Sesekali, Vie memandang jam yang menempel indah di atas sana. Ia sedikit begumam pelan lalu kembali menatap ke arah buku. Ada yang mengganjal di hati sekarang.
Pria itu bangkit kemudian berjalan menuju balkon, ia menatap langit yang mulai berubah menjadi oren.
Seharusnya Lisa sudah pulang kan? tapi kenapa dia tidak kunjung datang?
Vie bertanya- tanya dalam hatinya, walaupun tidak tahu makna sesungguhnya dari perasaan Khawatir. Tapi Vie yakin jika yang ia rasakan kini adalah kekhawatiran, khawatir karena Lisa tidak cepat pulang seperti biasanya.
Vie pun kembali masuk dan mulai membaca buku yang baru. Ia berusaha untuk tidak berpikir yang aneh- aneh, tapi hatinya seolah sedang mencoba memberitahunya sesuatu. Apa itu firasat? Entahlah Vie juga tidak yakin.
Vie tidak bisa fokus pada bukunya, pria itu mulai beranjak berdiri dan keluar dari kamarnya. Ia memilih untuk duduk di sofa sambil menonton acara televisi, namun tetap saja ia tetap tidak bisa fokus. Dengan sekuat tenaga, Vie mencoba untuk menyingkirkan segala perasaan aneh yang sedari tadi mengganjal hatinya.
Perlahan langit mulai menjadi gelap, melihat itu Vie semakin merasa khawatir.
Tok, tok, tok...
Mendengar ketukkan pintu itu, segera Vie berlari menuju pintu. Tanpa berpikir atau mencari tahu siapa yang datang, pria itu langsung membuka pintu. Dan tepat ketika pintu terbuka lebar, tubuh Vie membeku di tempat.
"KAMU SIAPA?!" Tanya gadis itu terkejut. Pasalnya ia datang ke rumah Lisa karena ingin memastikan sesuatu.
"A-a, anu..."
"Yang punya rumah ini di mana? Jangan-jangan kamu perampok ya?!" Tuding Rose, tanpa aba-aba gadis itu melayangkan tendangannya tepat mengenai aset berharga milik Vie, membuat pria itu meringis.
Rose mulai memasang kuda-kuda. "AECHA! KAMU DENGAR AKU NGGAK? AECHA!" Teriak Rose mencoba memanggil Lisa, tapi tak ada sahutan sama sekali. gadis itu juga masih dalam posisi siaga.
"Kamu apain Aecha? Ngaku! Kamu beneran perampok kan?! Aecha di mana?!" Sambar Rose sambil memicingkan matanya tajam.
Setelah menetralisirkan rasa sakitnya,Vie menatap dingin kearah Rose. "Harusnya saya yang bertanya, di mana Lisa?"
"Harusnya dia sudah pulang kan? Saya nggak tahu perampok itu apa, tapi saya bukan perampok." Sambungnya menegaskan.
Rose semakin memicingkan matanya. Maling mana mau ngaku!
"Kalo bukan perampok terus apa?! Maling? Polisi? Jangan becanda ya! Kamu pasti teroris! Kamu incar rumah Aecha untuk ngebom kawasan ini kan?!"
Vie menghela napasnya jengah, mencoba untuk tidak memukul gadis menyebalkan di hadapannya ini. Untung sahabat Lisa.
"Terserah kamu, tapi saya bukan seperti apa yang kamu sebutin. Saya orang yang Lisa tolong beberapa minggu lalu." Ucap Vie, percaya atau tidak yang penting sudah ia beritahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESENCE || taelice
FantasySemua kekurangan di hidupnya selalu tertutupi karena kehadiran mereka--- sahabat dan juga pacarnya. Tapi dalam sekejap kehadiran mereka lenyap bengitu saja, meninggalkan bekas luka di hati seorang Kim Lisa yang susah untuk di sembuhkan. Kesedihan d...