Lisa sudah tiba di rumahnya, gadis itu membuka pintu dan segera masuk. "Vie, aku pulang."
Tidak ada sahutan, Lisa mengerutkan dahinya sendiri. Ia memeriksa isi rumahnya, mencari Vie.
"Kau sudah pulang?" Tanya seseorang di belakang Lisa. Lisa berbalik, ia agak terkejut karena Vie tiba-tiba berada di belakangnya.
"Kau dari mana? Aku mencarimu tau." Protes Lisa.
Vie hanya menunjukkan senyum tipisnya, ia lantas mendekatkan wajahnya pada Lisa. Membuat gadis itu membeku di tempatnya. Melihat gelagat Vie, muncul pikiran liar di kepala kecilnya, Lisa tidak ingin munafik, jantungnya kini berdetak tak beraturan, kedua pipinya juga mulai bersemu. Lisa sontak menutup kedua matanya.
"Kenapa kau menutup matamu?" Tanya Vie, bingung.
Lantas Lisa membuka matanya, sekali lagi ia di buat terkejut oleh pria di hadapannya karena wajah mereka hanya berjarak satu jengkal saja.
Lisa bergeming, tak lama Vie kembali merekahkan senyumnya. "Matamu indah, aku menyukainya." Ucapnya lolos begitu saja.
Kedua mata Lisa membulat, tunggu! Apa barusan ia tak salah dengar? Apa malaikat di depannya ini mengatakan matanya indah? Jadi wajah mereka sedekat itu hanya karena mata?
Kedua pipi Lisa kembali bersemu. Ia segera mendorong Vie agar menjauh darinya, lalu beranjak pergi tanpa meninggalkan sepatah dua kata. Ia benar-benar malu!
Vie mengedipkan matanya beberapa kali, sambil menatap kepergian Lisa yang menghilang di balik pintu.
Kemudian Vie terkekeh pelan, "Manis."
🌼
Vie mendorong pelan pintu kamar Lisa, sedikit ia memasukkan kepalanya ke dalam kamar. Di lihatnya Lisa yang tengah duduk di kursi belajarnya, lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding di kamar Lisa. Sudah hampir setengah hari Lisa duduk di sana sambil mencoret sesuatu di buku.
Vie kembali mengeluarkan kepalanya, ia tidak ingin mengganggu Lisa yang sedang belajar. Dengan perlahan ia menutup pintu tersebut lalu beranjak turun ke bawah.
Vie duduk di sofa, ia mulai menekan remote membuat layar TV yang semula mati kini menampilkan gambar. Berulang kali Vie mengganti channel TVnya merasa tidak puas karena tidak menemukan ide di kepalanya. Vie memang sedang menatap layar TV tapi pikiran pria itu berada di tempat lain, ia sedang berusaha memikirkan cara agar dapat melihat senyuman Lisa hari ini.
Vie menghentikan aktivitasnya mengganti channel, saat ia menemukan acara TV yang lebih berguna. Ia menonton acara kuliner makanan yang bertema jajanan malam. Senyumnya mulai terangkat, segera ia mematikan TV dan lantas keluar rumah tanpa meminta izin pada yang punya rumah.
Vie hanya memakai sweater polos berwarna hitam yang tidak terlalu tebal, padahal cuaca malam ini lumayan dingin. Pria itu bahkan tidak memakai apapun untuk menutup wajahnya, sebab itu sepanjang ia berjalan, Vie membuat para pelajan kaki lain menatapnya karena terpesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESENCE || taelice
FantasiaSemua kekurangan di hidupnya selalu tertutupi karena kehadiran mereka--- sahabat dan juga pacarnya. Tapi dalam sekejap kehadiran mereka lenyap bengitu saja, meninggalkan bekas luka di hati seorang Kim Lisa yang susah untuk di sembuhkan. Kesedihan d...