"terima kasih makanannya. jika kalian butuh bantuan, katakan saja. siapa tahu aku bisa membantu."
mark berjalan menuju pintu apartemennya, memberi satu lambaian tangan pada jeno dan jaemin yang membalas dengan riang.
oh, maksudnya hanya jaemin yang melambaikan tangan penuh semangat seakan berharap agar pemuda lee itu dapat makan bersama mereka lagi. sementara itu, jeno hanya tersenyum paksa sebelum masuk ke dalam apartemennya ketika mark sudah hilang di balik pintu.
"lagi-lagi kau cemberut," omel jaemin setelah menutup pintu apartemen mereka. bibirnya mengerucut maju dengan dahi yang berkerut dalam. "bersikap sopanlah pada kak mark. dia asisten dosen kan?"
jeno berdecak, meneguk jus jeruk yang baru ia tuang ke dalam gelas hingga tandas. menaruh kembali gelas kaca itu dengan keras.
"justru karena dia asisten dosen di kelasku, aku hanya perlu bersikap sopan padanya saat ada di kampus."
"ck, logikamu itu benar-benar." jaemin mendengus. "sudahlah, aku mau tidur sebentar. jangan menganggu."
jeno hanya berdeham, membiarkan kembarannya berjalan menuju kamarnya. baru saja ia hendak melangkahkan kaki menuju dapur, sebuah benda yang berkilauan di atas lantai menarik perhatiannya.
"nana," panggilnya sembari berlutut, berusaha mengambil benda tersebut. sebuah pulpen ternyata.
pegangan jaemin pada kenop pintu mengendur. pemuda itu menoleh kepada jeno. "apa, nono?" tanyanya.
jeno diam sejenak. mengernyit, merasa alat tulis di tangannya cukup berat untuk ukuran sebuah pulpen. mungkin pulpen mahal. ia menunjukkan pulpen itu pada pemuda yang lebih muda.
"ini punyamu?"
"hm? apa itu?" jaemin memicingkan kedua matanya. "pulpen?"
"iya, pulpen. punyamu bukan? ada di lantai," jelas jeno.
pemuda itu menggeleng. "bukan. sepertinya punya kak mark, kembalikan saja padanya. aku mau tidur."
"aish, kau saja." jeno menggelengkan kepala keras, menolak.
jaemin menghela napas lelah, menatap malas sang kembaran. "kau yang menemukan, berarti kau yang mengembalikan."
"tapi—"
"kembalikan saja. siapa tahu setelah ini dia akan memberimu nilai a."
KAMU SEDANG MEMBACA
the warmest things i've found
Fanfictionmark selalu menemukan sebotol cokelat hangat di depan pintu apartemennya.