9 - Konsekuensi

2K 222 0
                                    

Dua orang pemuda itu berdiri menunduk dengan gemetar. Seorang gadis berteriak-teriak histeris di atas kursi dengan badan yang diikat tali. Ia meronta-ronta, meminta dilepaskan ikatan, sementara itu ia di dampingi oleh dua orang perempuan lain yang berusaha menenangkannya. Tak lama kemudian Ryuu datang ke dalam gudang pertemuan di belakang kelab Nightscape itu. Dua pemuda tadi merasakan kedua lututnya melemas dan mereka jatuh di atas lututnya. Tidak seperti biasanya, Ryuu menunjukkan wajah marahnya saat melihat gadis tadi.

"Mengapa diikat?" Tanya Ryuu pada kedua anak buah perempuannya itu.

"Ia histeris, Bos."

"Siapa yang tidak akan histeris jika sudah diperkosa oleh dua orang bajingan? Lepaskan!" Perintah Ryuu.

Semua menciut mendengar suara marah Ryuu. Gadis yang duduk tadi pun merasa terkejut dan berhenti berteriak. Lalu ia menangis dan menjadi lebih tenang saat kedua anak buah perempuan itu melepaskan ikatan talinya.

Ryuu berdiri di hadapan gadis itu, menyerahkan katana yang ia pegang pada Zoel yang berdiri di sampingnya. Tak lama kemudian ia bersujud di hadapan gadis itu sebanyak dua kali.

"Saya memohon maaf karena saya telah gagal mendidik anak buah saya." Gadis itu masih menangis meskipun sempat terpaku melihat Ryuu yang tadi nampak gagah dengan hakama dan haori, atasan tradisional Jepang, bersujud dengan hormat tanpa menghiraukan harga dirinya. Semua anak buahnya ikut berlutut saat Ryuu bersujud.

"Saya tahu, saya tidak dapat menggantikan segala yang telah terenggut, tapi saya akan tetap memberikan kompensasi dan menjamin masa depan nona. Saya anggap nona bagian dari keluarga kami, sejak hari ini." Gadis yang menangis tadi perlahan berhenti dan terisak, "Saya akan menghukum anak buah saya yang sudah merusak nona. Karena di dalam keluarga kami, memperkosa adalah salah satu dosa besar yang tidak termaafkan." Ryuu bangkit dan memberi isyarat pada anak buah perempuannya untuk membawa pergi gadis itu. Tapi gadis itu menolak. Ia ingin melihat bagaimana Ryuu menghukum anak buahnya. Namun Ryuu memaksanya untuk pergi, hingga akhirnya gadis itu menurut.

"Kalian sudah mengakui kesalahan kalian dengan sadar?"

"Kami memohon maaf, Pak. Kami melakukan kesalahan kami dengan sadar dan dengan sadar kami meminta maaf."

"Kalian tahu kan apa hukuman kalian?"

"Ya, Pak" Jawab keduanya bersamaan.

"Terima kasih untuk pengabdian kalian."

"Terima kasih untuk semuanya, Bapak dan saudara-saudara." Mereka membungkuk pada orang-orang yang ada disana dan terakhir pada Ryuu. Ryuu pun membungkuk hormat pada mereka. Kedua anak buahnya itu berlutut, lalu dibantu oleh dua orang lainnya mata mereka ditutup. Ryuu berjalan ke belakang mereka.

"Selamat jalan." Ryuu menebas punggung kedua orang itu dalam satu kali tebas dengan dingin.

Tak ada satu pun anak buahnya yang berani membuka matanya. Sementara aksi Ryuu itu diintip oleh gadis tadi yang memaksa kembali masuk ke gudang. Gadis itu mendadak melemas dan terduduk. Matanya dan Ryuu tadi sempat bertemu. Ia melihat wajah Ryuu yang tanpa ekspresi itu membunuh kedua anak buahnya yang telah memperkosanya. Ia tidak menyangka orang yang tampak lembut dan tadi bersujud di depannya bisa melakukan hal seperti itu. Darah bersimbah di depan matanya

"Nona, ayo, jangan disini." Dua orang perempuan itu kembali membawanya.

Ryuu membalikkan sendiri kedua jenazah anak buahnya, membuka tutup mata mereka lalu mencium kening kedua mayat itu.

"Bersihkan jenazahnya, lalu siapkan kremasi, pemakaman dan penghormatan terakhir bagi mereka."

"Yes, Father." Jawab mereka. Ryuu kini adalah pimpinan Kyoudai, oleh karena itu ia disebut 'father' pada waktu-waktu tertentu.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang