Disaat semuanya benci sama gue, gue hanya berharap lo ada disamping gue, memberi ketenangan, tapi kenapa lo juga ikut benci sama gue
~Rahma~
Happy Reading!
Rahma berjalan menuju karidor kelasnya. Namun kali ini ada yang beda, disepanjang karidor banyak yang membicarakan tentang dirinya
"Dasar murahan"
"Semalam berapa neng?"
"Nanti malam sama gue aja yuk, sama cowok itu aja mau masa sama gue enggk"
"Gue pikir dia gadis polos"
"Beli apa aja dari hasil open bo neng?"
"Bisa bisanya disekolah kita ada anak murahan kayak dia"
Jujur Rahma tidak mengerti apa maksud semua ini? Mengapa mereka mengucapkan kata kata yang menyakiti hatinya
Pandangannya beralih ke ponselnya yang sudah banyak notif di instagramnya, dia mengecek apa isi dari story teman sekolahnya yg tak lain adalah akunnya Nanda
Dia membulatkan matanya, dia melihat dirinya tertidur disebuah kasur dan disebelahnya ada cowok. bagaimana bisa? Kapan dia melakukan itu semua?
Nanda datang "ternyata orang sepolos lo bisa ngelakuin hal sebejat itu" Rahma menatap Nanda penuh heran, seingatnya malam itu dia diajak Nanda datang kepesta setelah itu dia tidak ingat apa apa "apa lo yang ngelakuin ini semua?"tanya Rahma menatap lekat Nanda
"Kalo emang iya kenapa?" Rahma merampas ponsel yang berada digenggaman Nanda dan langsung menghapus postingan itu "percuma lo hapus, semuanya sudah pada tau kali. Mungkin bentar lagi lo bakal di panggil guru karena itu foto udah ada di mading"
Rahma bergegas menuju mading dan benar saja foto itu terpampang jelas disana. ketika dia membalikkan badannya dia melihat teman temannya sedang menatap kearahnya. Bahkan Iqbalpun ada disana
"Gue gak nyangka Ma"seru Laura dengan rasa kecewa
"Selama ini gue pikir lo itu gadis paling polos, tapi gue salah" Dina, gadis itu juga menatap Rahma dengan rasa kecewa
Rahma menggeleng "Gue gak pernah ngelakuin itu semua, gue berani sumpah"
"Foto itu udah nunjukin kalo lo itu MURAHAN!"seru Dina dengan nada penuh penekanan
"Percaya sama gue plis"
"Percaya, buat apa kita percaya sama lo"
Tess
Air matanya turun, kenapa dia dijebak seperti ini
"Mulai sekarang gue gak sudi nganggap lo sebagai teman gue lagi" ucap Laura lalu pergi disusul Dina dan teman temannya Iqbal, menyisahkan Iqbal dan Rahma saja
"Lo percaya kan sama gue?" Ucap Rahma penuh keyakinan, air matanya masih senantiasa membasahi pipinya
"Lo percaya kan Bal hiks, gue gak pernah ngelakuin hiks itu semua hiks"
"Buang jauh jauh air mata buaya lo, gue nyesel udah kenal sama lo" rahang Iqbal sudah mengeras namun ia berusaha untuk menahannya
"Tapi gue gak per---"
"TERUS FOTO ITU APA HAH? UDAH JELAS JELAS ITU FOTO LO!" Iqbal meninggikan suaranya dengan rahang yang sudah mengeras
"Gue bisa jelasin"
"Jelasin apa lagi? Jelasin kalo lo emang bener ngelakuin semua itu?"
"Gue gak suka dihianatin, dan gue benci sama orang yang sok baik!" Ucapnya penuh penekanan disetiap katanya lalu dia pergi
Rahma menatap sendu kepergian Iqbal. Kenapa dia tidak mau mendengarkan penjelasannya meski hanya sekali saja
Dia bahkan tidak ingat apa yang terjadi pada malam itu, dia tidak ingat. Dia mengambil foto itu dan membuangnya kesembarang arah
"Dimohon untuk siswa kelas X yang bernama keisyah Rahma Pratama dipanggil diruang BK ditunggu secepatnya"
Rahma tau masalah ini sudah sampai dipenjuru sekolah, dan dia juga yakin dia pasti dipanggil guru
Dia berusaha menghapus air matanya dan berjalan menuju ruang BK, walaupun banyak hujatan dari siswa siswi
"Gue yakin pasti dia dikeluarin"
"Mampus"
"Cewek kayak dia gak pantes sekolah disini"
"Malu maluin"
Sesampainya diruang BK, Rahma dipersilahkan masuk dan mulai berbicara dengan guru
"Menurut info yang beredar hari ini, kami sangat kecewa pada kamu, selama ini kamu adalah murid paling nurut. Tapi hari ini kamu sudah memalukan nama sekolah kita" Rahma hanya menunduk, walaupun dia tidak bersalah tapi mulutnya keluh untuk membelanya
"Kami sangat sangat kecewa, dan maka dari itu demi nama baik sekolah kita, kami para guru sepakat untuk mengeluarkan kamu dari sekolah ini" air mata Rahma kembali menetes dia sudah tidak bisa membendungnya
"Terima kasih pak saya pamit dulu, selamat siang" pamitnya dengan kelu
Dia keluar dari ruangan itu, dan dia langsung pergi, dia tidak perlu kembali sekelasnya untuk mengambil tas, karena dia juga belum sempat masuk kelas
Rahma berjalan gontai menuju gerbang, seluruh badannya terasa keluh untuk digerakan. Dia berniat untuk tidak langsung pulang, dia butuh ketenangan
Hari ini cuaca tidak mendukung, awan yang seharusnya cerah kini telah menggelap. Rahma berjalan dipinggir jalanan, pikirannya dipenuhi dengan ucapan Iqbal yang membencinya. Ucapan itu kini menguasai pikirannya
♡♡♡
Alex yang sedang makan dikantin terkejut akan pemberitahuan guru, kenapa Rahma bisa dipanggil ke ruang BK
Memang dari pagi Alex belum mengecek hpnya, dan dia tau sekolahnya lagi membicarakan sesuatu, tapi dia mengabaikannya, saat dia melewati mading, mading telah dipenuhi orang
Tapi saat nama Rahma disebut, rasa penasarannya meningkat dia berjalan menuju mading untuk mengetahui yang sebenarnya
♡♡♡
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia [COMPLETED]
Historical Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] Gimana sih rasanya jadi secret admirer. Tiap hari ngungkapin perasaan hanya lewat secarik kertas Namun siapa sangka saat dia berhenti melakukan itu semua, pengagum rahasianya malah berbalik menjadi secret admirernya? Rank...