🌌Summer 2.7🌌

553 86 8
                                    

Hembusan angin menerpa rambut namja tersebut,sinar matahari yang tertutup oleh hitamnya molekul-molekul awan,maniknya hanya tertuju ke langit gelap karena ulah awan hitam yang setia menunggu untuk menurunkan bebannya ke daratan.

Pandangan matanya terus menatap ke depan,seakan gravitasi bumi yang memaksa menariknya membuat lututnya tak kuasa menahan beban.Hingga,tubuhnya kini terduduk dengan lutut yang ia tekuk ke belakang di dinginnya lantai rooftop rumah sakit.

"Yeonjun?siapa itu?"

"Aku bahkan tidak bisa mengingat namaku..."

Yeonjun meringis sakit dihatinya,semua yang ia harapkan,kebahagiaan yang ingin ia bagi bersama semua keluarganya kini hanya menjadi sebuah nebula.

"Ini semua salahku!!!kenapa aku bisa hidup disini!kenapa bukan aku!?kenapa!!!", Yeonjun berteriak tak terima merasakan kenyataan yang menghantam hidupnya saat ini.

Ia hanya bisa menangis,menarik rambutnya kasar tak kuasa untuk menegakkan tubuhnya dan ketua telapak tangannya mengepal kuat yang ia luncurkan ke lantai.

Soobin menatap sendu kakaknya itu,mata yang sembab dengan hidung yang memerah,jangan lupakan rambutnya yang berantakan membuat Soobin sangat tak tega melihat kondisi saudara sulungnya hari ini.

Perlahan ia hentakan kakinya mendekati hyeongnya yang terpuruk,kemudian menariknya ke pelukannya untuk membuatnya lebih tenang.

"Hyeong...",ucapnya lirih dengan kantung mata yang memerah.

"Aku bodoh Soobin-ah,aku tidak menjadi anak tertua yang baik,aku selalu membuat keluargaku kedalam penderitaan.Aku bodoh Soobin-ah,aku tak pantas hidup...hiks..."

Soobin tak bisa menahan air matanya lagi,ia hanya bisa menunduk,memegang tangan hyeongnya yang sedari tadi memukuli lantai sebagai pelampiasan penyesalan,bukan hanya kakaknya saja yang merasakan ini,bahkan dirinya pun terpuruk melihat kondisi eomma mereka saat ini.

"Aniya(tidak),ini sudah menjadi takdir kita,kumohon berhenti menyakiti dirimu sendiri...",ujar Soobin terdengar sangat parau melihat Yeonjun yang hanya bisa menangis di pelukannya.

"Maafkan aku selama ini,aku membuatmu pergi,membuat kalian selalu tersiksa karena orang lain..hikss,kenapa bukan aku saja?...hiks...kenapa aku berlari saat itu...hiks...kenapa!!!"

Soobin hanya bisa memeluk hyeongnya.Ia baru tahu bukan hanya dirinya yang memendam rasa sakit dihatinya,orang yang kini sedang berada di rangkulannya lebih terpuruk bersamaan dengan suasana langit yang mengerti.

Langit yang merasa memahami kerapuan hati mereka berdua,menjatuhkan bebannya setetes demi setetes,hingga mengguyur membasahi tanah kota Seoul yang terasa sangat dingin.
___,,,___

Sedangkan Taehyun yang sedari tadi hanya terduduk di lantai rumah sakit,menjatuhkan kepalanya diantara kaki miliknya kemudian menunduk merasa tak bisa berbuat apa-apa saat ini.

Ia menemukan Sowon sejak lama, menemukan orang yang selama ini telah ia cari dengan susah payah,namun bodohnya dirinya tak mengenali eommanya sendiri, seseorang yang jelas-jelas menolongnya dari awal hingga saat itu menjadi tetangganya.Ia sekarang baru sadar jika Sowon bukan hanya teman,tetangga bahkan penolong nya,dia adalah orang yang melahirkan dirinya di dunia ini.

Perlahan namun dengan tangan yang sedikit bergetar karena isakan, Taehyun mengambil note buku kecil miliknya dari saku celananya.

'Tuhan telah mengabulkan doaku,namun tidak dengan diriku yang tidak menyadari kebodohan ku selama ini'

Tulisnya di buku catatannya dengan tulisan yang kurang jelas karena isakan dan tangannya pula yang bergetar,tubuhnya yang perlahan lemas membuat tangan Taehyun menjatuhkan buku tersebut disampingnya dan menaruh kembali kepalanya diantara kedua kakinya.

Our Summer[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang