk. "Sebentar aku siapkan airnya dulu."
Setelah Rivan memasuki kamar mandi, Elvina kembali ke ruang makan dan memindahkan masakannya ke wadah, untuk orang yang membantu di rumahnya. Perempuan itu merasa sedikit kesal, mengingat bau parfum wanita di pakaian Rivan.
Apa benar kecurigaan Deasy selama ini? Tapi siapa?
Elvina menyiapkan pakaian tidur suaminya. Rivan berganti pakaian dan bersiap untuk tidur. Lagi-lagi, tak ada kecupan di keningnya.
"Van."
"Hmm," jawabnya tanpa memalingkan wajahnya.
Dia bahkan tidak menyadari caraku memanggilnya. Pikir Elvina.
"Boleh aku ke Thailand dengan Deasy dan yang lainnya?"
"Kapan?" tanyanya sambil menyelimuti dirinya dengan selimut.
"Lusa."
"Iya. Pergilah. Berapa lama?" tanyanya dengan lembut, namun masih memunggungi Elvina.
"Lima hari."
"Oke. Besok kita bahas ya. Aku capek banget ini, mau tidur dulu ya."
"Sleep well."
Elvina merasa sesak di dalam dadanya. Suaminya benar-benar berubah. Sangat dingin. Terakhir kalinya mereka melakukan hubungan suami istri adalah sekitar dua bulan yang lalu dan itupun Rivan dalam keadaan mabuk. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Ia belum berani mengajak Rivan berbicara, terlebih dengan perangai Rivan yang menjadi kasar.Elvina: Besok kamu free?
Elvina: I need youDeasy: What's wrong, honey?
Deasy: I'll come by at 10 okay?
Elvina: Okay
Keesokan paginya.
"Puhh! Kamu ini bisa masak enggak sih? Dua tahun menikah, masih saja seperti ini masakan kamu!" Rivan mendorong piringnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
RomanceEmpat tahun berpacaran, tiga tahun menikah, tidak menjamin seseorang mengenal pasangannya dengan baik. Rivan menikahi Elvina ternyata hanya sebagai alat untuk bisa menjadi pemilik saham di Tirta Grup. Setelah keinginannya tercapai, Rivan berubah dan...