22 - Penculikan

1.7K 221 5
                                        

Elvina sudah berhasil menyelesaikan masalah yang terjadi antara dirinya dan karyawannya. Hanya Alisa yang ia pecat. Namun bukan semata-mata karena masalahnya. Alisa sudah melanggar kontrak dengan ketidakhadirannya selama beberapa hari tanpa pemberitahuan. Sementara itu ia memberikan kesempatan pada orang-orang yang sudah berperilaku tak baik, terutama padanya. Ia mengingat hidupnya sendiri yang mendapatkan kesempatan kedua. Ia yakin, setiap orang layak memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Ia tidak lagi membahas perilaku karyawan yang dulu merupakan rekan kerjanya. Selama mereka bisa menunjukkan kemajuan di dalam pekerjaan mereka, ia berjanji tak akan pernah lagi membahas yang telah terjadi.

Ia berhasil menyelesaikan masalah, juga berhasil mengantar Maulana menjadi pengganti Surya.

Perut Elvina sudah mulai membesar. Ia pergi ke kantor setiap hari. Bekerja dan di sela-sela istirahat siangnya, ia menjemput Haku. Makan siang bersamanya dan kemudian Haku akan dibawa pulang oleh Rudi. Seperti hari ini. Usai rapat, Elvina segera keluar dari ruangan dan bertolak menuju sekolah Haku.

"Haku sudah dibawa ibunya tadi, Bu." Tukas seorang guru muda, yang wajahnya baru Elvina lihat.

"Saya ibunya, Miss." Tegas Elvina. Guru muda itu agak tersentak.

"Tapi Haku membenarkan bahwa itu ibunya, saat saya tanya, Bu." Kilah gadis itu.

Siapa? Pikir Elvina.

"Mana miss Rina?" Tanya itu membuat guru muda itu terkejut.

"Miss Rina tidak masuk, Bu."

Pantas saja.

"Bu Elvina, ada apa?" Seorang guru yang lebih tua menghampirinya.

"Miss, saya mau jemput Haku, tapi Haku tidak ada."

"Miss Lena, apa yang terjadi?" Tanyanya. Lalu guru muda itu menceritakan, sementara Elvina mencoba menghubungi Rudi.

Ia terus menghubungi Rudi, tapi Rudi tidak mengangkat. Elvina panik dan kedua guru tadi segera mengerahkan orang-orang di sekolah itu untuk mencari. Elvina kemudian menghubungi Asep dan memintanya untuk melacak Rudi.

"Halo, Asep. Bagaimana?"

"Madam, Rudi masih ada di sekolah. Titiknya tidak bergerak."

"Dia seharusnya tidak di sini. Ya sudah. Terima kasih, Asep."

Klik.

Elvina segera ke pelataran parkir, tanpa memedulikan sekitarnya. Ia melihat MPV yang rudi bawa ada di sana. Ia mendekat dan mencoba membuka pintu depan MPV. Tidak terkunci. Tapi di kursi supir, tak ada Rudi. Ia membuka pintu belakang dan Rudi terbaring di sana. Elvina berusaha membangunkan Rudi, tapi tak ada respon.

Ya Tuhan, ada apa ini..? Elvina sangat panik hingga tubuhnya gemetar. Ia mencoba menghubungi Ryuu.

Namun saat nada sambung itu terhubung, ponsel itu jatuh dari tangan Elvina, setelah seseorang membekap gadis itu dan ia tak sadarkan diri.

"El...?" Tak ada jawaban yang ia dengar, "El?!" Ryuu tidak menutup sambungan itu. Ponsel itu masih menempel di telinga kanannya. Sementara tangan kirinya menekan sebuah angka di telepon.

"Tolong panggilkan Diki."

Tak lama kemudian, Diki sudah berada di hadapannya.

"Hubungi Asep, Rian dan Rudi. Segera!"

"Pak, ini Asep menelpon."

"Berikan padaku!" Sigap ia menggeser layar, "Apa yang terjadi?"

"Bos, tadi madam meneleponku mencari Rudi. Tapi sekarang ponsel madam dan Rudi berada di titik yang sama. Tidak bergerak." Suara Asep terdengar sedikit gemetar.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang