Chapter Six :
—Euphoria❝ᴀᴋᴜ ʙᴀʜᴀɢɪᴀ. ᴋᴀʟᴀᴜ ᴋᴀᴜ ʙᴀʜᴀɢɪᴀ ᴊᴜɢᴀ ᴛɪᴅᴀᴋ? ᴀᴘᴀ ᴋᴀᴜ ɪɴɢɪɴ ʙᴀʜᴀɢɪᴀ ʙᴇʀsᴀᴍᴀᴋᴜ?❞
—Sai. Shim—⚝✰⚝
Semalaman tidur di apartement milik Sai?! Oh! Itu bukan hal bagus bagi Ino. Semalaman Ino harus menjaga Sai yang tiba-tiba demam lagi. Sebenarnya tidak masalah tapi masalahnya ... Pria itu selalu memasang wajah menyebalkan! Dengan alasan kakinya sakit, tidak bisa menutup pintu lalu meminta mengusak rambutnya kembali.
Hah .. Pokoknya merepotkan!
Tapi setidaknya ini hutang balas budinya kepada Sai karena sudah rela menjemputnya hingga berakhir seperti ini. Sudah ditawari untuk kerumah sakit tapi Sai menolak karena—menurutnya demamnya tidak terlalu tinggi.
Mau tak mau Ino hanya mengiyakan.
Baiklah, disini Yamanaka Ino sekarang duduk disofa di kamar Sai sembari memainkan ponselnya. Hanya bertukar pesan kepada Sakura, sahabat pink-nya yang baru saja mengalami patah hati akibat penuturan Sasuke.
Entah kenapa Ino tidak merasa senang tatkala Sakura sudah putus dengan Sasuke. Seharusnya Yamanaka itu senang'kan pujaan hatinya tidak akan berhubungan dengan gadis lain. Tapi Ino berbanding terbalik. Seolah rasa sukanya kepada Sasuke lama-lama pudar.
Sejak Sai datang.
Sakura|
Dia bilang dia menyukaimu, Ino!Sakura|
Tolong relakan dia untukku,Ino bingung bagaimana menjawab pesan Sakura. Di pikirannya terbayang-bayang wajah Sasuke tapi tatapannya menuju Sai yang tertidur dengan wajah yang polos—sepolos bayi. Sai menggunakan kemeja putih tembus pandang hingga cahaya lampunya dapat melihat tubuh atletis Sai.
Glup
Ah! Wajah Ino mulai memerah jadinya. Tidak! Tidak boleh! Pokoknya dia tidak boleh melihat lagi! Ini merusak matanya saja. Lagian kenapa sih Sai harus menggunakan pakaian tembus pandang begitu? Sial.
Netra aquanya beralih ke ponselnya. Tertata semua pesan Sakura. Jemarinya bergerak menjawab pesan gadis Haruno itu hingga menghasilkan bunyi tik tik tik
Ino|
Aku tak perduli, Sakura. Masa bodoh dengan Sasuke pantat ayam itu.Oke, sekarang yang harus Ino lakukan hanyalah menjaga Sai. Ya, Sai Shimura si pria pucat dengan wajah menyebalkan—wajah bayi juga disaat bersamaan. Entah kenapa netra milik Ino tidak bisa lepas dari pria bersurai arang itu. Dia menatap Sai lamat.
Rahangnya tegas, hidungnya super duper mancung, dan bibirnya ... HUAH! Pokoknya Ino tidak boleh memikirkan yang tidak-tidak! Bisa gila Ino nantinya. Pokoknya singkirkan wajah Sai! Singkirkan!
Tapi tindakan Ino tidak sesuai dengan jeritan hatinya. Dia malah beranjak dan duduk ditepi ranjang kemudian mengusak surai arang milik Sai. Sembari mengusak, Ino memasang senyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN✔
FanfictionSummary : ❝𝑆𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑟𝑖𝑛𝑡𝑖𝑘 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛, 𝑖𝑡𝑢 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑠𝑖𝑚 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖ℎ𝑘𝑎𝑛. 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑚𝑢𝑠𝑖𝑚 𝑐𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢, 𝑎𝑘𝑎𝑛𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑢 𝑡...