10. Backstreet-nya Jevin dan Embun

5.1K 281 58
                                    

Hari ini Safia sudah mulai masuk kerja lagi. Dirinya sengaja berangkat agak telat agar langsung bekerja. Tanpa beramah-tamah dulu dengan teman sejawat. Pasalnya dia belum siap mendapat julidan dari rekan-rekannya.

Makanya wanita itu menyuruh Jevin mengantarnya di waktu mepet. Jevin sendiri tidak masalah karena dia memang pemilik perusahaan tempat ia bekerja.

Mobil Jevin sampai di lobi kantor Safia lima menit sebelum waktu kerja. Begitu turun dari mobil Safia gegas berlari masuk ke kantor karena takut terlambat. Dan benar saja ketika dia sampai di meja kerja, semua rekannya sudah mulai sibuk menatap layar monitor di belakang meja kubikal mereka.

Safia mengatur napasnya yang masih terengah. Menit berikutnya, wanita itu mulai duduk dan lekas mengeluarkan botol plastik berisi air mineral. Baru setelah merasa tenang Safia memulai aktivitas kerjanya.

*

Empat jam berlalu, waktu makan siang tiba. Para rekan kantor Safia datang mendekat untuk memberikan ucapan selamat. Safia memang sengaja tidak mengundang mereka. Dan dari seluruh sahabatnya yang menyalaminya hanya Embun yang tidak turut serta. Gadis itu tetap bertahan di meja kerjanya.

"Selamat Safia," ucap Vani sembari memeluk hangat Safia. Safia membalas dekapan itu dengan senyum bahagia. "Aku pikir Jevin itu pacar Embun," ujar Vani usai melepas pelukan, "eh ternyata pacar kamu, ya?" lanjut Vani sambil menatap mata bulat Safia tak percaya. Safia tak menjawab. Wanita itu hanya tersenyum kecut.

"Iya. Abis selama ini yang kita lihat, Jevin itu selalu menjemputnya Embun sih bukan kamu," timpal Mania meyakinkan.

Kembali Safia hanya bisa menyeringai datar menanggapi ucapan teman-temannya. Dirinya tak mampu menyangkal karena memang begitu faktanya. Semua teman kantornya tahu kalau Jevin dan Embun adalah pasangan yang serasi. Jevin si pemuda tampan nan tajir, sedang Embun si gadis semampai nan kalem.

"Fia, kok kisah cinta kalian itu mirip kisah hidupnya incess Syahrani, ya," ujar Vani lagi. "Kamunya incess, Jevin si Rano, dan Embun jadi Mbak Bulan," papar Vani sambil menunjuk Embun yang masih sibuk dengan berkas-berkasnya. Vani dan Mania terkikik geli.

"Kita bukannya mau nulis, tapi kok ya bisa mirip kisah hidupmu." Mania memeluk lengan Safia. "Jevin nikahin kamu masih status jadi pacarnya Embun gak?" Mania selidik menatap Safia. Dia dan Vani begitu penasaran kenapa tiba-tiba Jevin justru menikahi Safia. Bukan Embun.

Hati Safia terasa sedikit sesak mendengar itu. "Ada alasan khusus kenapa akhirnya Jevin memilih menikah denganku," jawab Safia seraya melepas pelukan tangan Mania. "Dan kalian tidak berhak tahu alasannya apa," lanjut Safia datar.

Safia menoleh ke arah Embun yang ikut mendengarkan pembicaraan itu. Namun, ketika mata mereka bersitatap, Embun malah membuang muka. Safia memutuskan untuk mendekati sang karib tanpa memedulikan lagi Vani dan Mania.

"Embun," panggil Safia mendekati meja gadis berambut sebahu itu. "Kamu marah ya padaku?" tanya Safia lembut.

Embun tersenyum miring mendengarnya. "Marah untuk apa?" tanya Embun balik.

"Embun, aku benar-benar minta maaf. Kalo pernikahan ini sungguh menyakiti hatimu," ucap Safia tulus. Wanita itu menangkap kedua tangan di dada. "Kamu tahu sendiri aku dan Jevin sudah bersikeras menentang perjodohan ini, tetapi-"

"Sudahlah!" sergah Embun cepat.

Suaranya sedikit keras dan tergetar. Gadis itu merasakan emosi yang siap meluap di dada. Namun, ia sadar Safia tidak sepenuhnya salah di sini. Mungkin memang benar kata Yuki, Jevin tercipta bukan untuknya.

Embun mendongak ke atas. Ia tidak mau meneteskan air mata lagi. Sudah cukup seminggu kemarin dia berpuas menumpahkan banyak air mata kesedihan.

"Tentu saja hatiku sangat sakit, Fia," jujur Embun kemudian. "Namun, mau gimana lagi?" tanya gadis itu dengan tersenyum getir, "mungkin ... inilah takdirku. Sepuluh tahun hanya bisa menjadi penjaga jodohmu saja" lanjut Embun mencoba bijak. Kali ini Embun mencoba tersenyum manis.

Gairah Sang Sahabat (21+ Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang