Elvina sedang memasak untuk makan siang saat tiba-tiba Ryuu memeluknya dari belakang. Membuat Yuki yang berada di sebelah mereka mengoceh melihat aksi romantis kakaknya itu.
"Kenapa sudah pulang?"
"Tidak ada lagi yang harus dikerjakan di kantor. Mending pulang kan..."
"Aduh aduh aduh... Ada anak di bawah umur ini..." Protes Yuki melihat kakaknya yang menciumi leher Elvina.
"Makanya punya pacar... Kamu tuh anak di bawah umur 30." Balas Ryuu, "Sana bawa Akari turun!"
"Huuu... Iya iya..." Jawab Yuki sambil berlalu.
"Haku pulang, Ma..." Suara pintu depan dibuka.
"Hai sayang, kenapa sudah pulang? Ini hari rabu kan?"
"Ada meeting guru katanya, Ma. Eh papa juga pulang." Haku mencium tangan Ryuu lalu ibunya.
"Bagus. Kita semua makan siang bersama." Ujar Elvina.
"Kak, katanya Rivan sudah tidak bekerja di Tirta. Benarkah?" Tanya Yuki.
"Tahu dari mana?"
"Airin cerita. Dia bekerja di perusahaan kakaknya. Sebagai staf."
"Hah? Masa?" Elvina tak percaya, "Dia mengundurkan diri setelah kejadian penyekapan itu." Terang Elvina.
"Aku dengar seperti itu."
Elvina dan Ryuu tidak lagi mengetahui kabar Rivan dan Helen setelah insiden kelahiran bayi berambut pirang dan bermata biru yang dilahirkan Helen. Insiden itu membuat mereka kehilangan muka di depan banyak orang. Apalagi Rivan yang merupakan mantan petinggi di Tirta Grup. Selain mendapat sanksi sosial, mereka seperti dibuang oleh orangtua Rivan, karena sudah mempermalukan keluarga. Menurut Elvina hukuman itu cukup berat bagi mereka. Setelahnya mereka bercerai dan hilang bagai ditelan bumi. Dari hal itu Elvina belajar bahwa membalas dendam tidak harus dengan cara yang jahat, untuk menghentikan karma buruk agar tidak terulang.
"Yah sudahlah. Bukan urusan kita."
Elvina bertanya tentang kelanjutan pembebasan lahan oleh PT Jaya Karya yang sempat bermasalah. Rupanya Gong Corporation ikut andil di masalah itu. Zoel, didampingi Ryuu berhasil melakukan negosiasi mengenai tempat untuk apartemen. Karena di tempat yang kemarin, kondisi tanah dan air tidak begitu baik. Akhirnya pengajuan tempat baru oleh Zoel berhasil diterima dan tidak perlu ada protes dari warga dan tak perlu ada sabotase kebakaran yang akan dilakukan oleh pihak Jaya Karya. Ryuu merasa tenang, karena tak perlu ada korban jiwa di kehidupan yang sekarang. Beruntung pula pihak Gong membantu proses negosiasi diantara mereka. Ia merasa sudah menyelamatkan nyawa beberpa keluarga kali ini.
"Syukurlah.. Aku senang mendengarnya. Tapi, Ryuu... Apakah mungkin kita merusak timeline? Sampai sekarang rasanya aku masih merasa seperti mimpi..." Elvina berbisik pada Ryuu.
"Aku tidak tahu, El. Mungkin hanya penundaan atau penggantian metode kematian." Jawab Ryuu dengan santai. Elvina paham dengan apa yang dimaksud Ryuu.
"Kalau begitu, apakah mungkin kita akan mati hari ini?" Pertanyaan itu sedikit membuat Ryuu syok. Tapi seperti biasa, ia berusaha tenang. Lalu ia tertawa.
"Aku tidak tahu, El. Yang jelas, Tuhan tak bisa mengambilmu dariku."
"Ryuu... Bicaramu gegabah."
"Apakah tiga tahun bersamaku ini kamu bahagia, Sayang?" Tanya Ryuu mengalihkan.
"Tentu saja. Kamu, keluargamu, anak-anak adalah berkat untukku..." Jawab Elvina, "Terima kasih, Ryuu..."
"Untuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
RomanceEmpat tahun berpacaran, tiga tahun menikah, tidak menjamin seseorang mengenal pasangannya dengan baik. Rivan menikahi Elvina ternyata hanya sebagai alat untuk bisa menjadi pemilik saham di Tirta Grup. Setelah keinginannya tercapai, Rivan berubah dan...