• SUMMER RAIN • 17

155 24 0
                                    

Chapter Seventeen :
—Belated























⚝✰⚝ 


































Ino terduduk sendiri dikamar miliknya sehabis dari rumah sakit. Sebenarnya jadwal kerjanya bukan hari ini dan lebih kesalnya lagi, ada tugas tambahan yang cukup banyak. Yamanaka pirang itu semakin jengkel.

Sembari menghembuskan nafasnya lelah, Ino mengambil ponselnya seketika matanya terbelalak tatkala melihat tanggal hari ini. "Tanggal 16? Berarti ... " Sedikit menjeda perkataannya, Ino langsung mengumpat kesal. "Sialan! Aku lupa berbelanja!!!"

Dengan langkah cepat, dia segera memasuki kamar mandi setelah mengambil set pakaiannya. Sekujur tubuhnya lengket. Sungguh lengket karena seharian bekerja. Dengan misuh-misuh tidak jelas, Ino keluar dari kamar mandi dengan setelan hoodie ungu, celana panjang hitam. Sebentar lagi musim dingin, sih. Tapi dia tidak peduli! Perlengkapan kesehariannya pasti sudah habis. Gadis pirang itu baru ingat kalau tadi pagi dia hanya memakan telur mata sapi dan meminum susu kotak.

Ino segera keluar dari rumahnya menuju supermarket. Beruntungnya supermarket tidak jauh dari sini.

Yamanaka pirang itu mengeratkan jaketnya. Udara malam dicampur dengan angin musim dingin yang mulai datang membuatnya sedikit membeku. Dia berhenti sebentar untuk mengeratkan hoodie yang ia kenakan sembari memakai kupluk hoodie. Huft hangat, pikirnya kemudian mulai melanjutkan perjalanannya kembali.

Ditinggal oleh sang kekasih selama tiga tahun bukanlah hal yang muda bagi Ino. Gadis Yamanaka itu selalu merasa kesepian, tidak ada celoteh menyebalkan dari Sai, tidak ada pelukan hangat dengan harum camomile, tidak ada chesscake atau melakukan panggilan video sebelum tidur.

Tapi Ino selalu pergi ke apartement milik Sai. Sekedar untuk membersihkan tempat tinggal tersebut atau melepas rindu. Selama tiga tahun ini, tidak ada kabar dari Sai atau kantor pusat yang memantau para polisi yang bertugas disana.

Setiap kali Ino bertanya kepada Kiba, lelaki Inuzuka itu selalu menjawab,

"Tidak ada ponsel, tidak ada panggilan. Disana hanya ada misi dan merasa terisolasi di tempat sana."

Hal itu semakin membuat Gadis Yamanaka tersebut khawatir. Bukan apa-apa, Ino hanya takut pria Shimura itu tertembak atau sebagainya yang menyebabkan luka serius.

Yamanaka pirang itu memasuki supermarket dan mulai menjelajahi isinya. Mengunjungi ke berbagai stan dan mengambil beberapa keperluannya. Seperti makanan instan, bumbu dapur, sayur, buah, daging, camilan, sanitary pad, dan keperluan lain.

Setelah membayar di kasir, Ino keluar dari supermarket sembari meminum moccachino hangatnya. Ino mendesah tatkala rasa khas kopi itu mengaliri ditenggorokannya. Sembari menyeruput moccachino miliknya, Ino berjalan pulang. Tapi naas, bukannya pulang ke rumah, Ino malah bertemu dengan seseorang yang seharusnya gadis pirang itu jauhi.

"Ino, bisa kita ... Berbicara sebentar? Sebagai seorang teman."

Ino mengulas senyum tipis walau merasa canggung. Dia mengangguk. "Tentu, Sasuke."






























⚝✰⚝   

































SUMMER RAIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang