Kenapa aku harus menanggung akibat dari kesalahan yang tidak aku perbuat untuk yang kedua kalinya
Happy Reading
Dina menampar Rahma dengan kasar, Rahma hanya mampu memegangi pipinya yang terasa panas
"Lo jahat banget sih" Rendy yang ada disitu berusaha menenangkan Dina
Sedangkan Iqbal, dia tidak berkutat sedikitpun, dia juga merasa kecewa atas penularan polisi tadi
"Tapi gue gak ngelakuin itu semua bahkan gue gak tau apa yang terjadi ditempat itu" Rahma berusaha memberi penjelasan
"Udahlah kita pergi aja" ucap Witan, hatinya juga ikutan sedih melihat dari dulu dia suka Laura, tapi sekarang gadis itu sedang terbaring lesu dirumah sakit
Iqbal yang hendak ingin pergi namun tangannya ditahan Rahma "plis dengerin penjelasan gue dulu" namun Iqbal tidak menjawabnya sepatahpun, dia hanya menatap datar kedepan
"Bal jawab Bal" Rahma menggoyang goyangkan tangan Iqbal
"Apa yang harus gue jawab hah?" Ucap Iqbal dengan nada yang cukup tinggi
"Kamu percaya kan sama aku?"
"Kamu udah janji apapun yang terjadi kamu akan terus percaya sama aku"
"Dan kamu gak mungkin ingkar janji kan?" Ucap Rahma penuh harapan
"Gue udah nyesel janji sama lo, lo itu gak pantes buat dipercaya dan gue cabut omongan gue tentang janji itu" Iqbal melepaskan tangan Rahma yang memegangnya dengan kasar
"Iqbal....." teriaknya, kenapa lagi dan lagi
Drrttt
Ponselnya berbunyi lantas Rahma langsung mengangkatnya
"Hallo Ma, lo kemana aja?" Tanya Yama dari seberang sana
"Kantor polisi" ucap Rahma dengan nada khas orang yang habis nangis
"Lo nangis?"
Rahma mengucap air matanya dan menetralkan nafasnya yang semakin terasa sesak dan tidak beraturan tapi masih bisa dia tahan "Enggak ko Bang"
"Yaudah lo cepet pulang, Bunda sama Ayah udah nungguin lo makan malam"
"Iya Rahma pulang"
Rahma memilih untuk jalan kaki menuju rumahnya, karena kantor polisi dengan rumahnya cukup dekat jadi dia memutuskan untuk jalan kaki saja
Sesampainya diperempatan jalan, hujan turun dengan sangat lebat sepertinya tuhan tau kalau hambanya sedang bersedih
Tidak ada sedikitpun niatan dia untuk berteduh, dia membiarkan dirinya terkena air hujan
Tubuhnya memang sudah sangat letih, nafasnya yang kini sudah tidak beraturan namun gadis itu mencoba untuk menahannya
Selang beberapa waktu dia sampai dirumahnya
♡♡♡
"Yama, telpon adik kamu, Bunda merasa gelisah dengan keadaanya" pinta Rima
"Udah Bun, dia kata lagi dikantor polisi mungkin sedang ngurus kasus temannya yang kecelakaan, tapi Rahma bilang bakal pulang ko"
Rima mengangguk tapi terlihat dari ekspresinya wanita itu sedang tidak tenang
Brugh
Pintu rumah itu terbuka menampilkan seorang gadis dengan keadaan basah kuyup berdiri di depan pintu itu
"Rahma..." Rima lantas menghampiri putrinya, begitupun Yama dan Tama
"Kamu kenapa sayang, ko bisa basah kuyup kayak gini?"tanya Rima
"Udah Bun jangan ditanya dulu lebih baik ganti baju dulu takut masuk angin" ucap Tama
"Iya Yah" Rima memapah Rahma dengan hati-hati, namun Rahma sudah tidak bisa menahan tubuhnya lagi, nafasnya mulai memburu dan lama kelamaan penglihatannya memburam dan gelap
Brugh
Tubuhnya ambruk, semua yang ada disana terkejut
"Ma Rahma kamu kenapa sayang" Rima berusaha menyadarkan putrinya "Yah, ini Rahma kenapa Yah?"
"Yama, kamu siapkan mobil" pinta Tama lalu menggendong putrinya
"Iya Yah" Yama juga tidak kalah panik dia langsung menyiapkan mobil
Tama menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh
"Cepet Yah" ucap Rima yang sedang memangku Rahma di kursi belakang
Selang beberapa menit, mereka sampai di rumah sakit terdekat, mereka membawa Rahma kerumah sakit yang sama dengan Laura
Yama segera memanggil dokter untuk membawa adiknya keruangan
Petugas rumah sakit itu langsung membawa Rahma menggunakan brangkar rumah sakit. Sebelumnya Rahma sudah dipasang oksigen
Kini mereka berdiri di ruang icu,
"Bunda takut Yah" gumam Rima dipelukan suaminya
"Bunda tenang aja Rahma pasti baik baik saja" Tama berusaha menenangkan istrinya
"Ayah janji, kalau Rahma sudah siuman nanti Ayah akan urus secepatnya pengobatan Rahma di singapur"
♡♡♡
Sudah hampir 2 jam namun belum ada satu dokterpun yang keluar dari ruangan itu membuat mereka bertambah cemas
Yama sudah tidak tau apa yang dia lakukan, dari tadi dia hanya bisa mondar mandir didepan pintu ruangan itu
Hingga beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruangan itu
Rima langsung menghampiri dokter itu "Gimana keadaan putri saya dok?"
"Penyakit kanker paru-paru putri Ibu sudah stadium akhir, dan kemungkinan untuk hidup hanya 10% lagi, putri Ibu dan Bapak terlalu banyak pikiran sehingga dia tidak menjaga dirinya dengan baik, itu yang membuat kondisinya kritis" tubuh Rima mendadak lesu dengan sigap Tama menangkap tubuh istrinya
"Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan putri Ibu dan Bapak"
"Apa kami bisa masuk?"
"Hanya dua orang saja, karena ini ruang icu"
"Baik dokter"
♡♡♡
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia [COMPLETED]
Historical Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] Gimana sih rasanya jadi secret admirer. Tiap hari ngungkapin perasaan hanya lewat secarik kertas Namun siapa sangka saat dia berhenti melakukan itu semua, pengagum rahasianya malah berbalik menjadi secret admirernya? Rank...