01. BROKEN MEMORIES

3.7K 341 6
                                    

BRAKK!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAKK!!!

Dengan kesal Rose memukul meja menggunakan tangannya yang terkepal kuat.

"Memang baji*gan tuh orang!" Umpat Rose kasar. Pantas saja saat ia kembali masuk ke sekolah, ia tidak melihat senyuman manis dari sahabatnya.

"Sabar Rose, aku nggak papa kok." Ucap Lisa mencoba meredahkan amarah sahabatnya.

"Gimana aku bisa sabar, Cha. Mereka itu nggak punya hati, nggak pantas di sebut manusia."

"Apa lagi tuh si playboy resek, awas aja, aku bakal patahin tuh kaki sama tangannya bila perlu aku hancurin muka songongnya itu biar nggak tebar pesona lagi." Ujar Rose sungguh- sungguh.

Lisa menyesal dalam hati, jika ia tahu respon Rose seperti ini ia tidak akan menceritakan kejadian 2 hari yang lalu padanya. Tapi apa daya, nasi sudah menjadi bubur.

Rose merapikan rambutnya yang berantakan, "Memang sih Cha, dari awal aku masuk ke sekolah ini dan ketemu sama kamu, si Jennie itu nggak beres, aneh, apa lagi tuh senyumnya, fake banget." Ucapnya lagi meluapkan kekesalan.

Lisa hanya bisa diam, ia bingung harus berkomentar apa. Memang benar apa yang di katakan Rose, nyatanya jika Jennie tulus berteman dengannya seharusnya dia tidak mengatakan kata- kata pedas seperti malam itu.

"Udah Cha, nggak usah nangisin mereka lagi. Masih ada aku, tenang saja." Rose menepuk pelan pundak Lisa.

Lisa tersenyum dan memeluk Rose dengan erat, "Makasih Rose, makasih sudah mau menjadi sahabatku. Jangan tinggalin aku lagi ya."

Rose menyambut pelukkan itu dengan hangat tak lupa ia mengusap punggung sahabatnya. "Iya, aku juga senang kok kita masih bisa sahabatan lagi. Aku janji, aku nggak akan ninggalin kamu kayak dulu."

Rose mengurai pelukkan mereka, ia tersenyum. "Hari ini aku traktir kamu di café tempat biasa kita nongkrong, itung- itung rayain kepulangan. Mau nggak?" Tanya Rose.

Lisa mengangguk cepat, "Kamu yang traktir kan?" Tanya Lisa memastikan.

"Ya iyalah, ayo..."

Rose menarik lengan Lisa, mereka segera beranjak pergi menuju garasi. Sebenarnya bel pulang sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu, tapi Rose mencegah Lisa untuk pulang karena gadis itu ingin tahu alasan kenapa Lisa mendiamkannya sejak pagi.

🌼

Pesanan mereka pun tiba, Rose yang memang sudah kehausan sejak tadi langsung meneguk americano-nya. Membuat Lisa geleng- geleng sambil tersenyum kecil.

PRESENCE || taeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang