DUA PULUH LIMA

644 57 6
                                    

Ji Hyo merebahkan tubuhnya yang lelah di atas kasur empuknya. Setelah pulang syuting dan membersihkan diri. Kini matanya yang sudah sangat mengantuk siap untuk ia pejamkan, kalau saja suara deringan dari ponselnya tidak mengganggunya.

Dengan malas ia mengambil benda pipih yang terletak tak jauh dari jangkauannya. Setelah melihat sekilas nama yang tertera di layar ponselnya, ia pun menggeser tombol hijau dan meletakkan di dekat telinga.

"Ya hallo Eomma,"

"......"

"Kabarku baik, bagaimana kabar kalian?"

"......"

"Aku juga merindukanmu, maaf aku jarang berkunjung, Eomma tahu kan kondisi seperti apa saat ini. Dan ditambah kesibukanku akhir-akhir ini."

"....."

"Ya,tentu saja aku ingat, aku sudah memberitahu manager untuk mengosongkan jadwalku Minggu depan."

"....."

"Mungkin aku akan membawa seseorang dan aku ingin mengenalkan dia pada kalian."

"....."

"Selamat malam juga Eomma, salam buat Appa. Sampai jumpa, aku mencintaimu Eomma!" Klik panggilan pun terputus.

Ji Hyo memandang langit-langit kamarnya. Membiarkan pikirannya berkelana sambil sesekali tangannya terulur menutup mulutnya yang sudah menguap. Ia sudah benar-benar mengantuk. Perlahan matanya mulai mengatup, satu detik, dua detik, tiga detik. Tapi baru beberapa detik matanya terpejam, lagi-lagi suara deringan mengusik istirahatnya.

Dengan matanya yang masih tertutup Ji Hyo langsung menekan tombol answer, "ya halo?" sapa Ji Hyo dengan suara yang terdengar seperti gumaman.

"Apa aku mengganggumu? Kau sudah tidur?" Suara di sebrang, siapa lagi kalau bukan Kim Jong Kook.

"Tidak, aku baru mau tidur, ada apa Oppa?" tanya Ji Hyo yang matanya masih terpejam

"Aku tak tahu kenapa, tapi sepertinya malam ini aku sedang sakit," lirih Jong Kook.

Ji Hyo yang mendengar langsung membuka matanya "Oppa kau sakit? Sakit apa? Apa sudah minum obat? Kenapa bisa sakit?" cecar Ji Hyo panik.

Sementara di sebrang telepon orang itu hanya mengulum senyum. "Aku sakit! sakit karena menahan rindu pada kekasihku. Dan hanya dengan mendengar suaranya, tiba-tiba sakitku hilang. Bukankah itu sungguh aneh,"

Ji Hyo yang jengah pun mendecih pelan, "cih! Hentikan omong kosongmu itu Oppa, apa kau meneleponku malam-malam begini hanya untuk mendengarkan gombalanmu? Kalau tidak ada hal penting akan kututup," ancam Ji Hyo. Meski terdengar sebal, sebenarnya tanpa Jong Kook ketahui Ji Hyo tengah tersenyum.

Sesering apapun Jong Kook mengucapkan rayuan gombalnya, tetap saja itu berhasil membuat hati Ji Hyo selalu berbunga-bunga dengan kata-kata manis yang selalu keluar dari mulut pria yang ia cintai itu.

"Tidak, tunggu! Jangan kau tutup dulu. Aku serius! Biasanya setelah pulang latihan aku akan bisa tertidur. Tapi, malam ini aku belum mengantuk, karena itu aku meneleponmu. Mungkin dengan mendengar suaramu aku bisa cepat tidur. Jadi bisakah kau menemaniku sebentar?" pinta Jong Kook memohon.

Terdengar suara Ji Hyo yang menguap, "jadi apa yang bisa aku lakukan? Apa aku harus menina bobokanmu dan bernyanyi untukmu?" tanya Ji Hyo.

"Sepertinya itu tidak akan membantu, dan mungkin aku akan mendapat mimpi buruk setelahnya. Hahahaha," tawa Jong Kook tiba-tiba pecah.

"Aish, orang ini benar-benar," gerutu Ji Hyo.

"Oppa aku mengantuk bagaimana kalau Oppa saja yang bernyanyi untukku," gumam Ji Hyo.

Spartace : Future Couple (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang