Chapter Two :
—Petrichor❝—ᴋᴀʟᴀᴜ ᴀᴋᴜ ʙᴜʟᴀɴ, ᴋᴀᴜ ɪɴɢɪɴ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ᴀᴘᴀ? ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴊᴀᴅɪ ᴍᴀᴛᴀʜᴀʀɪ, ᴊᴀʀᴀᴋɴʏᴀ ᴊᴀᴜʜ. ᴀᴋᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪsᴀ ᴍᴇɴᴊᴀɢᴀᴍᴜ ɴᴀɴᴛɪɴʏᴀ.— ❞
—Sai. Shim—⚝✰⚝
"Shit! Damn! Aku terlambat!"
Yamanaka Ino berjalan cepat menuruni tangga rumahnya, pergi ke kulkas dan mengambil setidaknya 2 buah susu kotak rasa pisang dan memakan sepotong roti dengan selai kacang. Dia baru bangun pagi ini—tidak terbiasa bangun sendiri. Biasanya ibu akan membangunkannya. Hari ini, hari pertama Ino menjalani hidupnya sendiri. Tanpa orangtua. Yap! Ino harus terbiasa dengan itu.
Dengan hanya mengenakan tanktop dress panjang berwarna putih dan dalaman bajunya menggunakan sweater kuning pucat lengan panjang. Surai pirangnya dia kepang anggun bak dewi Yunani. Ino langsung menggunakan sepatu sneakers putihnya dengan terburu-buru untung sudah menggunakan kaus kaki.
Huft~ apa selalu seperti ini kalau mengejar jam pagi? Belum lagi dosen yang kelewat galak. Ah, merepotkan!
Yamanaka pirang itu berlari secepat kilat menuju halte terdekat sembari meminum susu kotaknya—rotinya sudah habis. Pokoknya dia tidak boleh terlambat! Tugas yang sudah dia buat semalaman sudah selesai dan tidak boleh terhempas begitu saja! Pokoknya tidak.
Setelah sampai di bus, Ino langsung masuk begitu bus tujuannya sudah didepan mata. Dan bersyukur, Yamanaka itu mendapatkan tempat duduk. Sambil bernafas lega, gadis itu langsung menyenderkan kepalanya ke arah jendela—duduk dekat jendela.
"Kau kelelahan sekali rupanya,"
Yamanaka pirang ini terperanjat kemudian menolehkan kepalanya dengan perlahan. Menemukan lelaki bersurai jingga pekat yang dia kenal bernama Yahiko. Lelaki dikampus, musuh Ino dan orang yang paling menggilai Ino. Sekaligus orang yang paling mesum!
"Hn? Apa?" Tanya Yahiko dengan nada datar kala Ino memandangnya seperti memandang hantu organ didepan mata yang siap disantap.
"Ah, tidak! Tidak!" Yamanaka pirang itu menggeleng cepat kemudian mengalihkan pandangannya. Dalam hati dia merutuk. Kalau tahu begini, dia tidak akan duduk disini. Walaupun ada kesempatan dan kursi kosong. Damn it!
"Oh, ya. Kenapa kau menolakku kemarin?" Tanya Yahiko penasaran. Kemarin, lelaki itu menyatakan cintanya ke Yamanaka pirang ini. Yahiko sudah menyukai Ino sudah lama. Tapi siapapun tahu, kalau lelaki bermanik hazel itu suka bermain dengan hati perempuan. Tipikal fuckboy kalau bisa dibilang. Apalagi dia suka pergi ke club malam.
Bukan selera Ino sama sekali.
"Hn? Tidak berniat untuk berpacaran," Jawab Ino singkat. Aqua masih menatap jalanan diluar sana yang dipenuhi oleh kendaraan—sama sekali tidak berniat menatap lelaki ini. Tidak sopan, sih berbicara dengan seseorang tanpa menatap orang tersebut. Habis kalau berbicara dengan Yahiko, pria itu suka memandang tubuhnya membuatnya risih. "Apalagi denganmu." Sambungnya dengan nada sarkastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN✔
FanfictionSummary : ❝𝑆𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑟𝑖𝑛𝑡𝑖𝑘 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛, 𝑖𝑡𝑢 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑠𝑖𝑚 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖ℎ𝑘𝑎𝑛. 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑚𝑢𝑠𝑖𝑚 𝑐𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢, 𝑎𝑘𝑎𝑛𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑢 𝑡...