5 - Home Tour

2.8K 262 1
                                        

Saat mobil itu sampai di depan gerbang hitam yang tinggi, gerbang itu terbuka. Sekitar 50 meter di depan sana Elvina melihat sebuah bangunan yang tampak depan itu tidak seperti rumah. Hanya bangunan kotak besar, dengan satu pintu besar di tengahnya dan diatas pintu itu ada jendela raksasa. Di tembok kiri dan kanan pintu itu tak ada lagi jendela. Bangunan itu seperti gudang, namun sangat unik dengan dinding bata merahnya. Mobil itu berhenti. Tiga orang berpakaian rapi, menyambut mereka dan membukakan pintu Elvina.

"Terima kasih." Ucap Elvina pada pemuda yang ia tebak, berusia lebih muda darinya.

Elvina melihat kiri kanan halaman di depan rumah itu. Sangat rapi dan asri. Lalu ia melihat Ryuu berbicara pada salah satu pemuda itu. Pemuda itu mengangguk dan memanggil satu temannya.

"Ini Rian, El, yang bertanggung jawab untuk keamanan penghuni rumah ini." Tunjuk Ryuu pada pemuda yang tadi membukakan pintu mobil untuk Elvina.

"Halo, Rian." Sapa Elvina, dengan hormat Rian sedikit membungkukkan badannya dengan kedua tangan tertangkup di depan dadanya. Sangat sopan.

"Selamat datang, madam.."

"Jang--"

"Ssst. Tidak apa-apa, El. Kamu kan madam di rumah ini..." Potong Ryuu. Elvina tersipu, "Ayo masuk, El."

Mereka melewati pintu dan Elvina benar-benar terpukau dengan bentuk rumah yang sangat tidak biasa itu. Gadis itu memasuki genkan atau area pintu masuk, dimana ia akan mengganti sepatunya dengan sandal rumah. Di sebelah kanan genkan itu terdapat tempat penyimpanan payung dan gantungan mantel yang kosong. Di depan genkan ada dua anak tangga menurun dan juga pilar kokoh yang terdapat di beberapa titik rumah itu. Salah satunya di bagian kiri dan kanan ruang masuk itu.

Bangunan itu memang seperti gudang dan tanpa sekat. Tepat di depannya, Elvina melihat sebuah kolam koi yang cantik. Kolam itu berada tepat di tengah rumah. Disebelah kirinya ia melihat ada tiga pintu. Sedangkan di sebelah kanannya ada sebuah ruangan besar berlantai kayu dengan dinding kaca, di dalamnya terdapat perlatan untuk berlatih beladiri. Tempat latihan itu disebut dojo. Pencahayaan rumah itu melalui atap kaca yang tinggi diatas sana.

"Di sebelah kiri ini adalah ruang kerjaku." Ryuu membuka pintu pertama. Elvina melihat ruang yang sangat besar, rapi dan berdindingkan lemari buku. Dindingnya setinggi lima meter dan di sana terdapat jendela yang besar. Dari jendela itu ia melihat jalan setapak dari batuan yang indah.

Lalu Ryuu menunjukkan dua ruang berikutnya, "Ini adalah kamar tamu. Tapi karena aku tidak menerima tamu, Rian dan Asep yang menempati kamar ini. Di sebelah kamarnya sama seperti ini, namun digunakan oleh dua orang asisten perempuan." Kamar itu memiliki dua tempat tidur single yang agak besar. Kamar itu sangat nyaman dan memiliki kamar mandi di dalam.

Di sebelah kamar ketiga terdapat area dapur yang sangat luas dengan kitchen island dari marmer. Disebelahnya, di depan kolam koi besar itu terdapat ruang makan lesehan ala Jepang yang sangat nyaman dan berdindingkan kaca yang langsung bisa melihat ke halaman belakang. Pada dasarnya di bagian belakang rumah itu hanya dinding kaca hingga ke lantai dua. Disebelah area makan itu terdapat tangga yang landai dan besar bercabang ke kiri dan ke kanan, yang akan membawa ke lantai dua.

Elvina mengikuti Ryuu yang berjalan menuju tangga. Di sebelah tangga itu terdapat area pintu lainnya untuk ke halaman belakang. Di area pintu belakang itu terdapat pintu masuk dojo dan kamar mandi untuk pengguna dojo. Mereka sampai di lantai dua sebelah kiri dan langsung disambut oleh sofa berukuran besar dengan televisi yang hampir setinggi Elvina. Diatasnya masih atap kaca yang dapat di tutup dengan pengontrol otomatis. Rumah itu beraksen kayu, besi hitam dan bata merah. Membuatnya sangat unik dan nyaman.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang