Kisah ini sudah tamat di KBM applikasi dan Joylada.
Kalian bisa beli juga e-book-nya di google play book"Semua yang dikatakan Embun itu fitnah."
Sebuah suara lantang membuat Safia dan Embun refleks menoleh ke arah pintu. Jevin, Yuki, dan si empunya rumah Tania sudah berdiri di ambang pintu.
"Dia berdusta," sanggah Jevin tegas.
Gegas pria itu melangkah masuk diikuti oleh Yuki dan Tania di belakang. Jevin lekas duduk di samping Safia.
"Aku memang kerap mengunjungi Embun di awal pernikahan kita." Jevin mengakui, "tapi kami belum pernah sekalipun melakukan hubungan suami istri," lanjut Jevin meyakinkan istrinya. "Percaya padaku, Fia." Jevin meraih jemari sang istri untuk digenggamnya.
Safia menatap mata Embun dengan lekat. Wanita itu mencari jawaban atas kebenaran omongan Jevin pada diri Embun. Namun, sang kawan hanya mampu menuduk tanpa bisa membantah.
"Dengar, Embun!" Kali ini Yuki ikut bicara. Pemuda itu duduk tepat di hadapan Embun dan bersebelahan dengan Tania.
"Lo boleh mencintai Jevin, tapi jangan cinta buta seperti ini!" Yuki menatap lekat perempuan yang selalu hadir dalam mimpinya itu.
"Jevin itu laki sahabat lo sendiri, Bun. Berhentilah mengejar dia!" pinta Yuki serius.
Kini pemuda itu bangkit, lalu mendekat pada sang gadis. Dirinya duduk di lantai tepat di bawah gadis bermata lentik itu.
"Gue mungkin hanya seorang lelaki biasa saja, Bun. Gue tidak sekaya Jevin sang owner beberapa kafe dan resto. Tapi, gue punya cinta yang besar dan tulus buat lo," ungkap Yuki begitu serius. Tangannya meraih jemari Embun untuk kemudian digenggamnya lembut.
"Yuki benar, Bun. Berhentilah mengejar Jevin." Tania ikut menimpali. "Jevin itu suami sahabatmu sendiri! Kembalilah kalian bersahabat seperti dulu. Tanpa perlu saling menyakiti," tutur Tania ikut menasihati.
Tania bangkit dari duduk. Dirinya berjalan menuju dapur sambil berkata, "aku akan buat minum untuk kalian semua."
Embun sedari tadi hanya bisa tertunduk. Dirinya hanya terdiam saja mendengar nasihat-nasihat yang ke luar dari mulut teman-temannya itu. Dalam hati gadis itu masih tidak terima kalau harus merelakan Jevin untuk Safia.
"Kenapa kamu harus membuat drama seperti ini, Bun?" Jevin menatap lurus mantannya itu, "supaya aku balik lagi padamu?" lanjut Jevin sambil terus memandang iba pada sang gadis.
Pria itu tidak habis pikir dengan segala tindakan bodoh yang diperbuat Embun.
"Dengar Embun dan juga kamu, Fia!" Jevin menunjuk kedua wanita yang masih mencintai dirinya itu. "Aku Jevin ... tidak akan pernah lagi kembali pada Embun." Jevin berikrar tegas, "dan aku berjanji akan berusaha selamanya menjadi suami yang baik untuk Safia." Ucapan janji Jevin terdengar begitu tegas dan lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Sang Sahabat (21+ Tamat)
RomanceMencintai kekasih teman itu menyakitkan. Namun, ketika takdir justru mempertemukan, kita bisa apa? "Aku dijodohkan dengan cowok yang kucinta, tapi dia pacar sahabat dekatku." Kehidupan Safia berubah total saat dirinya harus menikah dengan Jevin, pac...