19 - Muzan Ryuu

1.9K 183 5
                                    

Pukul empat pagi Elvina terbangun untuk kesekian kalinya. Tergesa-gesa ia ke kamar mandi dan muntah-muntah. Saat kembali ke tempat tidur, masih tak ada Ryuu disana. Kemudian ia keluar kamar dan melihat ke bawah. Ruang kerjanya gelap. Yang lain masih terlelap. Ia pikir Ryuu ada di kolam air panas. Namun beberapa saat kemudian ia mendengar suara mobil yang baru datang. Ia segera masuk ke kamarnya dan pura-pura tertidur. Tak lama kemudian, Ryuu membuka pintu kamar pelan-pelan dan kembali menutupnya. Namun ia segera menuju walk-in closet untuk berganti pakaian. Setelah berganti pakaian dan membersihkan wajahnya ia mematikan lampu ruangan itu. Ryuu kaget saat lampu kembali menyala dan Elvina sudah berada di depannya.

"Kamu tidak pernah tidur menggunakan atasan, Ryuu." Elvina curiga, "Apa yang kamu sembunyikan?"

"Kenapa belum tidur, El?"

"Jangan mengalihkan." Elvina menatapnya galak. Ryuu seperti seorang pencuri yang dipergoki, "Buka!" Perintah gadis itu. Sesaat Ryuu terdiam. Merasa aneh dengan Elvina yang galak seperti itu.

"Ini..."

"Aku ini sedang membawa anakmu di rahimku. Jangan berbicara soal privasi untuk hal ini." Potong Elvina, karena Elvina yang sekarang, bukanlah Elvina yang dulu.

"Bukan. Bukan itu, El. Dengarkan dulu. Aku akan ceritakan ya. Kamu tenang dulu."

Bagaimana aku harus bicara jika ia terus memotong seperti ini? Keluh Ryuu.

"Buka, Papa Muffin." Kali ini dengan lembut, Elvina memerintahkan.

"Baik... Baik..." Ryuu membuka T-Shirt nya dan Elvina melihat perban di lengan kiri Ryuu.

"Kenapa itu?" Elvina menutupi kepanikannya dengan sedikit gengsi.

"Aku mencoba melerai keributan di bar milik Andy, El... Tapi rupanya aku terkena pecahan botol dari orang yang mabuk parah." Tentu saja Ryuu berbohong.

"Sejak kapan kamu pergi ke bar?" Kecurigaan Elvina bertambah, "Apa karena aku hamil, kamu..."

"Bukan, El. Astaga. Would you calm down a little bit, honey?"

"..."

"Ayo. Kita duduk." Ryuu membawa istrinya duduk di tempat tidur, "Begini, El. Sebelum kita menikah, aku sering ke Nightscape. Bar milik Andy. Bukan untuk minum-minum. Hanya aku memang memiliki tempat disana. Tempat latihan lain."

Tempat eksekusi sebenarnya. Sambung Ryuu dalam hati.

"Tempat latihan lain selain di sini?" Tangan Elvina menepuk kasur.

"Iya." Elvina melotot, "Eh bukan kasur. Di bawah kamar ini. Dojo, El. Ada dojo lain di sebelah Nightscape."

Aduh.. Apa ibu hamil memang selalu begini ya? Pikirnya.

"Oh begitu. Bilang dong..."

Ya tuhan, El... Ryuu mendesah.

"Sudah. Ayo tidur lagi. Aku ngantuk." Ryuu menarik Elvina berbaring dan memeluknya.

"Anakmu ini tidak membiarkanku tidur nyenyak. Sejak tengah malam aku selalu terbangun dan harus ke kamar mandi. Buang air lah. Muntah lah." Kisahnya.

Pantas saja El marah-marah. Ryuu tersenyum.

"Baru sekarang ya seperti ini?" Tanya Ryuu. Elvina mengangguk. Ryuu masuk ke dalam selimut, "Harus ada papa ya, Nak? Maaf ya. Sekarang kita tidur. Biarkan mamanya tidur nyenyak ya..." Bisik Ryuu. Elvina yang merasa geli itu tersenyum.

Ryuu mengusap-usap kepala istrinya hingga Elvina tertidur. Namun ia sendiri masih terjaga. Ia mengambil tangan kiri Elvina yang sedang memeluknya. Ia melihat pergelangan tangan kiri itu. Masih ada bekas luka. Elvina sudah membuat jadwal dengan seniman tattoo yang ia percaya, namun setelah mengetahui dirinya sedang mengandung, gadis itu menggeser jadwalnya satu tahun ke depan. Ryuu sempat bertanya pada Carnelia si pemilik studio tattoo, tentang gambar tattoo Elvina. Carnelia mengirimkan foto padanya. Sebuah gambar omamori atau jimat khas Jepang berwarna merah dengan sebuah tulisan kanji Ryuu di atasnya dan ujung tali amulet itu membentuk sebuah tulisan: life. Kegunaan omamori diyakini sebagai pembawa keberuntungan atau perlindungan.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang