03. WHO IS HIM?!

2.4K 313 14
                                    

Akhirnya Lisa pun sampai di rumahnya setelah berlari dan tidak memperdulikan orang- orang yang melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Lisa pun sampai di rumahnya setelah berlari dan tidak memperdulikan orang- orang yang melihatnya. Lisa masuk dan segera merebahkan tubuhnya di sofa, gadis itu begitu kelelahan. pikirannya terus memikirkan kejadian beberapa menit lalu.

'Apa aku salah dengar ya?'

'Mustahil juga kan ada orang yang bisa ngantar ke akhirat, iya- iya pasti salah dengar.'

Lisa mengangguk meyakinkan dirinya jika pasti ia salah. Beberapa detik kemudian ia menampar pipinya pelan.

'Lupakan, lupakan okay.'

Lisa menarik dan menghembuskan napasnya. Gadis itu mulai beranjak berdiri menuju kamarnya.

🌼

Hari sudah menjelang malam, Lisa tengah duduk di kursi belajarnya dan sedang mengerjakan tugas sekolah yang ia dapat tadi pagi.

Saat sedang asik mengerjakan tugasnya, tiba- tiba saja ponsel di sampingnya bergetar menandakan jika ada panggilan masuk.

Lisa melirik sekilas nama kontak yang tertera di layar ponselnya, detik itu juga kedua matanya membulat sempurna. Lisa menarik napasnya lalu ia hembuskan dengan perlahan, merasa cukup siap ia segera menggeser tombol berwarna hijau. Panggilan pun tersambung.

"Halo, Ayah. Ada apa?" Tanya Lisa, jujur saja Lisa sedikit gugup karena tiba- tiba saja sang Ayah meneleponnya duluan.

"Aah... tidak papa. Ayah hanya ingin menanyakan kabarmu. Apa kamu baik- baik saja di sana?"

Lisa mengangguk dan menjawab, "Aku baik- baik saja Yah, jangan khawatir. Jaga diri Ayah baik- baik di sana."

Lisa menahan napasnya beberapa detik, ia menggigit kuku jarinya. Merasa khawatir karena tidak ada sahutan dari sang Ayah.

"... Maafkan Ayah, Lisa..."

Lisa tersentak, "Ke, kenapa Ayah meminta maaf? Lisa baik- baik saja di sini, tidak ada yang perlu Ayah khawatirkan. Sahabat- sahabat Lisa juga selalu ada buat Lisa kok, Yah... Lisa---" Ucapan Lisa terpotong.

"Sayang, Ayah tutup dulu teleponnya. Ayah masih harus mengerjakan dokumen Ayah, Good night dear..."

Lisa menelan salivanya dan mengangguk pasrah, "Iya, Good night too..."

Tutt...tutt...

Panggilan pun berakhir, Lisa menatap sendu kearah layar ponselnya, selang berikutnya ia membaringkan kepalanya di atas meja. Tak sadar, bulir bening jatuh melintasi pipi putihnya. Lisa sangat merindukan Ayahnya, ia ingin meminta Ayahnya kembali ke Korea tapi ia tidak ingin egois. Lisa tahu jika Ayahnya kini sedang berusaha untuknya.

PRESENCE || taeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang