02. ACCIDENT

2.5K 311 9
                                    

Lisa pun akhirnya sampai, ia segera turun dan membayar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa pun akhirnya sampai, ia segera turun dan membayar. Setelah itu ia bergegas mendekati pintu gerbang rumah Jennie. Lisa melirik jam tangannya, sekarang masih jam delapan. Seharusnya Jennie belum tidurkan?

"J- JENNIE!, APA KAU ADA DI RUMAH...?!"

"JENNIE! INI AKU, LISA! TOLONG BUKA GERBANGNYA, AKU- AKU MEMBUTUHKANMU SEKARANG!" Teriak Lisa sambil beberapa kali mengusap air matanya.

Namun tidak ada jawaban sama sekali, Lisa melirik ke samping. Tepat di sana terpasang bel, ia pun segera menekan belnya beberapa kali. Tapi hasilnya sama saja.

"Apa Jennie sedang tidak ada di rumah ya?" Gumamnya bertanya- tanya.

Lisa merogoh sesuatu dari saku roknya, mengambil ponselnya yang ada di dalam sana. Dengan cepat ia mencari kontak nama Jennie, gadis itu pun mencoba untuk menelepon sahabatnya itu.

Sudah lima kali panggilan, tapi si penerima tak kunjung mengangkat panggilannya. Lisa mulai merasa putus asa, ini yang terakhir, batinnya kemudian menelepon Jennie lagi.

"Halo, ada apa?"

Lisa bernapas lega saat panggilannya berhasil terhubung,

"E- e itu, Jennie apa kau tidak ada di rumah? Aku sekarang berada di depan rumahmu." Ujar Lisa.

"Ooh, aku bisa melihatmu dari sini. Kenapa datang ke rumahku?"

Mendengar perkataan Jennie, Lisa langsung mendongak--- memandang ke arah balkon kamar Jennie. Tepat di sana ia bisa melihat Jennie yang berdiri sambil memegang ponselnya di telinga.

Pertanyaan Jennie terdengar tidak bersahabat, tapi Lisa berusaha untuk berpikir positif.

"Aku membutuhkanmu, bisa kah kau membuka gerbangnya?" Tanya Lisa sambil memandang ke arah Jennie yang berada di depan sana.

Terlihat kedua sudut bibir Jennie perlahan naik, membuat Lisa kebingungan apa yang di pikirkan Jennie.

"Maaf, tapi di rumahku tidak menerima sampah sepertimu."

Lisa tersentak kaget mendengar jawaban Jennie, ia benar- benar tidak mengerti. Salah dengar kah dia?

"Je- jennie, apa maksud mu?" Tanya Lisa sedikit terbata- bata.

Terdengar Jennie tertawa kecil di sebrang sana. "Apa kau tidak tahu diri?! Kau itu hanya sampah! SAMPAH YANG TIDAK BERGUNA! MENGERTI?!"

"Jennie, kenapa kau berkata seperti itu? Ki- kita adalah sahabat, ka---"

"Apa?! Sahabat?! Dengar, aku tidak pernah punya sahabat sepertimu! Sekarang, aku bukan sahabatmu dan kamu juga bukan sahabatku. Jadi selamat tinggal!"

"Tunggu! Jangan tutup teleponnya!" Cegah Lisa.

"Kau ingin apa?"

"Kenapa kau mengatakan perkataan seperti itu padaku? Kenapa sikapmu berubah sekarang? Bukankah dulu kau sangat baik padaku? Ke- kenapa se- sekarang kau berubah...?"

PRESENCE || taeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang