Vote ya anak-anaknya moms.
Bikin part kayak gini susah banget😭17.Spesial
'Kalo gue bosen sama kejombloan gue, bisa bilang ke lo gak?' -Bisma
"Ih beneran? Parah dek hahahaha"
"Sumpah, beneran gue ga boong. Malahan nih abis jatoh, bukannya nangis malah ikutan ketawa"
Cerita tentang kelucuan Anna terus mengalir dari bibir laki-laki itu. Membuat lawan bicaranya tak berhenti tertawa. Bahkan gadis kecil yang sedang diceritakan kini ada diantara mereka, dan lucunya ia juga ikut menertawakan dirinya sendiri.
"Abang pernah di kejar-kejar bebek tau kak cantik" Celetuk Anna ditengah tawa mereka.
"Oiya?" Goda Retha, kapan lagi ia bisa mendengar aib Bisma secara cuma-cuma.
Anna tertawa kecil, sambil melirik ke arah kakaknya. Laki-laki itu memilih bungkam seribu bahasa, bingung ingin berbuat apa. Mau dicegah bagaimanapun adiknya itu akan terus meneruskan ceritanya.
"Iya, kan waktu itu kita lagi main dilapangan deket taman komplek, nah disana ada induk bebek sama anaknya banyak banget lewat didepan kita. Terus abang jahil, diambil satu anaknya. Eh induknya tau gara-gara bebek kecilnya tadi teriak-teriak" Gadis kecil itu memberi jeda seraya menahan tawa, pasalnya muka dan telinga Bisma sudah memerah menahan malu.
"Terus-terus?" Sama dengan Anna, Retha juga sedang menahan tawa. Ia semakin gencar menggoda Bisma.
"Ya gitu, induknya teriak-teriak. Ngejar abang sampe muter-muter. Padahal anak bebeknya yang tadi udah dikasih lagi, tapi tetep aja dikejar. Sampe kakinya abang dipatuk-patuk terus, hahaha. Terus baru berenti pas ada Om-Om yang nolongin" Lanjut Anna, kali ini ia tak dapat lagi menahan tawanya.
Lalu disusul Retha yang ikut menertawakan Bisma. Membuat laki-laki itu malu bukan main, aibnya terbongkar cuma-cuma untuk Retha. Siapa lagi yang bisa melakukannya kalau bukan Anna.
Lelah tertawa, Retha menyadarkan tubuhnya ke sofa, sambil melirik arlojinya.
"Mmm, udah malem nih. Gue pamit dulu, ya" Ucapnya pada Bisma.
"Eh, sampe lupa liat jam gue" Kata Bisma balik.
Anna tentu saja mendengar itu, bahunya langsung merosot.
"Yahhh, padahal kan Anna masih kangen sama kakak cantik" Sungguh, anak kecil itu semakin imut dengan ekspresi lesunya. Ia bergeser, memeluk tubuh gadis yang terbalut sweater ungu muda itu.
"Hehe, kakak juga. Kapan-kapan lagi kita main bareng, ok?" Bujuk Retha sambil mengelus lembut kepala Anna, namun gadis kecil itu tetap ingin kakak cantiknya itu tetap tinggal.
"Kak cantik tidur disini aja. Ada kamar kosong, kok. Tapi belom dibesihin, atau kak cantik mau tidur sama aban-"
Bisma sudah tak bisa menahan senyumnya, ucapan adiknya pasti membuat Retha gelagapan. Benar saja, Retha sudah melotot dan berusaha menolak.
"Eh, engga, emm... di apartemen ada sepupunya kakak. Makanya kakak gak bisa lama-lama mainnya. Kan udah malem juga, waktunya Anna tidurkan?"
Gadis kecil itu mengangguk mantap, ini sudah hampir jam sembilan malam. Sebentar lagi jam tidurnya, ia pun sempat beberapa kali menguap.
"Yaudah deh gak papa. Tapi nanti kita main lagi, ya. Ajak sepupunya kakak juga"
Retha mengangguk.
'Annaaaa, astaga dek.. imut-imut idenya kelewat cemerlang banget sih kamu. Mana si Bisma kalo gue disidang Anna bukannya bantuin jawab, malah kayak orang bego. Liat aja' Batin Retha menggebu-gebu.
~
"Gue pulang dulu, lain kali kalo udah bosen sama hp lo bilang ke gue. Jangan main tinggal aja. Mayan kan buat gue hpnya" Ucap Retha saat hendak memakai helmnya.
Memang gadis itu akan pulang sendiri tanpa diantar oleh Bisma. Laki-laki itu sudah berapa kali menawarinya, bahkan bunda pun telah membujuknya. Tapi Retha tetaplah Retha dengan segala ke kemauannya. Ia beralaskan bahwa jalanan ke apartemennya cukup aman, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Bisma tersenyum jahil, lalu sedikit mendekat ke arah gadis itu.
"Kalo gue bosen sama kejombloan gue, bisa bilang ke lo gak?"Retha memutar bola matanya jengah.
"Ck, lo kira gue mak comblang. Masalah begituan harusnya lo konsultasi sama si Dian" Jawab Retha.
Dian memang ratunya 'Mak Comblang' di Harapan Bangsa. Bahkan setiap minggunya ada saja siswa atau siswi yang memberikan tip untuk dicarikan pasangan. Dan jangan sebut dia Dian kalau tugasnya gagal.
Laki-laki itu mendengus, merasa kesal sendiri dengan teman perempuannya ini.
"Ishh, gue ga minta dicomblangin, Thaaa" Rengeknya.Oke, Retha akui mungkin laki-laki ini memang berbeda seratus delapan puluh derajat jika sedang dikandangnya sendiri. Bayangkan saja sudah beberapa kali laki-laki itu merengek malam ini.
"Ya terus ngapain lo curhat tentang kejombloan lo itu sama gue, kalo gak minta di comblangin?" Ucap gadis itu sambil menaiki motornya.
Bisma tersenyum kembali, lalu mendekati gadis itu, mengikis jarak diantara mereka. Membuatnya sangat dekat, saking dekatnya hingga membuat mata yang ditatap laki-laki itu terkunci hanya padanya.
"Karna gue mau jadi punya lo" Jawabnya santai.
Tangannya terulur merapikan anak rambut yang keluar dari helm gadis itu, seraya tersenyum manis. Waktu terasa terus melambat bagi keduanya. Dengan cepat Retha mengalihkan pandangannya, ia takut pipinya merah karna hal ini. Dan akan lebih bahaya jika Bisma mengetahui itu.
Namun tangan kokoh itu malah menarik dagunya agar kembali pada posisi tadi.
"Pliss, jangan pernah berpaling kalo gue lagi natap mata lo""K-kenapa"
"Karna.." Laki-laki itu menggantungkan kalimatnya. Lalu melanjutkannya kembali.
"Tatapan lo spesial" Ucapnya.
Suasana canggung untuk beberapa saat.
"Dah malem, nih. Lo gak mau pulang? Atau mau tidur dikamar gu-"
"Ck, apaan sih. Gue pulang, salam buat bunda sama ayah" Sergah gadis itu cepat.
Tingkahnya membuat Bisma tertawa. Ekspresi malu-malu gadis itu seakan menjadi hiburan tersendiri.
"Eh, gue anteri-"
"Astaga, gausah. Jalan yang gue lewatin jalan gede semua, Bisma"
"Tapi kan udah malem-"
"Ck, jam segini masih rame jalan juga masih rame"
"Huhh, serah deh. Tapi ati-ati, ok"
Gadis itu mengangguk mantap,
"Makasih juga kuenya" Ucapnya sambil menunjuk bingkisan plastik yang dibawanya, sebelum menurunkan visor helm. Lalu tak lama kemudian bunyi klakson terdengar dua kali bersamaan dengan pulangnya gadis itu.
Bisma masih tetap berada disana, mengabaikan tatapan heran kedua satpamnya. Ya, Pak slamet dan Pak Joko sebenarnya melihat drama yang baru saja disuguhkan tadi.
Tanpa merasa terganggu, laki-laki itu malah menyunggingkan senyumnya sambil bersenandung kala melangkahkan kakinya kedalam.
"Met, den Bisma itu kenapa tho? Kok mesam-mesem?" Tanya Pak Joko sepeninggal Bisma tadi.
Sementara Pak Slamet yang diajak bicara kembali fokus padah televisinya.
"Halah, kamu itu kayak ndak pernah muda aja"Up guys!
Rindu banget, sumpah:(
Sorry banget kalau part kali ini pendek, but buat part selanjutnya aku usahain lebih panjang.
See U next part![1036 words]
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA [On Going]
Teen Fiction🚩Terinspirasi boleh, Plagiat jangan🚩 [Update sesuai mood] . . . Ini hanya secuil kisah tentang Aretha, gadis berparas cantik namun dijuluki 'biangnya kejahilan' disekolahnya. Tiada hari tanpa teriakan kekesalan, semua pasti akan menjadi target ke...