NUMBER 1 - START

1.4K 167 16
                                    

CERITA INI MURNI DARI IMAJINASIKU SENDIRI

MURNI MILIK ©CALLMERIES

JADI, JANGAN PLAGIAT!

APRESIASI KALIAN DALAM KARYA INI MENJADI PENYEMANGAT UNTUK AKU MENULIS

TERIMAKASIH

◾️◾️◾️◾️

Kami mengundang kalian untuk turut berpartisipasi dalam pembukaan permainan GHOST CARD. Game bermedia kartu yang mampu membuat para player mengendalikan hantu-hantu sesuai dengan keinginan.

Datanglah 7 hari lagi, lalu kita bermain.

'

SEE YOU IN HUMAN GHOST COMPANY
WHEN NO IT'S YES
WARNING : THE GAME WILL MAKE YOU HAPPY

'

INDONESIA, 27 September 2056

Di dalam perpustakaan pribadi itu, tepatnya di kursi baca dekat jendela, Sooya berulang kali membaca undangan online yang secara tiba-tiba terbuka di Handphone pribadi miliknya. Membaca kata HUMAN GHOST COMPANY, membuat Sooya mengernyitkan dahi. Ia merasa tidak memiliki urusan dengan perusahaan teknologi terbesar di Indonesia itu, jadi bagaimana bisa undangan tersebut terkirim kepadanya.

Dan lagi, GHOST CARD? Sang gadis berambut hitam legam itu terkekeh pelan, di masa teknologi secanggih sekarang orang-orang masih percaya pada hantu? Oh, Sooya hampir melupakan sebuah fakta. Ia sedang tinggal di Indonesia, apa yang tidak logis bisa jadi logis di sini, termasuk bermain dengan hantu.

"Sooya!"

Perempuan itu melirik ke si pemanggil, melihat di sana seorang perempuan seumuran dengannya menyodorkan sebuah Handphone kepadanya.

"Apa, Jane?"

"Baca," pintanya. Segera Sooya melaksanakan apa yang diminta sahabatnya.

Kata demi kata ia baca tanpa ada satupun yang terlewati. Ketika sampai di titik akhir dari kalimat, Sooya membolakan mata. Sontak hal tersebut membuat Jane penasaran akan apa yang dipikirkan
perempuan di depannya.

"Aku juga mendapatkan undangan ini. Lihatlah!" kata Sooya seraya menyerahkan Handphone di atas buku yang ia baca tadi pada Jane.

Apabila seperti ini keadaannya dapat mereka simpulkan, mereka berdua diundang. Secara tiba-tiba.

"Apa pendapatmu?" tanya Sooya.

Jane mengangkat bahu acuh. Ia mengembalikan Handphone Sooya, kemudian kembali duduk tenang sambil melanjutkan bacaannya yang sempat tertunda. Jane terlihat sama sekali tidak peduli.

Dan karena pada dasarnya Sooya juga tidak peduli, gadis itu pun memilih beranjak dari duduknya untuk mencari buku bacaan lain.

Pandangannya menyapu sekeliling, menyadari ketidakberadaan Roses dan Lalalis --sahabatnya dengan Jane-- membuat Sooya berinisiatif ingin mencari. Namun, membayangkan dirinya mengelilingi perpustakaan pribadi milik Jane yang hampir seluas lapangan sepak bola itu membuat ia mengurungkan niatnya.

Jane, anak tunggal pengusaha tersukses kelima di Indonesia. Hidupnya bagai putri kerajaan, apapun yang ia inginkan selalu dituruti oleh kedua orang tuanya. Gadis itu memang selalu dimanjakan, tapi hal tersebut justru membuat Jane menjadi pribadi yang tertutup dan acuh.

GHOST CARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang