Bagian 15

95 17 1
                                    

Tatapan itu, tatapan yang selalu penuhin otak gue setiap malam

Happy Reading

Laura dan Dina nampak kepo dengan orang yang datang bersama Rahma dikelasnya

"Woi Ma, tadi yang waktu masuk bareng lo yang bawa mikroskop itu siapa? Kayaknya gue baru liat"tanya Dina

"Oh dia Alex, gue ketemu dia waktu mau pulang dari supermarket"jawab Rahma

"Ganteng anjir" Laura mulai mengingat ingat wajah Alex yang sempat ia liat beberapa menit yang lalu

"Ganteng aja langsung nyosor lo"hardik Dina

"Udahlah kekantin aja yuk laper gue"ajak Rahma

Akhirnya mereka setuju dan berjalan menuju kantin. Namun, perjalanan dikantin tidak semulus yang mereka pikirkan

Ada saja halangan disetiap jalanannya, banyak siswa siswa yang menggoda mereka dengan rayuan murahan. Namun mereka bukan gadis yang mudah baper jadi mereka menganggapnya hanya angin lewat

Sesampainya dikantin, tempat kantin itu sudah dipenuhi banyak siswa dan sudah tidak ada lagi meja yang kosong

Kali ini mereka telat datang kekantin!

"Waduh kita duduk dimana nih udah penuh semua"gumam Laura

"Masa balik lagi"

Tiba tiba Rendy melambaikan tangan kearah mereka dari meja yang ia duduki dengan teman temannya

"Eh kesana yuk"Dina yang paham akan lambaian Rendy, menyuruh teman temannya untuk ikut gabung bersama mereka

"Kemana"tanya Rahma

"Ke Rendy, keknya kursi mereka masih banyak yang kosong"

"Hmm oke lah"jawab Laura

Rahma hanya pasrah dia juga ingin segera duduk dari tempat itu dan dia juga merasa sangat lapar, walau tau diantara mereka pasti ada Iqbal

"Hay,boleh gabung gak?"tanya Dina

"Boleh dong by sini duduk"sambut Rendy

Dina duduk disebelah Rendy, Laura duduk disebelah Witan, sedangkan Rahma duduk disebelah Marsel namun berhadapan dengan Iqbal

Rahma lebih memilih untuk fokus ke makanannya dari pada menoleh kedepan yang tidak baik buat jantungnya

Jika saja dia bisa ngilang mungkin dia udah ngilang dari tadi. Masalahnya, saat ini jantungnya tidak bisa diajak kerja sama


setelah selesai makan Rahma lebih memilih untuk memainkan ponselnya walaupun hanya scrol beranda doang karena gak ada notifikasi

Tanpa dia sadari Iqbal sesekali menatap dirinya, dan tanpa disengaja tatapan mereka bertemu

Rahma buru buru memutuskan kontak mata itu jika tidak jantungnya akan copot tiba tiba

"Gue kekelas dulu ya"pamit Rahma

"Ngapain bukannya habis ini jamkos ya"sahut Laura

"Eh iya, hmm gue mau ke perpus aja deh"alibi Rahma

Pengagum Rahasia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang