23.Niat Baik

161 22 8
                                    

Holaaa readers kesayangan aku!
Maapin karna udah lamaaa buangettttt ga Up😭
Tapi hari ini udah Up dong, hehe.

Siapa disini yang pernah ngalamin hal yang serupa sama tema chapter kali ini? Coba cerita kalo ada, aku pengen tau:v

Well, Happy reading!

23.Niat Baik

Pengacau!

'Tanpa lo kasih tau juga, gue tau kalo gue itu pengacau. Tapi perlu lo tau, kekacauan yang gue buat selalu tau timming yang tepat. Niat gue baik, cuma mungkin gak akan pernah terlihat baik. Right?'


Seminggu berlalu setelah Retha tak masuk sekolah tempo hari, kesehatannya terlihat lebih baik dari pada waktu itu. Beberapa hari yang lalu pun ia telah kembali bersekolah, walau Mozza sang sepupu dan para sahabatnya melarangnya mati-matian.

Namun bukan Aretha namanya jika pasrah begitu saja, dengan keahliannya ia pun mengeluarkan semua alasan-alasan yang ia punya hanya untuk bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Flashback on

"Please Za, gue udah sehat astagaaaa" Rengek gadis itu sambil memukul pelan sepupunya itu menggunakan guling.

Mozza hanya menggeleng, berusaha tetap fokus pada ponselnya.
"No! Mommy kan udah kasih ultimatum buat lo dirumah aja. So, nggak ada bantahan oke"

Retha menghela nafas panjang, "Za, lo gitu banget sama gue. Lo gak kasian gue udah dua hari gak ketemu anak-anak? Mereka pasti rindu sama gua za" Bujuk gadis itu lagi.

Wajahnya pun dibuat sememelas mungkin, agar sepupunya itu luluh.

"Najis muka lo Tha. Lagian lo udah lahiran keberapa sampe lo bilang 'anak-anak'?" Ketus Mozza seraya menoleh kegadis itu.

"Lahiran mata lo kotak!" Sarkas Retha.
"Gini deh ntar kalo mommy marah gue yang tanggung, intinya besok gue masuk, titik! Ga mau tau" Lanjutnya lagi tanpa mau dibantah.

Mozza menghela nafas pelan sambil menggelengkan kepalanya. "Serah lo serah, ngeyel banget jadi orang".

Flashback off

Dan seperti hari ini, gadis itu kembali bersekolah seperti biasa. Dan juga... membolos seperti biasa tentunya. Pasalnya dari jam pelajaran pertama, sampai sekarang hampir waktunya istirahat ia hanya menampakkan wajahnya dikelas untuk menyapa teman-temannya. Sisanya ia gunakan untuk tidur dan mencari angin seperti sekarang.

Ia sedang duduk di bawah pohon rindang di tepi lapangan, memperhatikan tim basket putri Harapan Bangsa berlatih untuk turnamen. Yap, minggu depan akan diadakan turnamen basket antar sekolah, dan salah satu pesertanya adalah SMA ini.

Semangat gadis-gadis itu tetap full meski harus berlatih di lapangan outdoor. Perlu kalian ketahui, melawan panas adalah salah satu hal yang sulit bagi perempuan. Bagi yang menggunakan make up terpaksa harus merelakan make up nya luntur, belum lagi jika kulitnya belang. Huhh, super repot. Jika lapangan indoor tidak sedang digunakan, mereka juga pasti tak akan mau berjemur seperti ini.

Retha gadis itu sibuk mengamati teman-teman sekolahnya itu, ia akui jika skill mereka memang bagus hingga didapuk menjadi tim kebanggaan. Apalagi lawan main mereka tak main-main, SMA WIDJAYA salah satu sekolah favorit di Jakarta dengan segudang prestasi yang dimiliki.

Namun, kegiatan mengamatinya tak berlangsung lama, kini gadis itu telah berdiri sambil menepuk-nepuk roknya, guna membersihkan sisa debu yang menempel kala ia duduk tadi. Lalu berjalan ketengah lapangan, memecah konsentrasi tim basket putri itu.

ARETHA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang