5.Tukar jiwa

306 31 1
                                    

5.Tukar jiwa





Bel istirahat berbunyi merdu bagi murid-murid SMA Harapan Bangsa. Waktunya bagi mereka mengisi perut-perut yang lapar atau hanya sekedar meregangkan otot-otot tubuh yang penat.

Seperti halnya Retha dan kedua sahabatnya. Mereka sekarang sudah berjalan beriringan memenuhi koridor menuju kantin. Tak perduli jika banyak siswa lain terganggu dengan jalan mereka, toh siapa yang berani menegur? Bisa-bisa masalah baru yang si penegur dapatkan.

Sesudah pelajaran sejarah tadi kelas Retha terjadwal jam Fisika. Dan tentunya tanpa Retha didalamnya. Gadis itu memilih tidur diUKS lalu menyusul sahabatnya ketika bel istirahat berbunyi, sebelumnya Maura dan Nayya memang sudah mengajaknya makan dikantin. Berhubung ia juga lapar ia menyetujui ajakan mereka.

Keadaan kantin sudah sangat penuh, terlihat dari banyaknya siswa berlalu-lalang kesana kemari membawa pesanannya masing-masing.

"Gimana kalo kita duduk di situ aja?" Tanya Maura sambil menunjuk bangku yang posisinya agak ditengah kantin.

Nayya hanya mengangkat bahu pertanda ia hanya mengikuti saja. Sementara Retha mengangguk lalu berjalan menuju bangku yang akan mereka duduki.

"Pesen yang biasa!" Ucapnya sebelum menjauh.

"Gue aja, lo pesen apa?" Tanya Maura pada Nayya yang masih setia disampingnya. Sambil melirik ke Nayya tangannya sibuk memperbaiki poninya yang berantakan.

"Samain aja"

Setelah berucap gadis itu berlalu begitu saja , meninggalkan Maura yang masih berusaha sabar dengan sikap kedua temannya itu.

"Baterenya si Nayya udah minta diganti kali ya? Hemat banget bunyinya" Celetuk Maura pelan.

"Gue denger!" Sarkas Nayya yang belum terlalu jauh dari Maura.

Gadis perponi itu meringis pelan,

"Tuh anak gue kira mulut sama matanya doang yang tajem, taunya kupingnya juga. Hihh serem"

Usai berucap demikian lantas ia berlalu menuju stand makanan favorit mereka.



Sementara ditempat Retha, gadis itu tengah menundukkan kepalanya pada meja yang berada dihadapannya.

Ia menyesal telah menyetujui ajakan kedua temannya untuk makan dikantin, sekarang kepalanya malah terasa berat. Jadi ia putuskan untuk menutup matanya sebentar sembari menunggu pesanannya. Mungkin dengan begitu rasanya akan sedikit reda.

Nayya yang sudah sampai mendudukkan dirinya disebrang meja, mengeluarkan earphone nirkabel nya lalu memilih menyibukkan diri dengan lagu-lagu favorit nya.

Merasa bosan Nayya mematikan lagunya lalu menyimpan earphone nya. Ia berdehem sebentar lalu mulai bersuara,

"Lo sakit?" Ucapnya tetap dalam mode cool.

Menyadari Nayya menanyainya, membuat Retha terpaksa mengangkat kepalanya memandang kearah suara berasal.

"Nggak, cuma ngantuk"

Bohong kalau dia mengantuk, itu sebenarnya hanya bualannya saja. Nyatanya sakit dikepalanya belum sepenuhnya hilang namun malah semakin menjadi.

'Lo kira gue bodoh Tha?' Batin Nayya.

"Gue kira lo sakit" Ucap Nayya.

Retha hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum.

Tak lama Maura datang dengan nampan berisi tiga piring nasi goreng. Diikuti Mang Jajang yang membawa tiga gelas es jeruk dibelakangnya.

ARETHA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang