• SUMMER RAIN • 5

179 29 0
                                    

Chapter Five :
—W. U (2)

❝ᴋᴀᴜ ᴀɴᴇʜ ᴋᴀʀᴇɴᴀ sᴇʟᴀʟᴜ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛᴋᴜ ʙᴇʀᴅᴇɢᴜᴘ ᴋᴇɴᴄᴀɴɢ. sᴇʙᴇɴᴀʀɴʏᴀ ᴀᴋᴜ ᴍᴇɴʏᴜᴋᴀɪᴍᴜ ᴀᴛᴀᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ? ❞
—Ymnk. Ino—

























⚝✰⚝





























Ini sudah petang dan ada hujan deras diluar. Ino masih terkurung di apartement milik Sai—sedaritadi dia belum pulang karena hujan deras—padahal perkiraan cuaca tadi pagi masih bagus, ingat sekarang masih musim panas. Dan dia belum sama sekali menemukan payung Sai berada dimana. Dan sekarang dia kebosanan, novel yang dia beli sudah habis dia baca. Ah, Ino menyesal tadi tidak pulang dulu.

Aquamarine itu menatap pemuda Shimura yang masih tertidur dengan gelisah diranjang. Peluhnya keluar beberapa kali hingga akhirnya Ino bangkit dan lebih memilih duduk disamping ranjang untuk menyeka keringat itu. Seumur-umur Ino tidak pernah melihat orang dengan demam tinggi seperti ini. Apalagi wajah Sai yang semula pucat menjadi merah.

"Ah! Sebenarnya dia kenapa, sih? Demamnya tinggi sekali," Ucapnya pelan seraya melihat termometer yang menunjukan 43°. Apa benar Sai sepanas itu? Dari wajahnya sih memang, terlihatnya dia benar-benar tersiksa dengan demam seperti itu. Tidurnya juga daritadi tidak bisa diam. Gelisah.

"Obat apa yang cocok? Sai tidak suka obat pahit." Ino menghembuskan nafasnya lesu. Entah kenapa dia menjadi sekhawatir ini. Karena tidur Sai yang tidak bisa diam, Ino mengelus surai arang milik Sai lembut dan secara perlahan. Wajah Sai yang tidur memang lucu, menenangkan. Tapi sekarang? Wajahnya benar-benar ... Ah kalian tahu.

Perlahan namun pasti, Sai mulai tenang dengan usakan Ino. Dengkurannya mulai teratur, Ino yang melihatnya menghembuskan nafas lega hingga melanjutkan usakannya agar Sai bisa tidur nyenyak.

Sekitar ±5 menit Ino melukan kegiatan itu hingga akhirnya bangkit untuk memeras kain lagi karena kain yang sebelumnya mulai dingin dan airnya juga mulai mendingin. Tidur Sai juga mulai nyenyak sepertinya. Jadi tidak apa Ino tinggal untuk sementara.

Ino beranjak menuju dapur, memanaskan air dan bubur untuk Sai makan nanti. Setelah itu dia akan menunggu 20 menit lagi agar airnya kembali panas dan buburnya juga panas. Sembari menunggu, Ino merapihkan belanjaan Sai dan meletakan ditempat yang benar.

Hingga netra aquamarine miliknya menangkap jahe, kayu manis, daun mint, madu dan lemon. Ino terpikir untuk membuatkan teh jahe saja untuk Sai sekaligus untuk obat yang Sai akan minum nanti. Yamanaka pirang itu menjentikan jarinya kemudian segera mengambil satu persatu bahan.

Ino mematikan kompornya dan menghentikan sejenak kegiatan membuat tehnya. Membawa wadah berisi air panas itu menuju kamar Sai. Pria Shimura itu masih tidur ternyata dan sepertinya tidurnya tenang. Ino memeras kain kembali dan meletakannya dikening Sai kemudian memegang leher Sai sejenak. Masih agak panas.

"Huft ... Sai kapan bangunnya, sih? Lama sekali seperti koala," Gumamnya. "Kalau begini aku tambah kebosanan nanti." Ino nampak berpikir sejenak sebelum akhirnya pergi ke dapur.

Sementara itu, Sai sudah terbangun. Dia sudah terbangun sejak Ino meletakan kain ke keningnya. Sai sadar saat itu, tapi tubuhnya terlalu lemah karena terlalu lama berbaring apalagi dia juga tidak minum obat. Dia berusaha duduk kembali dan bersandar pada dashboard ranjang.

SUMMER RAIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang