14. {VICTOR = Pembalasan bola basket}

17K 1.1K 86
                                    

Vote koment sebanyak-banyaknya...

Vote koment sebanyak-banyaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibarat kucing sama anjing, kalau ketemu pasti ribut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibarat kucing sama anjing, kalau ketemu pasti ribut. Tapi kalau ini beda, ini macan sama singa betina yang kalau ketemu selalu ribut. Gue do'ain supaya macan sama singa betinanya saling jatuh cinta."-Julliane Moore.

****

"Nama kamu, Sava?" tanya Alio pada gadis kecil yang sedang mengerjakan tugas mewarnai baju itu. Gadis yang sedang menuangkan cat cair ke baju putih polos yang sudah di gelung itu mengangguk.

"Kok ngerjain tugasnya di sini?" tanya Alio lagi, ia ikut membantu gadis kecil itu bersama dengan Venus.

"Kalau malem Abang di sini, jadi aku ke sini, soalnya besoknya Abang mau pergi," jawab Sava polos.

Alio menyipit menatap Victor tajam, sedangkan yang ditatap seperti itu memilih mengedikkan bahunya acuh. Alio bangkit dari duduknya dan menarik paksa Victor agar ikut bersamanya. "Lo gila, ya? Masa adek lo diajak ke tempat kayak gini?!" ketus Alio merasa jengkel, mengapa ada Kakak seperti Victor di dunia ini.

"Apa urusan lo? Ngnggak usah sok ikut campur, lo bukan siapa-siapa," ucap Victor tak kalah ketus. Victor melepaskan paksa genggaman Alio di tangannya.

Kejadian ini tentu tidak lepas dari mata seluruh anggota Street Tiger, mereka terkejut melihat sikap Alio yang dengan seenaknya menarik lengan Victor.
"Sava itu masih kecil, masa dia malem-malem lo bawa ke sini cuman karena tugas." Alio tidak habis pikir dengan laki-laki di depannya ini.

"Urusan gue! Ngnggak usah ikut campur, seolah-olah lo itu berharga di hidup gue! Lo itu cuman cewek yang cari perhatian sama gue dengan cara sok nantang gue! Murahan!" Setelah mengatakan itu Victor berlalu pergi ke teman-temannya.

Sedangkan Alio mematung, mencerna seluruh ucapan Victor tentang dirinya. Adrian menghela napas saat melihat wajah Alio yang merah padam, entah menahan tangis atau menahan amarah.

"Gue cabut," ucap Adrian, ia menggandeng tangan Alio dan mengajaknya ke parkiran motor.

Saat ini Alio menyenderkan kepalanya di punggung tegap Adrian yang sedang membawa motor, tangannya ia lingkarkan di pinggang Adrian.

"Gue bilang apa, jangan terlalu ikut campur urusan pribadi Victor. Lo sendiri ‘kan yang sakit hati denger omongan pedes dia," ucap Adrian dari balik helm full face-nya.

"Sok tahu," ucap Alio ketus, ia semakin memeluk Adrian dengan erat.

Adrian menghela napas dari balik helm full face-nya. "Gue tahu Lolli, gue kenal lo lebih dari siapa pun." Adrian menggunakan tangan kirinya untuk mengusap lembut lengan Alio yang melingkar di pinggangnya.

"Victor bilang dia itu benci banget sama Sava, tapi perlakuan dia itu ngnggak sebanding sama ucapannya, lo tahu ‘kan maksud gue?" tanya Adrian.

"Gue tahu," balas Alio singkat.

****

Bel telah berbunyi, murid-murid SMA Perjuangan berhamburan keluar kelas, Alio memasukkan buku-buku pelajaran ke dalam tas, lalu ia membawa sebagian buku-buku lainnya di tangannya.

Julia sedang memperbaiki riasan wajahnya, sedangkan Mars sudah dijemput oleh sang pujaan hatinya. "Udah mau pulang kali, ya, masih aja dandan," sindir Alio.

Julia menoleh menatap Alio dengan cengengesan. "’Kan siapa tahu nanti di jalan ketemu Romeo, ‘kan gue harus cantik," ucapnya.

Alio memutar bola matanya jengah. "Kalau dia emang tulus, ngnggak peduli lo cantik atau jelek, dia pasti nerima kok."

Mendengar perkataan Alio, Julia mencebikkan bibirnya. "Ya ‘kan, bukannya gitu, maksud gue biar lebih fresh aja, cowok juga mau kali kalau pacarnya cantik terus.

"Emang lo pacaran ya sama Romeo? Bukannya masih hubungan tanpa status?" Alio mulai mencepol rambutnya. Setelahnya ia membawa sebagian buku-buku yang tadi ia taruh di meja ke tangannya.

Julia semakin kesal. "Ngnggak usah diingetin kali!! Gue juga tahu kalau gue masih digantung kayak jemuran!" sebal Julia, ia mengikuti langkah Alio.

Alio terkekeh kecil. "Anterin gue ke perpus dulu ya, balikin buku ini," ucapnya, mengangkat ke atas sedikit buku-buku yang dibawa di lengannya.

"Oke."

*****

Setelah kemarin seharian suntuk ia di puncak bersama Adrian menyiapkan acara Anniversary. Akhirnya Victor kembali ke sekolah. Jam pulang sekolah sudah lewat beberapa menit yang lalu, saat ini ia sedang latihan basket seorang diri di lapangan belakang dekat perpustakaan.

Saat ia menoleh, ia melihat Alio sedang berjalan ke arah perpustakaan bersama gebetan Romeo yang ia tidak ketahui namanya. Victor memiringkan senyumnya, ia mengangkat bola basket dan melemparkannya ke kepala Alio.

Alio yang tidak siap hanya meringis sakit, ia menoleh menatap Victor yang tersenyum menyebalkan. "Sakit, bego!" umpatnya.

"Balesan karena lo lempar gue pake bola basket waktu itu dan lo yang ikut campur urusan gue sama adek gue!!" teriak Victor.

"Bego! Cewek dilawan! Minta dipotong anu lo, hah?!" jengkelnya.

"Lo juga, cewek kayak cowok!! Malah ngatain orang seenaknya!!"

Julia yang berada di tengah-tengah keributan hanya memijat pelipisnya pusing, setiap dua makhluk ini dipertemukan, mengapa selalu ada keributan?

"BERISIKK!!" teriak Julia kesal yang langsung mendapat pelototan tajam dari Alio dan Victor. Menciut, Julia menepuk mulutnya yang begitu menyebalkan sekarang. "Udah tahu yang berantem macan sama singa betina, malah sok-sokan ngediemin," rutuknya.

****

~~**~~
TBC
~~**~~

Aku akan update setelah 35 vote dan 20 Komentar 😊

06-07-2020

VICTOR (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang