Sang pengendara mobil segera menghentikan laju mobilnya begitu merasa telah menyerempet seseorang. Lalu seorang pria tampak ke luar dari mobil Pajero diamond black. Sepertinya dia ingin melihat siapa orang yang diserempetnya. Dan ternyata sang penabrak itu adalah Vino bersama Ghea istrinya.
"Safiaaa!"
Vino berseru kaget begitu melihat siapa wanita yang ditabraknya. Melihat pelipis Safia mengalir darah, ketakutan langsung melanda jiwa pria berusia dua puluh delapan tahun itu.
"Fiaaa!"
Vino mencoba membangunkan Safia dengan mengguncang tubuh kecil itu.
"Ya udah bawa ke rumah sakit aja pingsan gitu!" Ghea yang ikut turun dari mobil memberi perintah pada suaminya.
Vino menganguk cepat. Lekas dengan cekatan pria itu mengangkat tubuh Safia. Pria itu berjalan sembari membopong tubuh lemas Safia, sedangkan Ghea sudah mendahului untuk membuka pintu mobil belakang. Pelan Vino merebahkan tubuh mungil Safia di jok belakang. Dan Ghea ikut membantu dengan menaruh bantal pada kepala Safia.
Kedua suami istri itu kembali masuk mobil. Lalu Vino gegas tancap gas. Pria itu tidak ingin hal buruk menimpa pada mantan kekasihnya itu.
Jujur dalam hati, walau sudah setahun putus dengan Safia dan kini telah menikah dengan seorang Ghea, Vino masih menyimpan cinta untuk mantan terindahnya itu. Andai saja dulu hubungannya dengan Safia disetujui oleh Ibu Ratih, mungkin dirinya telah bersanding dengan wanita mungil itu.
Empat tahun menjalin kasih dengan Safia, dirinya tidak pernah tahu alasan apa yang membuat Bu Ratih tidak menyukainya. Kini setelah tahu Safia menikah karena perjodohan, pria itu mulai meraba alasan dia ditolak Bu Ratih.
"Jangan ngebut gitu, napa sih, Vin!" Ghea menegur dengan kesal. Wanita berkacamata itu menepuk pelan pundak suaminya guna memperingati.
"Aku takut terjadi apa-apa sama Safia." Vino berkilah.
"Terus kalo kita sendiri yang celaka gimana?" Ghea menukas dengan mencebik.
Vino mendengkus kasar. Namun, dia memenuhi permintaan istrinya. Pria itu mulai mengurangi laju mobilnya. Vino memang selalu kalah jika beradu argument dengan Ghea. Istrinya terlalu mendominasi. Dulu Ghea adalah mantan manager yang membawahi dirinya, Safia, dan Embun.
Sikap Ghea yang posesif dan pencemburu berat membuat Vino kadang dilanda muak. Andai keluarganya tidak banyak dibantu oleh keluarga Ghea, Vino juga ogah menikahi wanita di samping. Dirinya juga dulu begitu berat ketika harus sepihak memutuskan hubungan dengan Safia. Sampai kini malam-malam Vino sering dihantui perasaan menyesal.
Tak terasa Vino telah sampai di rumah sakit. Sigap pria itu turun dari mobil dan lekas mengangkat tubuh Safia. Ghea mengikuti langkah panjang sang suami ke dalam rumah sakit dengan sedikit keki. Satu tahun menikah, Ghea masih saja mendengar mulut Vino menyebut nama Safia dalam mimpi suaminya.
Begitu masuk rumah sakit, Safia langsung dibawa ke dalam ke ruang IGD. Dengan cemas Vino menunggu di kursi tunggu.
"Coba kamu hubungi suaminya!" suruh Ghea melihat kecemasan pada wajah Vino.
"Aku mana punya nomer dia," sahut Vino bete.
"Ya ... udah keluarganya aja!" sengit Ghea. Pasalnya tampak sekali Vino begitu mengkhawatirkan Safia. Pria itu mengetuk-ngetukan sepatunya ke lantai. Tanda kalau dia sedang gugup atau cemas.
"Ogah ngomong sama ibunya," balas Vino segan, "males aku," lanjut Vino menggeleng.
Bukan tanpa alasan kenapa Vino bersikap seperti itu. Empat menjalin kasih dengan Safia, Bu Ratih terlihat selalu cuek padanya. Berbagai perhatian yang ia tunjukkan pada sang calon mertua tidak pernah digubris oleh wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Sang Sahabat (21+ Tamat)
RomansMencintai kekasih teman itu menyakitkan. Namun, ketika takdir justru mempertemukan, kita bisa apa? "Aku dijodohkan dengan cowok yang kucinta, tapi dia pacar sahabat dekatku." Kehidupan Safia berubah total saat dirinya harus menikah dengan Jevin, pac...