Pengagum Rahasia [COMPLETED]

Bagian 22

Mereka semua penting di hidup gue, dan gue gak bisa milih

~Rahma~

Happy Reading!

"Jadi lo suka sama Iqbal atau Alex sih?"tanya Laura yang aneh dengan sahabatnya ini, dikit dikit sama Iqbal dikit dikit sama Alex

"kalau mau jadi fackgirl ajak ajak dong"lanjutnya mendapat toyoran dari Dina

"Gue ga punya perasaan apa apa sama Alex"gumam Rahma

"Tapi menurut penglihatan gue, Alex suka sama lo deh"

"Masa sih?"

"Gue sepemikiran sama lo ra"sambung Dina

"Gak mungkin lah"seru Rahma

"Kalo sampai Alex beneran suka sama lo bisa bisa dia nanti sakit hati"

"Terus gue kudu gimana?"

"Ya lo pastiin dulu jangan sampai lo kasih harapan sama Alex"

"Pastiin gimana?"

"Ya lo bilang sama Alex, dia suka gak sama lo"ucap Laura enteng

"Anjir malu lah gue, masa nanya gitu entar dikira apaan"

"Dikira orang lah"

"Gak mutu banget saran lo ra"

"Udah bagus dikasih saran"

"Iye iye"

♡♡♡

Ponsel Iqbal berbunyi, seseorang telah menelponnya. Iqbal mengangkat panggilan itu

"Cepat pulang atau semua fasilitas kamu Papah cabut"

Iqbal mendengus kenapa Papanya selalu mengancam dia, bukannya Iqbal tidak bisa hidup tanpa fasilitas, tapi untuk sekarang dia masih membutuhkannya untuk biaya sekolah dan lainnya

Dengan terpaksa Iqbal menuju rumahnya ralat rumah Papanya. Sebenarnya dia tidak mau kembali lagi ke rumah itu, rumah yang sekarang menjadi neraka baginya

Iqbal memarkirkan motornya di halaman rumahnya, dia melepas helmnya dan masuk kedalam rumah, dia menemukan Papahnya yang sedang duduk di sofa

"Papah mau bicara sama kamu"

"Apa"

"Papah sudah sepakat kamu sama Nanda akan segera tunangan!"

Iqbal melotot ke arah Papahnya, bilang kalau Iqbal durhaka tapi dia benar benar muak dengan perlakuan Papahnya yang memutuskan keputusan yang baginya menguntungkan

"Gak pah, sampai kapanpun Iqbal gak akan mau tunangan sama Nanda"

"Kalau kamu gak mau--"

"Apa? Anda mau cabut semua fasilitas Iqbal? Silahkan Anda ambil semua saya sudah tidak membutuhkannya" nada bicara Iqbal kini sudah berubah menandakan cowok itu sedang emosi