28.With Mozza

136 15 10
                                    

Holaaa!
Fyuhh, tau ngga sih gimana leganya aku bisa Up dalam kondisi sekarang?😭 Pliss, I felt that.
Aku juga mau bilang makasih buat para readers setiaku yang udah selalu semangatin buat Up, Aaaaa love you guys💙💙💙
So, part ini aku persembahin buat kalian wkwkwkwk:v

28.With Mozza

'Gak salah kalo lo mau buktiin lo bisa hadepin semuanya, tapi yang salah adalah pemikiran lo yang terlalu naif dengan menganggap semua masalah bisa diselesain sendiri tanpa butuh bantuan orang lain'
-Mozza



Tetes demi tetes cairan dari selang infus di sebelah ranjang gadis itu berhasil menarik seluruh atensinya. Kesadarannya mulai kembali beberapa saat yang lalu, dan saat ia tahu dimana dirinya berada sekarang itu membuatnya sedikit lega. Dia Retha, gadis manis yang kini terbaring di ranjang putih khas rumah sakit.

Gadis itu ingat betul kejadian yang sebelumnya ia alami, terbesit sedikit rasa was-was dan khawatir jika hal itu akan terulang lagi saat sedang sendiri seperti sekarang. Pertanyaan bermunculan tentang bagaimana kondisi Tera dan siapa sebenarnya orang-orang kemarin menyerang mereka. 

Matanya melirik ke arah jam dinding di ruangan ini, pukul sebelas siang. Sahabat dan teman-temannya pasti sedang sibuk bergelud dengan pelajaran. Dan. . . Bisma, sedang apa laki-laki itu? Ah, mengingat itu membuat Retha tersenyum kecil.

Namun suara ribut-ribut dari balik pintu ruangannya membuyarkan lamunannya. Keningnya mengernyit, ada apa diluar?

'Gue yang bukak!'
'Ih gue aja raaa'
'Lo bedua jan berisik!'
'Udah masuk sana'

Ceklek

Pintu ruangan itu terbuka dari luar, menampilkan gadis dengan bandana hitam yang sedang memegang handle pintu dan ke tujuh remaja berseragam SMA lainnya.

Suasana kembali hening, semua mendadak kaku termasuk Retha. Beberapa pasang mata di luar ruangan itu mengerjap cepat, sebelum kemudian sebuah suara nyaring berhasil menyadarkan mereka semua.

"ASTAGA!!! RETHA LO UDAH SADAR?!" Pekik seorang gadis yang memakai bandana hitam tadi.

Gadis itu segera berlari mendekat dan langsung memeluk Retha dengan erat. Sampai melupakan parsel buah yang sempat dibawanya tadi, rangkaian buah-buah itu dilepas begitu saja dan hampir terjatuh jika Doni tidak sigap menangkapnya.

"E-eh" Gumam Doni pelan sembari menegakkan tubuhnya dengan tangan yang mengelus parsel tersebut. Matanya menatap tajam kearah Maura yang sayangnya sudah sibuk berinteraksi dengan Retha.

"Doni minggir!"

"Minggiran dikit napa Don!"

"Cepet ih gue mau lihat si Retha juga!"

Sungutan kesal itu tak lain merupakan ulah dari keempat lelaki lain di belakangnya yang sedang berdesakan mencoba masuk.

"Ck, sab-" Ucapannya terhenti saat bahunya terdorong oleh teman-temannya.

"Heunghhh- Anjir!" Maki Doni saat tubuhnya terhimpit ke dinding akibat ulah teman-temannya yang tidak sabar.

Nayya dan Mozza menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah mereka dan memilih masuk terakhir.

Laki-laki itu mendengus kesal lalu meletakkan parsel tadi diatas nakas, "Lu pada anarkis banget sih kek orang demo! Gua kegencet di dinding bareng kranjang buah tau nggak?!" Protesnya kepada beberapa orang temannya tadi. Wajahnya yang memerah karna menahan jengkel malah membuat semua orang diruangan tertawa melihatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARETHA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang