🌌Summer 3.5🌌

378 71 29
                                    

Sinar surya telah menerangi kota sejak dua jam lalu,semua orang berlalu lalang beranjak menuju urusan mereka masing-masing,tiga koper dengan satu tas telah tertata rapi di samping kursi stasiun dengan tiga remaja dan tiga keluarga yang lain duduk dia kursi stasiun sembari menunggu kereta datang.

Terasa kereta akan sampai mereka semua berdiri,Yura menatap satu persatu keluarga nya yang kini akan kembali lagi ke Seoul untuk melanjutkan pendidikan mereka dan pekerjaannya,memeluk erat adiknya merasa satu Minggu bersama Sowon begitu cepat berlalu.

"Jagalah mereka baik-baik,jangan lupakan mereka lagi!",titah Yura dan Sowon mengganguk paha.

"Mereka bertiga anakku,aku akan selalu menjaga mereka..."

Berganti dengan suaminya,Yura merapikan sedikit kemeja Yansuk yang sedikit kusut dengan menatap lekat suaminya tersebut,"Aku akan merindukanmu...",Yansuk mengganguk,mengeratkan pelukannya karena akan kembali berpisah begitu lama.

Yura melepas pelukan suaminya perlahan,melanjutkan menatap ketiga keponakannya yang hanya tersenyum ke dirinya,ia sungguh tak menduga sudah bertahun-tahun merawat Yeonjun,Soobin dan Taehyun.Dan kini ketiganya telah beranjak menjadi remaja bahkan Yeonjun telah menjadi pegawai kantor.

"Kalian berdua jaga diri baik-baik,dan jangan merepotkan eomma kalian hanya karena masalah sepele.", Yeonjun dan Soobin mengganguk di pelukan Yura.

Setelah itu ia berlatih ke keponakannya yang paling muda bahkan keponakannya paling dewasa telah berdiri di depannya,Yura memeluk Taehyun begitu erat,merasa matanya berair ia mengusap pelan kelopak matanya tak ingin bersedih walaupun perpisahan menanti.

"Jaga dirimu baik-baik,bibi Tahu Taehyun anak yang paling kuat diantara kakak-kakaknya.",Yura menyemangati Taehyun membuat sang empu tersenyum senang dan tak terasa kereta yang akan mereka tumpangi kini telah sampai di hadapan mereka.

"TUNGGU!!",semua orang seketika menoleh ke asal suara,melihat seorang yeoja muda berlari begitu cepat menerjang seluruh orang.

"S-soora..",gumam Soobin ketika temannya berada di stasiun.

"Hoshh...hoshhh...hampir saja...",Soora diam membungkuk mengambil nafas sebanyak-banyaknya,setelah terasa netral ia menghampiri mereka semua.

"Kau darimana saja eoh?kukira kau tak akan muncul!",ketus Yura setelah melihat kehadiran Soora.

"Maaf bibi,paman,bibi lagi,aku tidak bisa melewatkan akademiku.",ucapnya dengan nafas sedikit tersengal-sengal kemudian menghampiri temannya Soobin yang masih mematung menatap kehadirannya.

"Hei tak kusangka baru beberapa hari aku melihat sekarang kau pergi!",ujarnya sedikit cepat sembari memukul pelan lengan Soobin namun sang empu hanya tersenyum malu.

"Hehe..."

"Wae-yo?"

"Aniya,terima kasih sudah datang kemari.",ujarnya dan Soora tersenyum.

"Tentu aku akan datang!kita seorang teman...",Soobin tak bisa sedetikpun melunturkan senyumannya,terus menatap Soora bersyukur meskipun tak memiliki banyak teman namun Soora dapat mengganggap Soobin sebagai sahabat terdekatnya.

"Ini makanlah aku membuatnya sendiri.",ucap Soora dan secara pelan Soobin mengambil bungkusan dengan kotak makan berwarna biru.

"Go-gomawo."

Soora memeluk sekejap Soobin membuat sang empu kembali terdiam bahkan wajahnya kini memerah dan Yeonjun dengan tatapannya menatap Soobin dengan senyuman yang tak bisa diartikan.

"Terima kasih sudah menjadi teman Soobin...",ucap Sowon memeluk sebentar Soora.

"Ne."

"Baiklah hanya kita yang belum menaiki kereta...",mereka berempat mengganguk,melambaikan tangan kepada Yura dan Soora kemudian masuk ke kereta api mencari tempat duduk mereka.

Soora tersenyum sambil melambaikan tangannya,menatap sahabatnya tersebut lewat cermin dengan lesung pipi mengembang di pipinya.

'Kau lebih bahagia di sana Soobin,aku ikut senang.'

Mereka semua saling melambaikan tangan melemparkan senyuman,tak terasa perlahan kereta berangkat meninggalkan Yura dan Soora disana.

"Mereka sudah bahagia...",gumam Yura namun dapat didengar Soora.

"Benar kuharap juga begitu."

Soora mengandeng tangan Yura,keduanya perlahan melangkahkan kaki meninggalkan stasiun untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

Disela-sela kereta berangkat,Sowon tersenyum menatap seluruh keluarganya kembali,menatap tanah kelahirannya yang kini perlahan akan menghilang dari penglihatan nya untuk sementara waktu.

"Wahhhh Soobin sudah besar eoh?perlukah aku memanggil Soobin oppa.",ujar Yeonjun memulai pembicaraan.

"Apa maksudmu hentikan!",ucap Soobin sedikit meninggi.

Taehyun menyentuh pipinya sendiri,mengejek wajah Soobin karena sedari tadi terus memerah tanpa henti.

"Jangan ikut menyebalkan seperti dia!"

"Ya' language please..."

_*_*

Suara ketikkan Sandi pintu terdengar begitu keras di telinga mereka,pintu apartemen terbuka menampakkan lima orang masuk ke rumah baru mereka.

Sowon memeluk ketiga anaknya dari samping,menatap sekeliling apartemen barunya dan anaknya menjadi tempat baru mereka untuk memulai hidup baru.

"Sekarang kita akan memulai dari sini,eomma memang tak akan melupakan masa lalu kita,tapi kita tak boleh menatap ke belakang...",mereka bertiga mengganguk,merangkul eomma mereka begitupun sebaliknya karena telah merasa bahagia seluruh kerja keras mereka selama ini telah terbayar dengan mereka yang kini telah bersatu menjadi kepingan puzzle yang utuh.

"Eomma menyayangi kalian..."

"Soobin juga sayang eomma..."

"Yeonjun juga..."

Taehyun mengganguk semakin mempererat pelukannya.

"Baiklah masih banyak barang yang harus kita bereskan di sini!",ujar Sowon melepaskan pelukan mereka lalu mulai membuka koper menaruhnya beberapa barang di rumah baru.

"Disini ada tiga kamar,kalian silahkan pilih masing-masing dari dua kamar lainnya!"

"Aku bersama Taehyun!",ujar Soobin namun sang bungsu menggeleng,menunjuk satu kamar namun mengacungkan jari telunjuk nya ke dirinya sendiri.

"Wae-yo?",tanya Soobin lalu Taehyun mengetikkan sesuatu di ponselnya.

'Aku ingin sendirian,hyeong satu kamar dengan Yeonjun hyeong agar lebih akur'

"Andwae!?",ketus keduanya.

"Taehyun benar,kalian berdua akan tinggal dalam satu kamar!",mereka berdua berdecak kesal,dapat membantah ucapan Taehyun kecuali perintah eomma mereka sendiri.

Soobin mulai berlari menuju kamarnya begitupun Yeonjun,saling berebut memasuki kamarnya yang sama tetapi keduanya masuk secara bersamaan walaupun terdapat adegan saling dorong mendorong namun akhirnya keduanya telah masuk berniat berebut tempat tidur.

"AHH KENAPA HANYA ADA SATU RANJANG DISINI!"

Sowon tersenyum mendengar perseteruan tersebut,menggeleng pelan walaupun mereka sudah dewasa namun bagi Sowon mereka masih anak kecil yang bertengkar karena hal kecil,tangan lentiknya mengambil sebuah bingkai di kopernya dengan foto di dalamnya kemudian ia menaruhnya di meja kosong di ruang tamu,sekilas dirinya tersenyum disaat menatap fotonya dengan Seokjin dan ketiga anaknya di sebuah pantai.

"Eomma appa ayo berfoto bersama!"

"Hana...deul..set.."

Sowon tersenyum mengingat memori tersebut,memori yang tak akan secuil pun terlupakan di otaknya,suatu hal berharga yang kini tak pernah utuh sama sekali.

▪️▫️▪️▫️▪️▫️

The end....

Chapter ini:)

Sabar atu masih ada lanjutannya.

SAD or happy?

Sabar...
:/

Our Summer[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang