24.Pena pilihan

152 17 6
                                    

Holaaa guyss!!!
Aku Up lagi dong, seneng banget rasanya bisa kembali ngasih notif buat kalian😙 yeay!!!
Gimana sekolah online-nya? Aman kan?
Jangan lupa juga buat jaga kesehatan ya...

Random things you love:)
Me : Black, nature, and... silence? HBU?

Well, Happy Reading!!!


24.Pena pilihan

'Dari pena kita belajar, betapa susahnya menghapus suatu kesalahan bahkan yang dianggap sepele sekalipun'








Gadis manis itu tersenyum kala seorang security di gedung tempatnya tinggal itu menyapa. Lalu kembali melanjutkan langkahnya tadi menuju luar gedung, tepatnya ke sebuah motor sport dengan tuannya yang setia bertengger disana.

"Sorry, lama ya?" Tanyanya ketika sudah berada didepan laki-laki itu.

Laki-laki itu menggeleng pelan, "Nggak, cuma setengah jam doang" Jawabnya seraya tertawa kecil.

"Setengah jam pala lo! Gua udah buru-buru juga!" Semprot gadis itu sambil memukul bahu lawan bicaranya.

Gagal sudah kesan manis dan kalem pada gadis itu, nyatanya sikap aslinya sekarang sudah kembali. Lupakan, seorang Aretha takkan mungkin bisa menjadi gadis anggun lebih dari sepuluh menit.

Bukannya kesal, laki-laki itu malah semakin tertawa.
"Hahaha, Iya-iya ampun" Ucapnya.
"Yaudah ayok kita cuss, eh naik motor gapapa kan? Mobilnya lagi dipake bunda arisan" Tanyanya sambil memelankan alasan kalimat terakhirnya.

Gadis itu tersenyum tengil, "Jadi anaknya bunda Nara lagi ditinggal arisan nihh, utututuuu. Jangan nangis ya dek, Hahahahaha" Goda gadis itu, namun malah ia sudah lebih dulu tertawa.

"Apaan sih, udah buru naik!"

"Naik kemana nih Bim? Ke bukit, gunung atau langit nih?" Goda gadis itu lagi.

Bisma menoleh, lalu mendengus,

"Naik ke Pelaminan, mau?"


~


Dua puluh menit sudah mereka berada disini, Bisma dengan jajaran berbagai macam buku-buku, sedangkan Retha duduk manis sambil memainkan handphonenya. 'Duduk manis' disini adalah duduk dalam artian terpaksa. Mana mungkin selama dua puluh menit ia habiskan hanya untuk bermain handphone secara cuma-cuma? Hey, menunggu juga butuh tenaga, mungkin jika disekolah dua puluh menit ia gunakan untuk terlelap.

Gadis itu berdecak pelan, melihat laki-laki yang tadi membawanya kemari masih saja sibuk. Membuatnya bertanya-tanya, apakah menjadi seorang ketos haruslah sesibuk itu tiap harinya?

Gadis itu memilih mengalihkan pandangannya, melihat-lihat Bookstore yang bisa dibilang amat luas ini. Mungkin berkeliling melihat-lihat benda yang ada disini bukan hal yang buruk menurutnya. Ide bagus.

"Bim!" Panggilnya pada laki-laki itu.

"Hmm" Jawab sosok itu.

Gadis itu memutar bola matanya malas, sambil tangannya bergerak mengelus dada.

'Positif thingking aja Tha, mungkin matanya nempel di buku' Ucapnya dalam hati.

ARETHA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang