Lisa sedikit mengerang, lalu membalikkan tubuhnya ke samping. Perlahan, Lisa membuka kedua matanya dan di saat itu juga pandangannya bertemu dengan Vie.
Vie yang juga melihat Lisa baru saja membuka mata itu tersenyum hangat, "Selamat pagi, Lisa." Sapanya.
Lisa diam tidak menjawab, gadis itu berpikir pelan- pelan. Apakah yang ia lihat dan dengar beberapa detik tadi benar? Atau hanya mimpi?
"Ada apa? Kenapa kau mengerutkan dahi mu?" Tanya Vie kemudian menyentuh dahi Lisa menggunakan jari telunjuknya.
Lisa berkedip beberapa kali, saat benar- benar sadar gadis itu kemudian menegakkan punggungnya. Membuat Vie juga ikut mengambil posisi duduk.
"Ah, aku ketiduran di sini." Gumam Lisa pelan namun bisa didengar oleh Vie.
Lisa menoleh kearah Vie, kemudian sedikit mendekati pria itu. "Apa demammu sudah turun?" Tanyanya.
Lisa menempelkan punggung telapak tangan kirinya pada dahi Vie, sedangkan telapak tangan kanannya menempel pada dahinya sendiri.
Gadis itu bergumam pelan, sambil menutup kedua matanya. Mencoba untuk memeriksa suhu badan Vie.
"Ah syukurlah, panasnya redah." Ujarnya kemudian melepas telapak tangannya dari dahi Vie.
"Apa kau masih merasa pusing? Bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Lisa.
Vie mengembangkan senyumnya, "Hanya sedikit pusing, perasaanku juga sudah membaik." Jawabnya.
"Ommo... kau sudah bisa tersenyum rupanya. Kapan kau tersenyum?" Tanya Lisa, gadis itu baru menyadari jika Vie kini sudah bisa tersenyum.
"Semalam." Jawabnya jujur.
Lisa manggut- manggut, hmm... kira- kira senyuman pertama Vie karena apa ya?
Lisa sedikit cemberut, padahal ia sangat ingin melihat senyuman pertama Vie. Tapi, ia melewatkannya.
"Lisa, kenapa diam? Bukankah hari ini kau harus berangkat ke sekolah?" Tanya Vie sembari mengacak pelan puncak kepala Lisa.
Ah! Iya! Aku hampir lupa.
Lisa beranjak turun dari kasur lalu segera pergi menuju kamarnya. Tak berselang lama, Vie juga ikut keluar dari kamarnya dan berjalan menuju lantai bawah.
🌼
Lisa tengah sarapan pagi bersama Vie. Dengan lahap, gadis itu memakan makanannya. Entah kenapa, Vie berinisiatif sendiri untuk membuatkan sarapan. Awalnya, Lisa pikir makanan yang akan di buat Vie tidak enak sama seperti pertama kali Vie belajar memasak, tapi ternyata rasanya tidak buruk. Lisa menyukainya.
"Makannya pelan- pelan saja. Aku tidak akan merebutnya." Tutur Vie di selingi senyuman kecil.
Lisa terdiam dan menatap Vie, gadis itu mulai sedikit merasa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESENCE || taelice
FantasySemua kekurangan di hidupnya selalu tertutupi karena kehadiran mereka--- sahabat dan juga pacarnya. Tapi dalam sekejap kehadiran mereka lenyap bengitu saja, meninggalkan bekas luka di hati seorang Kim Lisa yang susah untuk di sembuhkan. Kesedihan d...