14.Anjir

179 17 2
                                    

Golongan yang kalo bicara gak bisa kalem mana suaranya?!

14.Anjir

'Anjir belom ada sehari disini aja udah kenal istilah 'anjir'.'







"Jadi lo bakalan sekolah di Harapan Bangsa juga?" Tanya seorang gadis dengan mulut yang penuh dengan makanan, siapa lagi kalau bukan Retha.

"Yes, cuma sampe lulus aja. Nanti balik lagi ke Paris." Jawab gadis satunya yang tengah sibuk menikmati ice cream vanilanya.

Mereka sekarang tengah duduk disalah satu tempat makan didalam pusat perbelanjaan. Keduanya sepakat untuk mengisi perut setelah sebelumnya berkeliling didalam mall.

"Ceritanya kesini cuma numpang tenar?" Tanya Retha lagi setelah menyelesaikan makannya.

Sementara sepupunya malah tersenyum bangga dengan pertanyaan -yang lebih mirip pernyataan- Retha barusan.

Mozza menaruh Ice creamnya, lalu menatap sepupunya kembali.

"Terus rencana lo buat ikut program pertukaran pelajar, jadi?" Tanya gadis itu balik dan diangguki dengan baik oleh lawan bicaranya.

"Hooh waktu itu juga udah kasih berkas-berkasnya. Tinggal tunggu aja dapet apa nggak" Ucap Retha cuek, ia lebih memilih sibuk dengan ponselnya.

"Anjir yang pinter mah beda" Dengus Mozza spontan.

Sontak Retha menoleh kearah gadis itu, menatapnya nanar sesaat.
"Anjir belom ada sehari disini aja udah kenal istilah 'anjir', tau darimana lo?" Tanya Retha heran.

"Gue kan sekarang anak gaul" Ucapnya bangga.

Sementara Retha memutar bola matanya jengah, mungkin jika Mozza bukan sepupunya sudah lama ia berniat menyentil paru-paru gadis itu.

---

Sementara ditempat lain, dua orang gadis juga sedang melahap makanannya. Nayya dan Maura. Mereka berdua bolos dari kelas karena Maura yang terus merengek sehingga mengganggu Nayya yang sibuk mencatat.

"Emang si Retha gada akhlak, bolos ngga ngajak-ngajak" Ucap Maura sambil menyuapkan makanannya kedalam mulut.

"Habis ini gue bakalan ceramahin dia abis-abisan pokoknya. Siapa suruh dia enak-enak bolos, lah kita kekurung disini?" Lanjutnya lagi.

"Gue kesel tau nggak, masa di-"

Nayya yang sedari tadi sibuk mengunyah makanannya menatap nyalang Maura.
"Makann cepet atau lo yang gue makan?"

Gadis berponi itu meringis, lalu segera melahap nasi gorengnya. Takut-takut jika Nayya benar-benar memakannya, Nayya kanibal, Batinnya.


"Ra!"

"Hukkk uhkkkk minum woy!!!! uhkkk" Teriaknya saat kerongkongannya tersedak nasi goreng yang baru ia suap kedalam mulutnya tadi.

Nayya yang berada disebrangnya pun segera memberi segelas es teh milik Maura, yang langsung diterima oleh gadis itu.

Setengah gelas sudah ia teguk, dan tenggorokannya sudah kembali lega sekarang. Namun tidak dengan emosinya sekarang, siapa yang berani mengagetkannya tadi.

Ia menoleh untuk melihat siapa gerangan itu sambil bersiap melontarkan sejumlah sumpah serahpahnya pada orang itu.

"Anj-"

Namun serapahannya itu berenti ketika ia melihat siapa yang memegang pundaknya tadi.

"Eh Bisma gue kira siapa, hehe. Duduk dulu yok, minum es teh dulu kita"

ARETHA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang