Jika aku menunjukkan kelemahannyaku pada seseorang, itu artinya orang itu berati dihidupku
Happy Reading!
"Omah meninggal" Tubuh Rahma menegang seketika. Bagaimana bisa secepat ini? Baru kemarin dia bertemu dengan beliau, bercanda, tertawa, dan semuanya hilang? Rasanya seperti mimpi
Rahma buru buru menutup panggilan itu dan bergegas untuk kesana
"Kamu mau kemana?" Tanya Rima yang bingung dengan sikap putrinya
"Omahnya Iqbal meninggal Bun, Rahma mau kerumah sakit"
"Diantar supir ya"
"Iya deh"
Rahma telah sampai dirumah sakit yang baru dia datangi kemarin bersama Iqbal dengan bahagia, dan sekarang dia mendatangi rumah sakit itu dengan duka
Sesampainya di ruangan Sarah, suasana tidak mengenakan baginya terjadi. Nanda duduk disamping Iqbal sambil menenangkan cowok itu dengan jarak yang begitu dekat
Untuk saat ini dia tidak boleh egois, Iqbal butuh penyemangat entah itu dari siapapun. Dia menghampiri Iqbal yang sedang berjongkok dan menenggelamkan wajahnya, Iqbal mendongak dan menatap kedatangan Rahma, cowok itu berada di titik lemahnya seperti disaat dia kehilangan ibunya
"Ikhlasin omah ya, doain omah supaya dapat tempat terbaik disisinya"gumamnya berusaha menenangkan Iqbal
Sementara Nanda yang merasa posisinya tergantikan hanya memasang wajah mengancam
♡♡♡
Pagi harinya, Pemakaman berjalan lancar, banyak orang yang berdatangan menyampaikan bela sungkawa untuk keluarga yang ditinggalkan begitupun dengan teman temannya Iqbal
"Kita pulang yuk"ajak Rahma yang senantiasa menenangkan Iqbal, Iqbal tidak menangis, dia tidak mengeluarkan air matanya, dia hanya diam menatap gumpalan tanah yang menjadi peristirahatan terakhir omahnya
"Aku mau disini"gumamnya, hanya ada dia dan Rahma, semua yang datang sudah pada pulang
"Dari kemarin kamu belum istirahat, belum makan juga, makan dulu ya" bujuknya "kita bisa kesini lagi"
Iqbal kini mengalihkan pandangannya menatap Rahma, dia tidak boleh egois dari semalam gadis itu menemaninya dia tidak tidur dan pagi tadi dia juga belum sarapan"Kamu pulang dulu aja ya, aku masih mau disini" ucapnya dengan nada bergetar
"Aku tau kamu terpukul, tapi jangan sampai kamu gak makan, waktu omah masih hidup dia senang gak kalo liat kamu gak makan?"
Iqbal menggeleng
"Makanya makan dulu, omah udah tenang" dan akhirnya Iqbal mau
Iqbal sudah pulang ke rumahnya, papahnya sendiri yang minta. Entah kenapa, setelah kematian omahnya, Papah Iqbal mendadak baik kepadanya
Iqbal memaksa untuk naik motornya padahal Rahma sudah berkali kali melarangnya tapi cowok itu bersi keras
Sesampainya disebuah restoran, mereka mulai memesan makanan tapi hanya satu porsi saja "nih makan" pinta Rahma
"Kamu gak makan?" Tanya Iqbal
"Aku udah makan"alibi Rahma sambil tersenyum
"Kita makan bareng bareng ya" Iqbal menyuapi Rahma begitupun sebaliknya
♡♡♡
"Alex"teriak Rahma menggelegar disepanjang karidor. Keadaan sekolah masih sepi dikarenakan masih terlalu pagi, entah kenapa hari ini dia ingin berangkat pagi
"Alex tungguin gue" lagi lagi Alex tidak menghiraukan panggilan Rahma
"Alex woyy" dan akhirnya dia berhenti
Rahma berlari mendekatinya, nafasnya sudah tidak beraturan lagi padahal dia berlari cukup dekat. Ketika sudah didekat Alex, dia menetralkan nafasnya "lo kenapa sih? Dari kemarin jauhin gue?" Alex hanya menatap gadis itu datar tanpa berniat untuk membalas pertanyaannya
"Dih gitu amat, jawab gak"paksa Rahma
"Gue laper mau kekantin" balasnya hendak pergi, namun Rahma menahan tangannya "Gue ada salah ya" ucap Rahma lesu membuat Alex tidak tega melihatnya
Alex melepaskan tangan Rahma dengan halus "lo gak salah, gue yang salah" sahutnya dan melanjutkan langkahnya
"Aneh banget"
"RAHMAAA"teriak seseorang dari belakang
Rahma membalikkan tubuhnya ke belakang dan orang itu adalah Dina "tumben dateng sepagi ini?"tanya Dina
"Suka suka gue dong"
"Anjrot"
"Byee gue mau kekelas"
"Tunggu woe main pergi pergi bae, bareng ngapa"
"Cepet makanya"
♡♡♡
Rahma menemui Iqbal dikelasnya, dia yakin cowok itu pasti belum makan, dan dia berniat untuk mengajaknya kekantin
"Gue kekelas Iqbal dulu"pamitnya pada temannya
"Iya deh yang udah pacaran, aku mah apa atuh ga punya pacar" sindir Laura
"Cari atuh neng, mang diding juga mau tuh"balas Rahma
"Aih ari sia boy"
"Anjrot boy, emang gue cowok apa"
"Jangan salahkan aku, salahkan ibuku"
"Tante Iis teh gak salah apa apa" sahut Dina
"Maapkan anakmu ini mak"
"Seabad gue nungguin bacotan kalian" Rahma beranjak dari sana dan keluar kelas
"Jangan lupa pulang sekolah gue tunggu di Mall" Rahma mengangkat jempolnya dan kembali berjalan
Sesampainya dikelas Iqbal dia melihat cowok itu sedang berbincang dengan teman temannya. Iqbal yang menyadari keberadaan gadis itu langsung menghampirinya "ada apa?"
Rahma menyodorkan bekal makanan "buat kamu"
"Kita makan dikantin"ajak Iqbal, Rahma menyetujuinya
Mereka menuju kantin bersama sama, ketika sampai dikantin Rahma dan Iqbal berpapasan dengan meja yang sedang Alex tempati, Rahma menatap Alex begitupun sebaliknya. Iqbal yang mengerti dia menggandeng tangan Rahma sebagai pertanda gadis itu hanya miliknya
Aneh banget sih lo lex
♡♡♡
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia [COMPLETED]
Historical Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] Gimana sih rasanya jadi secret admirer. Tiap hari ngungkapin perasaan hanya lewat secarik kertas Namun siapa sangka saat dia berhenti melakukan itu semua, pengagum rahasianya malah berbalik menjadi secret admirernya? Rank...