4.Laba-laba
'Jangan terlalu dalam mencari tahu tentang ku, aku takut kau tenggelam tanpa bisa menemukannya'
Pagi yang indah menurut siswa kelas XI IPA 2. Bagaimana tidak? Pagi-pagi saja mereka sudah free class, karna Bu Wasih-guru Sejarah- sedang ada urusan mendadak.
Tangan tanyakan suasananya, kelas ini bahkan lebih cocok disebut pasar.
Ada kelompok yang membahas tentang idola K-pop masing-masing, kelompok Game Online lengkap dengan makian-makiannya, kelompok ciwi-ciwi Ghibah, belum lagi siswi-siswi yang sibuk dengan online shop, Snapgram, ahh sudahlah lengkap.
Tapi hanya satu yang memilih menelungkupkan kepalanya untuk tidur dipojok kelas.
Tak perlu ditebak pun pasti kalian tau. Aretha Claudia.
Jika free class begini Maura akan sibuk dengan akun sosmednya, Nayya pun juga ikut menyibukkan diri dengan bergabung bersama siswa laki-laki untuk bermain game online.
Hanya Retha yang tak peduli dengan free class. Ya iyalah kan bisa puas-puas tidur. Kalo ada jam pelajaran ia harus mencari alasan keluar kelas menuju tempat yang nyaman untuk tidur. Dan itu yang merepotkan. Karena tidak sedikit guru yang sudah hapal dengan bualan manisnya itu, lalu tidak memberikan izin.
Gadis itu masih menelungkupkan kepalanya, sampai ketukan pintu membangunkannya. Setidaknya meskipun dia hobi tidur, ia tetap peka terhadap suara.
Retha mengangkat kepalanya, lalu menyipitkan matanya guna mengatur pandangan yang masih buram.
"Permisi, Kak Aretha ditunggu Pak Seno dikantor" Ucap seseorang yang mengetuk pintu tadi.
Gadis itu mungkin adik kelas, mengingat ada tambahan embel-embel 'kak' ketika memanggil Aretha.
Seisi kelas sunyi, termasuk Retha yang namanya jelas disebutkan malah ikut diam tak merespon. Maura yang gemas dengan Retha langsung memukul bahu sahabatnya itu. Membuat korbannya mendengus kesal seraya menatapnya tajam.
Retha sebenarnya mendengar dengan jelas, tapi jika sudah menyangkut dengan panggilan, itu sangat membuatnya malas.
"Heem" Jawabnya.
Setelah Retha menjawab gadis tadi pergi menjauh dari kelas mereka. Sedangkan Nayya yang tadinya sibuk bermain game online memutuskan untuk bergabung dengan kedua sahabatnya.
"Perasaan lo belum ngulah, kok udah dipanggil?" Tanya Nayya.
"Tau" Jawabnya sambil mengangkat kedua bahunya.
Dengan malas ia berdiri dari kursinya, sedikut merenggangkan otot lalu menatap Maura dan Nayya.
"Gue ke kantor dulu" Ucapnya dibalas anggukan oleh kedua sahabatnya. Lalu melangkah keluar kelas menuju ruang guru.
Tok tok tok
Pintu ruangan diketuk oleh Retha. Didalamnya sudah ada seorang lelaki paruh baya. Tanpa menunggu persetujuan beliau Retha langsung masuk, dan mendudukkan dirinya.
Pak Seno geleng- geleng kepala melihat tingkah muridnya ini. Sepertinya hanya Retha lah siswa perempuan yang berani seperti ini, karna kebanyakan hanya beberapa siswa laki-laki.
"Ada apa pak? Saya gak jailin bapak loh" Tanya Retha.
Ia sangat kesal karna waktu tidurnya terenggut. Dalam hatinya ia sudah bersumpah serapah.
Lelaki paruh baya didepannya itu menyunggingkan senyum. Senyum aneh tepatnya.
"Bisma"
Lalu muncullah seorang siswa laki-laki dengan berkas-berkas yang menumpuk ditangannya. Mukanya tak datar namun juga tak bereskpresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA [On Going]
Teen Fiction🚩Terinspirasi boleh, Plagiat jangan🚩 [Update sesuai mood] . . . Ini hanya secuil kisah tentang Aretha, gadis berparas cantik namun dijuluki 'biangnya kejahilan' disekolahnya. Tiada hari tanpa teriakan kekesalan, semua pasti akan menjadi target ke...