• SUMMER RAIN • 20

232 31 0
                                    

• M A R R I E D •

Pagi ini lonceng gereja berbunyi. Pagi yang cerah dan lengang dengan mobil-mobil yang terparkir rapi dihalaman gereja yang dipenuhi oleh bunga dan kapas-kapas kecil serta beratapan langit biru yang cerah. Dua minggu setelah mereka membeli cincin, hari sakral ini diadakan juga.

Siapa yang menyebar undangan?

Tentu saja Sai!

Pria pucat itu memberikan undangan melalui grup chat polisi dan datang ke kantor. Dan tahu bagaimana reaksi mereka semua?

Tentu saja terkejut!

Setelah Sai memberitahu faktanya, ada yang percaya ada yang tidak percaya. Bahkan saat Sai menceritakannya, Naruto pingsan karena terkejut. Dia pikir, Sai sudah menjadi tulang belulang sehabis disantap ikan buas di laut dalam sana atau mati kedinginan karena tenggelam.

Hingga akhirnya Sai berusaha meyakinkan mereka. Yaitu mengumbar aib ( kejadian memalukan ) mereka semua hingga percaya.

Begitu pula dengan Deidara, lelaki itu juga sama terkejutnya setelah mengetahui Sai kembali. Dia sudah berada disini, yang akan menjadi wali adik sepupunya di hari sakral ini. Sementara Sai sendiri bersama Ibu panti, Ren. Wanita berparas cantik meskipun sudah berusia 40 tahun.

Ino berdiri didekat jendela, dia belum pergi ke aula gereja. Dia masih di ruang rias. Manik aquamarine-nya menatap keluar, dimana langsung berhadapan dengan halaman luar. Banyak orang memakai jas atau gaun pesta yang cantik, menghadiri pernikahannya.

Ino mencubit pipinya sendiri. Sakit, ini bukan mimpi, 'kan? Dia tidak menyangka akan menikah di umur 27 tahun. Pucuk pirang itu mendongkak, menatap langit yang terbentang disana dengan wajah pedih dan bahagia bercampur menjadi satu.

"Ayah, ibu, Ino sudah menikah. Apa kalian senang?" Monolognya. Senyumnya terpatri indah menatap langit sana. "Ayah, Ibu, kalian akan menjaga Ino dari sana, 'kan? Ino bahagia hari ini, sangat bahagia. Sekarang, hidup Ino yang baru akan dimulai. Dimana Ino yang sudah menjadi ibu yang baik nanti, Ino akan berusaha. Terimakasih atas doa kalian disana." Perlahan, setetes air mata turun dari matanya. Gadis itu langsung menghapusnya dengan kasar.

Dia tidak boleh bersedih di hari yang bahagia ini.

"Ino,"

Satu suara baritone terdengar dari belakang. Gadis pirang itu memutarkan tubuhnya dan menatap Deidara, yang baru saja memanggilnya tadi.

"Acaranya akan dimulai, ayo kita keluar." Ajak Deidara. Ino berjalan menghampiri pria itu dan memakai tudung putihnya. Gadis itu menghembuskan nafasnya dalam-dalam dan menghembusnya sembari tersenyum lega.

"Baiklah, aku siap." Gumamnya lalu mengamit tangan Deidara dan membiarkan pria itu membawanya keluar.

Semua keluarga Yamanaka juga mempercayai kepada Ino kepada Sai saat Deidara menceritakan sebuah kejadian besar yang nyaris membuat Sai meninggal. Saat pesawat jatuh.

Ino berjalan pelan dengan Deidara disampingnya. Semua orang menatap Ino dengan kagum, gadis itu seperti dewi yunani yang sangat cantik.

Ino membiarkan rambut pirang yang biasanya dia kuncir tergerai indah. Rambutnya memang panjang, gadis itu tidak pernah sekalipun untuk memotongnya menjadi pendek. Dia menggunakan gaun khas pengantin berwarna putih panjang tanpa lengan. Ditambah dengan sarung tangan putih panjang dari sikut serta sebuah mahkota yang berbentuk bunga menghiasi kepalanya.

SUMMER RAIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang