11 - Bukan Simpanan

2.1K 213 2
                                    

"Kak!" Yuki memasuki ruang kerja Ryuu yang terbuka itu, "Kenapa kak El? Pasti gagal lagi."

"Cerewet." Jawab Ryuu yang sedang membaca sesuatu di depan laptopnya.

"Kenapa kalian tidak bicara?" Yuki duduk di sofa untuk membaca itu.

"Ia masih marah padaku."

"Lho? Kenapa?"

"Aku melatih nafas di danau dan membuatnya panik, karena tidak muncul ke permukaan."

"Dasar bodoh." Ryuu mendelik padanya dengan tajam, "Apa? Memang kakak bodoh. Sudah tahu istrinya hanya orang awam, malah membuatnya ketakutan." Tatapan Ryuu kembali ke laptop.

"Apa El sudah tidur?"

"Sudah. Di kamar Haku." Mendengar itu Ryuu membuang nafasnya resah.

"Perempuan memang rumit, ya..." Ucap Ryuu. Yuki tertawa mendengarnya, "Oh ya, kamu tahu Nancy ada dimana?"

"Tadi pagi aku ke rumah Kyoudai bersama Haku. Sepertinya Nancy ada disana."

"Suruh Rian menjemputnya kemari. Sekarang."

"Kak, ini sudah tengah malam."

"Sekarang, Yuki." Perintahnya dingin dan serius. Membuat adiknya segera beranjak dan mencari Rian.

Kakaknya dalam keadaan marah, karena itu Yuki tidak berani membantah. Ia sangat dekat dengan Ryuu, dan sering bercanda seenaknya. Namun saat kakaknya serius, ia tak pernah berani. Pelan-pelan ia mengetuk pintu kamar Rian dan Rian segera membukanya. Yuki membisikkan perintah Ryuu padanya.

"Baik, Nona."

"Maafkan kakakku, Rian."

"Tak apa, Nona. Sudah biasa." Jawab Rian yang sudah sangat mengenal bosnya.

Sekitar setengah jam kemudian Nancy sudah berdiri di hadapan Ryuu. Waktu sudah menunjukkan pukul satu malam dan tak ada keluhan karena tak ada yang berani membantah Ryuu.

"Nancy."

"Iya, Bos?"

"Mengapa aku tak tahu ada berita beredar soal madam di kantornya?"

"Maaf, Bos. Salah saya tidak segera melapor. Waktu jumat saya kesini, tapi bos dan madam pergi. Maaf, Bos." Nancy membungkuk.

"Ya sudah. Tapi siapa yang menyebarkan berita itu?"

"Sejak hari pertama gosip itu beredar, saya segera lakukan penyelidikan, Bos. Sepertinya yang menyebarkan ada divisi yang sama dengan madam. Hanya saja, pembuat berita itu sepertinya bukan dari Tirta Grup. Tapi saya masih menyelidiki." Ryuu mengangguk, "Apa saya harus bertindak, Bos?"

"Jangan dulu. Aku ingin tahu siapa otaknya. Seharusnya orang yang mengenal madam, karena setahuku tak ada yang tahu mengenai pernikahannya dengan Rivan." Nancy mengerti, "Tapi terus jaga madam dan tolong cari tahu siapa-siapa saja orang yang tidak pernah bermasalah dengan madam."

"Baik, Bos. Tapi..." Nancy agak berpikir.

"Kenapa?"

"Madam sepertinya tidak memiliki teman yang baik di kantornya. Yang saya lihat madam seperti dijauhi. Hanya beberapa yang bersikap baik pada madam dan itupun tak benar-benar baik."

"Ya aku mengerti. Istriku itu sangat cerdas, tapi sayangnya ia sangat cantik." Ryuu melihat foto pernikahannya di mejanya dan tersenyum sinis, "Menjadi sangat cantik dan bekerja di perusahaan besar seperti itu adalah kesialan. Pasti banyak yang mengira istriku adalah orang yang melakukan segala cara demi peningkatan karirnya."

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang