Chapter Eight :
—Alone❝ᴊᴀɴɢᴀɴ sᴇᴘᴇʀᴛɪ ᴘᴇʟᴀɴɢɪ ʏᴀɴɢ ᴍᴜɴᴄᴜʟ sᴇᴛᴇʟᴀʜ sᴇʟᴇsᴀɪ ʜᴜᴊᴀɴ. ❞
—Sai. Shim—⚝✰⚝
Ini malam perayaan lampion, semua warga kota sudah berada ditaman kota dengan berpakaian kimono. Tidak perduli dengan udara dingin yang menyergap kulit. Lagipula warga kota percaya Kami-sama akan melindungi mereka di atas sana.
Sedangkan Ino tengah duduk sendiri dengan berbalut pakaian kimono ungu miliknya. Rambutnya dia ikat longgar dengan hiasan bunga dipucuk kepala. Matanya menatap dua lampion berwarna jingga itu. Padahal Ino sudah menuliskan nama Sai Shimura disalah satu lampion.
Dia menunggu Sai Shimura.
Sejak kejadiam ditaman tadi sore, Sai tidak dapat dihubungi. Bahkan Ino sudah mengunjungi apartementnya. Sepi sekali, apa Sai memang berniat pergi dari hidupnya? Sementara atau selamanya?
Entahlah
Jadi Ino harus menerbangkan lampionnya sendiri, ya?
Padahal saat ada bazzar satu tahun yang lalu mereka masih bersama. Berjalan, berpegangan tangan sembari menyusuri bazzar dengan canda dan tawa. Masih saat mereka berbahagia.
Ino menghembuskan nafasnya pelan kemudian meletakan lampion yang bertuliskan 'Sai Shimura' dibangku dan berjalan menuju kerumunan orang-orang yang akan menerbangkan lampion bersama-sama. Yamanaka itu menyalakan api kemudian membakar lampion tersebut dan membuat harapan.
Sinar dari api menyinari wajahnya. Kecantikan melankolisnya semakin terlihat. Hingga akhirnya mata aqua itu terbuka dan menerbangkan lampion sesuai perintah.
Lampion yang berwarna orange itu berterbangan dilangit malam, terlihat seperti bintang luar angkasa. Ino menatap semua orang, banyak dari mereka membawa pasangan. Sedangkan Ino sendiri.
"Jadi ... Seperti ini ya jika aku tanpa Sai?" Gumam Ino pelan kemudian berjalan keluar taman. "Aku benar-benar merasa hampa. Aku baru sadar ternyata selama ini aku salah." Sambungnya.
Sudah tidak ada tatapan menyebalkan lagi dari Sai, tidak ada senyuman manis dari Sai, tidak ada rona merah yang disebabkan oleh Sai, tidak ada lagi payung hitam dari Sai.
Tidak ada lagi Sai.
Padahal saat Ino dalam keadaan terpuruk, Sai datang dan menawarkan sebuah pelukan hangat dan mengelus punggungnya pelan dan mengeluarkan kata-kata menyebalkan agar Ino melupakan kesedihannya sejenak.
Ino suka semua afeksi yang Sai berikan.
⚝✰⚝
"Sai, kau benar-benar akan tinggal disini?"
Sai menatap salah satu rekannya kemudian jelaganya beralih kembali ke layar komputer. "Seperti yang kau lihat, aku sedang malas pulang ke apartement dan akan tinggal ... Cukup lama."
"Apa kau ada masalah dengan Ino?" Tanya Kiba yang tiba-tiba datang dengan sebotol wine kemudian menuangkan semua wine ke dalam gelas rekan mereka. Tidak takut Kiba itu, padahal ada Kakashi yang tengah membaca buku bersampul orange dengan rating 18+
"Ino? Siapa Ino?" Tanya rekan yang lain kemudian meneguk wine miliknya. "Ehm apa dia kekasihmu? Atau adik? Adik sepupu? Atau nama hewan peliharaanmu?" Tanya nya bertubi-tubi.
"Aku tahu Ino itu artinya 'babi' tapi aku tidak mempunyai babi, Lee," Tukas Sai sengit. Pria yang dipanggil Lee itu hanya terkekeh pelan dengan wajah merona—mabuk. "Hm, sahabat? Teman? Atau ... Rival? Ah, entahlah." Jawab pria Shimura itu ambigu.
"Perlu kalian ketahui, Ino itu adalah kekasihnya, mereka sering mengunjungi satu sama lain dan terpenting lagi mereka sering berjalan bersama." Timpal Kiba yang tiba-tiba ikutan mabuk. "Aku sering melihat mereka berdua di jendela lalu Sai memeluk Ino dan Ino membalasnya dengan usakan rambut, manis sekali!!" Tambah Kiba menjadi-jadi kemudian pingsan.
Mendengar perkataan Kiba, Sai jadi teringat satu persatu kenangannya bersama Ino. Biasanya saat malam seperti ini, Yamanaka pirang itu selalu datang ke apartement dan meminta Sai untuk menemaninya menonton drama atau bahkan saling telepon sebelum tidur dengan Ino yang menyanyi untuk Sai hingga pria Shimura itu terlelap.
Sai jadi malu sendiri dibuatnya wajahnya merah padam kemudian menggeleng dan melanjutkan tugasnya yang sempat tertunda, tentu dengan senyuman manis yang bertengger seolah-olah melupakan semua yang terjadi sore tadi.
⚝✰⚝
Ino menghirup secangkir cokelat panas miliknya dalam-dalam kemudian meminumnya secara perlahan. Cokelat panas dengan marshmellow dan bubuk cokelat sangat cocok ditemani oleh biskuit saat tengah malam tiba-tiba kebelet nyemil.
Manik aquamarine itu menatap novel barunya dengan malas kemudian menutupnya dan meletakannya dengan kasar dimeja. Tangannya teralih mengambil sebuah kertas disamping novel. Sebelah tangannya memakan biskuit sebelah tangan kirinya lagi memegang sebuah kartu nomor.
"Apa aku harus bekerja sekarang?" Gumam Ino merasa ragu. Kartu nomor itu berisikan salah satu kapten devisi dokter bedah ternama di kota ini. Ino ingin sekali bergabung tapi terlalu ragu karena sekalinya gagal dalam operasi, jabatan maka menjadi taruhannya.
"Aku belum mempunyai banyak pengalaman, aku harus magang dulu seharusnya," Ino menghela nafasnya dalam-dalam kemudian mengambil cangkirnya sesudah biskuitnya habis.
Yamanaka Ino baru saja lulus kemarin. Dia mendapatkan nilai besar hingga dilirik oleh beberapa rumah sakit bedah. Jarang sekali jika ada mahasiswa/i yang mendaftar sebagai dokter bedah. Selain dari jabatannya, dokter bedah juga sulit karena pencapaiannya harus setinggi langit, bisa dibilang Ino salah satu calon dokter bedah termuda.
Ini salah satu impian Ino, mendapatkan posisi sebagai salah satu rekan dalam tim disana. Perjuangannya mendapatkan nilai unggul tidaklah mudah. Dia harus di tes beberapa kali hingga Ino benar-benar memahaminya.
"Baiklah besok aku akan mendaftar," Ino memantapkan hatinya kemudian bangkit dari sofa dan merapihkan bekas camilannya setelah itu kembali dan mengambil ponselnya terakhir pergi ke kamar.
Sembari menatap ponselnya, Ino merengut sedih ketika tidak ada satupun pesan masuk dari Sai. Padahal Ino ingin tahu bagaiamana kabar Shimura itu sekarang.
⚝✰⚝
❝ᴅɪᴘᴇʀsɪᴍᴘᴀɴɢᴀɴ ɪᴛᴜ, ᴘᴇʀsɪᴍᴘᴀɴɢᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴᴜᴛᴜᴘɪ ʙᴜʟᴀɴ ᴅɪ ʟᴀɴɢɪᴛ ᴍᴀʟᴀᴍ.
ᴀᴋᴜ ᴍᴇɴᴜɴɢɢᴜᴍᴜ.❞—Azzeorajclyn
![](https://img.wattpad.com/cover/232694281-288-k153574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN✔
FanfictionSummary : ❝𝑆𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑟𝑖𝑛𝑡𝑖𝑘 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛, 𝑖𝑡𝑢 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑠𝑖𝑚 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖ℎ𝑘𝑎𝑛. 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑚𝑢𝑠𝑖𝑚 𝑐𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢, 𝑎𝑘𝑎𝑛𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑢 𝑡...