21 - Pertanyaan Jebakan

1.7K 191 0
                                    

Tahun 2015

Ryuu dan beberapa anak buahnya menggerebek apartemen yang masih kosong itu, setelah berhasil melumpuhkan beberapa staf keamanan yang tidak bisa diajak berkoordinasi. Mereka menyusuri lorong mulai dari lantai dasar yang betul-betul kosong. Namun sayap barat apartemen itu cukup ramai oleh barang-barang di luar pintu apartemen itu. Ryuu membuka salah satu pintu, dan mendengar jeritan ketakutan beberapa perempuan di dalamnya.

"Sssssst." Ryuu menyuruh mereka diam, "Aku bukan mereka. Kalian tunggu di sini oke?"

Lalu ia mengatakan pada salah satu anak buahnya untuk memanggil bantuan dari Ganendra yang sudah bersiap.

"Jika tim Ganendra sudah datang, bantu mereka keluar." Yang diperintahkan itu mengangguk.

"Hei siapa disana??" Teriak salah seorang yang berjaga.

"Mundur!" Bisik Ryuu.

Sementara Ryuu kembali masuk ke dalam lalu ke balkon. Ia membiarkan anak buahnya yang juga terlatih itu menghadapi mereka jika tertangkap. Sementara ia melompat dari satu balkon ke balkon lainnya. Ia menuju tempat para petinggi organisasi itu, mengikuti koordinat yang ia terima.

Brakk! Ryuu mendobrak satu pintu balkon. Di dalam ia melihat dua orang perempuan tertidur. Ia mencoba membangunkan mereka. Tapi tak bisa. Ia yakin mereka dalam pengaruh obat. Ia berasumsi mereka baru saja tiba, sambil berlalu menuju pintu. Memastikan di luar aman.

Saat ia membuka pintu tak ada siapa-siapa disana. Ia melompat ke satu lantai di atasnya. Jadi para penjaga sedang ke bawah mengejarnya. Di ujung lorong sana ia melihat satu pintu yang berbeda dari pintu yang lainnya

Pasti di sana. Pikirnya.

Ryuu masuk kesana. Ada sekitar tujuh pasang mata yang menatapnya. Ia melihat mereka satu persatu dan pandangannya jatuh pada seseorang yang tampak syok melihatnya.

"Apa yang kamu lakukan disini, Ryuu?" Tanya Kenji.

"Harusnya aku yang bertanya padamu. Apa kamu kelompok mereka?"

"Siapa kamu, Penyusup?" Seorang yang membawa senjata itu menodongkan pada Ryuu. Tentu saja itu bukan ancaman bagi Ryuu.

"Aku akan membebaskan para gadis yang kalian culik." Jawab Ryuu dengan santai.

"Bangsat! Siapa dia, Kenji?"

"Tenang.. Tenang.. Dia adikku." Kenji menurunkan senjata itu dan mendekati Ryuu, "Sedang apa di sini?" Tanya Kenji di depan hidung Ryuu.

"Kamu sudah dengar kan, Kak? Kamu yang sedang apa disini?"

"Mereka rekan bisnisku."

"Maksudmu jual beli perempuan?"

"Itu--" Ryuu menarik kerah baju Kenji.

"Pergi cepat dari sini!" Bisik Ryuu.

"Tapi..."

"Cepat!" Ryuu mendorong tubuh Kenji ke sampingnya.

"Hei!" Seseorang di hadapan Ryuu menodongkan pistol padanya, "Kamu datang ke sini untuk mati kan?" Ryuu cukup terintimidasi oleh senjata itu. Tapi ia lebih mengkhawatirkan Kenji saat ini.

"Kenji! Kubilang keluar!" Kenji yang berdiri di dekat pintu itu gemetar melihat adiknya yang sedang ditodong pistol.

Orang yang menodongkan pistol itu menarik pelatuknya, namun kecepatan tangan Ryuu menangkisnya hingga akhirnya peluru itu menembus plafond. Suara tembakan itu terdengar hingga keluar. Membuat para penjaga berlarian mendatangi arah suara. Sementara para penjaga, menuju flat dimana Ryuu berada, melihat itu, pasukan Kyoudai dan Ganendra sigap membebaskan para gadis yang ditawan.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang